Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Sindrom Sjogren: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Myles Bannister

Sindrom Sjogren adalah gangguan autoimun kronis yang mempengaruhi kelenjar penghasil cairan seperti kelenjar air mata, kelenjar air liur, dan jaringan eksokrin lainnya. Yuk, ketahui lebih lanjut mengenai sindrom Sjogren.

Apa Itu Sindrom Sjogren?

Sindrom Sjogren adalah kelainan kronis pada sistem kekebalan tubuh yang memengaruhi kelenjar penghasil cairan seperti kelenjar air mata, kelenjar air liur, dan jaringan eksokrin lainnya. Pada sindrom Sjogren, sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar yang memproduksi cairan, menyebabkan penurunan produksi air liur dan air mata.

Sindrom Sjogren juga dapat menyebabkan kekeringan pada mulut, hidung, kulit, saluran pernapasan bagian atas, mata, vagina, dan selaput lendir. Gangguan ini lebih umum terjadi pada orang berusia di atas 40 tahun.

Gejala Sindrom Sjogren

Gejala sindrom Sjogren umumnya meliputi:

  • Mata kering
  • Hidung kering
  • Mulut kering
  • Sulit menelan atau bicara
  • Kelelahan
  • Nyeri sendi

Selain itu, sindrom Sjogren juga dapat menyebabkan disfungsi organ seperti ginjal, pembuluh darah, paru-paru, liver, pankreas, sistem pencernaan, dan sistem saraf pusat. Pasien juga bisa mengalami gejala lain seperti sendi kaku atau bengkak, pembengkakan kelenjar ludah, ruam kulit, batuk kering, tenggorokan kering, sensasi mata perih, perubahan rasa atau bau, sakit kepala, kesulitan konsentrasi, kerusakan gigi, suara serak, sariawan, vagina kering, dan mati rasa.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda memiliki gejala yang mencurigakan sindrom Sjogren atau memiliki riwayat penyakit autoimun lain, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Komplikasi sindrom Sjogren juga dapat mempengaruhi organ-organ lain dalam tubuh, seperti paru-paru, hati, ginjal, kelenjar getah bening, dan sistem saraf. Oleh karena itu, penting untuk memantau gejala dan melakukan kontrol ke dokter secara teratur.

Penyebab Sindrom Sjogren

Penyebab sindrom Sjogren belum diketahui dengan pasti, namun faktor infeksi bakteri, infeksi virus, dan kelainan gen diduga memicu gangguan ini. Pada sindrom Sjogren, sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar penghasil air liur dan air mata, menyebabkan ketidakseimbangan kelembapan pada jaringan tersebut.

Faktor Risiko Sindrom Sjogren

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya sindrom Sjogren adalah:

  • Jenis kelamin: Wanita lebih rentan daripada pria.
  • Usia: Lebih umum terjadi pada orang berusia di atas 40 tahun.
  • Riwayat penyakit autoimun: Banyak pasien sindrom Sjogren juga memiliki penyakit autoimun lain seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
  • Infeksi tertentu: Infeksi virus seperti hepatitis C dan Epstein-Barr dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
  • Masalah pada sistem saraf dan sistem endokrin.
  • Menopause: Perubahan hormon selama menopause dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.

Jika Anda memiliki beberapa faktor risiko ini, Anda mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan sindrom Sjogren.

Diagnosis Sindrom Sjogren

Untuk mendiagnosis sindrom Sjogren, dokter akan menanyakan gejala yang Anda alami dan melakukan tes kesehatan seperti tes darah, tes mata, biopsi bibir, pemeriksaan mata dengan slit lamp, dye tests, salivary flow test, sialogram, skintigrafi ludah, dan pemeriksaan tambahan sesuai kebutuhan.

Jenis Sindrom Sjogren

Sindrom Sjogren dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu Sjogren primer dan Sjogren sekunder. Kedua jenis ini memiliki gejala yang sama, namun penderita Sjogren sekunder memiliki risiko gejala penyakit autoimun lain yang lebih tinggi.

Pengobatan Sindrom Sjogren

Belum ada obat yang dapat menyembuhkan sindrom Sjogren, namun ada beberapa perawatan dan obat yang dapat membantu mengontrol gejala, seperti:

1. Perawatan di Rumah

Anda bisa mengatasi gejala mulut kering dengan sering minum air, mengunyah permen karet, menggunakan air liur artifisial, dan berkonsultasi dengan dokter gigi. Untuk mengatasi mata kering, Anda dapat menggunakan obat tetes mata atau air mata buatan. Sedangkan untuk mengatasi hidung dan kulit kering, Anda bisa menggunakan humidifier, pelembap gel hidung, dan menjaga kelembapan kulit.

2. Obat-obatan Medis

Dokter mungkin akan meresepkan obat seperti cyclosporine atau lifitegrast untuk meningkatkan kelembapan mata, pilocarpine atau cevimeline untuk meningkatkan produksi air liur, serta obat-obatan lain untuk mengatasi gejala spesifik yang Anda alami.

Komplikasi Sindrom Sjogren

Sindrom Sjogren dapat menyebabkan komplikasi seperti gigi berlubang, radang gusi, kerusakan kornea, peradangan di paru-paru, hati, ginjal, kelenjar getah bening, dan gangguan saraf. Namun, dengan pengelolaan yang baik, penderita sindrom Sjogren dapat hidup sehat dan normal.

Pencegahan Sindrom Sjogren

Tidak ada cara yang dapat mencegah sindrom Sjogren secara spesifik, namun Anda dapat mengendalikan gejalanya dengan menjaga kelembapan mata dan mulut. Tetaplah menjalani kontrol rutin ke dokter jika Anda memiliki riwayat gangguan autoimun atau gejala yang mencurigakan.

Itulah penjelasan mengenai sindrom Sjogren. Jika Anda memiliki gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Referensi:

  1. Felman, Adam. 2018. What you need to know about Sjogren’s syndrome. https://www.medicalnewstoday.com/articles/233747. (Diakses pada 18 Agustus 2020).
  2. Mayo Clinic. 2020. Sjogren’s syndrome. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sjogrens-syndrome/diagnosis-treatment/drc-20353221. (Diakses pada 18 Agustus 2020).
  3. Sjogrens. 2020. Understanding Sjogren’s. https://www.sjogrens.org/understanding-sjogrens. (Diakses pada 18 Agustus 2020).
  4. WebMD. 2020. Sjogren’s Syndrome. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/sjogrens-syndrome#1-1. (Diakses pada 18 Agustus 2020).

About The Author

11 Ciri Nyamuk Demam Berdarah (DBD) yang Harus Diwaspadai

Amiloidosis: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan, dll