Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Sinusitis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Sinusitis adalah peradangan atau pembengkakan jaringan yang melapisi permukaan rongga sinus. Sinus yang sehat terisi dengan udara, tetapi jika rongga tersumbat dan terisi cairan, kuman dapat tumbuh dan menyebabkan infeksi.

Sinus adalah rongga kecil yang saling terhubung di dalam tulang tengkorak. Mereka terletak di tulang dahi, tulang pipi, kedua sisi batang hidung, dan belakang mata. Penjelasan lebih lengkap tentang penyebab, gejala, pengobatan, dan diagnosis sinusitis ada di bawah ini.

Jenis Sinusitis

Sinusitis terdiri dari dua jenis:

1. Sinusitis Akut

Ini adalah peradangan sementara pada sinus. Ketika Anda pilek atau alergi, selaput lendir hidung membengkak dan menghalangi aliran lendir yang normal di rongga sinus.

2. Sinusitis Kronis

Jenis ini terjadi ketika gejalanya menjadi sering atau lebih buruk. Jika Anda memiliki lebih dari tiga infeksi sinus dalam setahun atau gejala lebih dari 12 minggu, Anda menderita sinusitis kronis. Lebih dari 50% penderita asma berat juga dapat mengalami penyakit ini.

Penyebab Sinusitis

Penyumbatan sinus umumnya disebabkan oleh flu, rinitis alergi, polip hidung, atau deviasi septum.

1. Kondisi Kesehatan

Meskipun sebagian besar sinusitis disebabkan oleh infeksi virus, kondisi kesehatan lainnya seperti asma, infeksi bakteri, atau alergi juga dapat menyebabkannya. Penyebab umum lainnya meliputi cystic fibrosis, HIV, dan penyakit yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh.

2. Paparan Zat Kimia

Iritasi akibat paparan zat kimia juga dapat menyebabkan sinusitis. Polusi udara, semprotan pestisida, disinfektan, dan deterjen rumah tangga dapat menyebabkan pembengkakan dan penyumbatan selaput hidung, yang berakibat pada penyempitan saluran drainase sinus.

Sinusitis mirip dengan flu, tetapi keduanya berbeda. Untuk informasi lebih lanjut tentang flu, silakan kunjungi tautan berikut.

Gejala Sinusitis

Sinusitis kronis dan akut memiliki gejala yang serupa. Sinusitis akut terjadi selama infeksi sinus yang berlangsung sementara, sedangkan sinusitis kronis berlangsung setidaknya 12 minggu.

1. Gejala Sinusitis Akut

Jika Anda mengalami dua atau lebih gejala berikut, Anda mungkin menderita sinusitis akut:

  • Nyeri wajah saat ditekan.
  • Hidung berair.
  • Hilangnya penciuman.
  • Batuk.
  • Kelelahan berlebihan.
  • Nyeri gigi.

2. Gejala Sinusitis Kronis

Gejala sinusitis kronis berlangsung selama 12 minggu atau lebih dan meliputi:

  • Perasaan penuh di wajah.
  • Hidung tersumbat.
  • Perubahan warna lendir hidung.
  • Sakit kepala dan sakit gigi.
  • Bau mulut.
  • Demam.
  • Kelelahan.

Gejala yang memburuk termasuk sakit kepala, leher kaku, penglihatan ganda, dan penurunan kesadaran. Jika mengalami gejala ini, segera periksa ke rumah sakit.

Diagnosis Sinusitis

Dokter spesialis THT dapat mendiagnosis sinusitis berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Jika kondisi parah, CT scan dapat digunakan untuk mendeteksi komplikasi.

Metode diagnosis lainnya termasuk:

1. Tes Pencitraan

CT scan atau MRI scan dapat digunakan untuk melihat peradangan dalam yang sulit terdeteksi dengan endoskopi.

2. Endoskopi

Endoskopi menggunakan alat berupa tabung panjang dan fleksibel yang dilengkapi dengan sumber cahaya dan kamera. Alat ini digunakan untuk melihat bagian dalam sinus.

3. Tes Alergi

Jika alergi diduga menjadi penyebab sinusitis kronis, tes kulit dapat digunakan untuk mendeteksi alergen yang bertanggung jawab terhadap kondisi sinus.

Pengobatan Sinusitis

Jika Anda memiliki infeksi sinus ringan, dokter biasanya akan merekomendasikan pencuci hidung yang mengandung dekongestan dan garam. Namun, dekongestan tidak boleh digunakan lebih dari 3 hari karena dapat memperburuk kondisi.

Pengobatan sinusitis di rumah meliputi:

1. Minum Air Putih Banyak

Minum banyak air membantu mengurangi lendir dan melonggarkan rongga sinus.

2. Menghirup Uap Panas

Menghirup uap dari air panas atau minuman panas dapat meredakan sinusitis.

3. Mengatur Posisi Kepala

Tidur dengan kepala lebih tinggi dari tubuh membantu mengurangi penumpukan lendir di sinus.

4. Cairan Saline

Semprotan saline dapat digunakan untuk mengurangi lendir sinus.

  • Cuci tangan dan hidung sebelum menggunakan semprotan saline.
  • Tegakkan kepala dan semprotkan saline pada setiap lubang hidung, sambil menutup lubang hidung yang lain.
  • Bersihkan hidung setelah beberapa menit dan hindari bersin.
  • Bersihkan ujung botol saline dengan lap hangat atau tisu.

5. Obat Penghilang Rasa Sakit

Obat seperti aspirin atau asetaminofen dapat meredakan rasa sakit dan demam sinusitis.

6. Dekongestan

Dekongestan dapat meredakan hidung tersumbat. Namun, penggunaan dekongestan jangka panjang dapat menyebabkan efek samping seperti peningkatan tekanan darah, kegelisahan, dan sulit tidur.

Semprotan hidung yang mengandung fenilefrin atau oxymetazoline tidak memiliki efek samping seperti dekongestan, tetapi penggunaannya yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi hidung atau ketergantungan.

7. Steroid Hidung

Steroid hidung dapat digunakan untuk mengurangi peradangan sinus. Penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk dan harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika memiliki alergi atau sinusitis yang parah.

8. Antibiotik

Dokter dapat meresepkan antibiotik untuk infeksi sinus bakteri yang parah.

Pencegahan

Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah sinusitis:

1. Bersihkan Hidung Setiap Hari

Basuh hidung dengan air lembut untuk membersihkan lendir berlebih dan melembapkan selaput hidung. Bersihkan hidung di pagi dan malam hari, dan gunakan semprotan saline di siang hari.

2. Minum Air yang Banyak

Minum air untuk mengurangi lendir dalam tubuh. Bawa botol air saat bepergian untuk minum sepanjang hari.

3. Menghirup Uap

Menghirup uap air hangat atau mandi air hangat dapat mencegah sinusitis.

4. Hindari Lingkungan yang Kering

Gunakan pelembap di rumah atau kamar tidur untuk mencegah kekeringan di saluran hidung. Pastikan pelembap bersih dan bebas bakteri serta jamur.

5. Tidur dengan Kepala Terangkat

Tidur dengan kepala sedikit terangkat untuk mencegah penumpukan lendir di sinus saat tidur telentang.

Referensi

  1. Anonim. 2015. Sinusitis (Sinus Infection or Sinus Inflammation). URL: https://www.aafa.org/sinusitis-sinus-infection/ (Diakses pada 5 September 2019).
  2. Anonim. 2019. Sinusitis. URL: https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/sinusitis (Diakses pada 5 September 2019).
  3. Anonim. 2020. What to do about sinusitis. URL: https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/what_to_do_about_sinusitis (Diakses pada 16 Desember 2019)
  4. Mayo Clinic Staff. 2019. Chronic sinusitis. URL: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-sinusitis/symptoms-causes/syc-20351661 (Diakses pada 5 September 2019).
  5. Martin, Laura J., 2018. What Is Sinusitis?. URL: https://www.webmd.com/allergies/sinusitis-and-sinus-infection#1 (Diakses pada 5 September 2019).

About The Author

Tak Disangka, Ini Dia 11 Manfaat Ciplukan untuk Kesehatan