Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Sepsis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Sepsis adalah respons sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi yang sangat aktif dan ekstrem. Ini bisa menjadi kondisi yang mengancam jiwa karena dapat merusak organ tubuh. Simak gejala, penyebab, dan pengobatannya di bawah ini!

Apa itu Sepsis?

Sepsis terjadi ketika respons sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi menjadi terlalu aktif dan ekstrem. Saat terkena infeksi, sistem kekebalan tubuh melepaskan protein dan bahan kimia untuk melawan infeksi tersebut. Sepsis adalah kondisi medis darurat yang serius dan dapat mengancam jiwa.

Sebagian besar infeksi yang menyebabkan sepsis disebabkan oleh bakteri. Namun, infeksi lain seperti COVID-19, influenza, dan infeksi jamur juga dapat menyebabkan sepsis.

Sepsis terjadi karena inflamasi yang meluas di seluruh tubuh. Inflamasi dan pembekuan darah selama sepsis dapat mengganggu aliran darah yang mempengaruhi organ-organ penting tubuh dan dapat menyebabkan kegagalan organ dan bahkan kematian.

Gejala Sepsis

Jika Anda mengalami gejala sepsis, sangat penting untuk segera mendapatkan perawatan medis. Pengobatan dini dapat meningkatkan peluang pemulihan.

Berikut adalah beberapa gejala sepsis berdasarkan tingkat keparahannya:

1. Gejala sepsis ringan

Gejala sepsis ringan dapat mencakup:

  • Demam.
  • Kesulitan bernapas.
  • Kebingungan atau disorientasi.
  • Detak jantung cepat atau tekanan darah rendah.
  • Rasa sakit yang hebat.
  • Kulit berkeringat.

Gejala ini dapat keliru dengan gejala kondisi lain seperti pneumonia, COVID-19, atau kanker.

Gejala sepsis juga sulit diidentifikasi pada bayi, anak-anak, dan orang dengan masalah komunikasi dan demensia.

Jika Anda mencurigai gejala sepsis, segera cari bantuan medis dan lakukan diagnosis yang tepat.

2. Gejala sepsis berat

Sepsis berat dapat menyebabkan kegagalan organ. Beberapa tanda dan gejala sepsis berat termasuk:

  • Kesulitan bernapas.
  • Kulit kebiruan, terutama pada bibir, jari tangan, dan jari kaki.
  • Menggigil karena suhu tubuh yang rendah.
  • Pembuangan urine yang berkurang.
  • Pusing.
  • Gangguan kemampuan berpikir.
  • Kelemahan yang parah.
  • Jumlah trombosit yang rendah.
  • Gangguan fungsi jantung.
  • Ketidaksadaran.

3. Gejala syok septik (septikemia)

Sepsis dapat berkembang menjadi sepsis berat dan syok septik dengan cepat, yang dapat mengancam jiwa.

Beberapa gejala syok septik dan sepsis berat termasuk kesulitan bernapas yang parah, kebingungan akut, dan kulit kebiruan. Tanda utama syok septik adalah tekanan darah sangat rendah.

Penyebab Sepsis

Infeksi bakteri adalah penyebab sepsis yang paling umum dan penyebab infeksi darah. Setiap infeksi dapat menyebar ke paru-paru, saluran kemih, atau area perut dan menyebabkan sepsis.

Penelitian menunjukkan peningkatan kasus sepsis akibat infeksi jamur. Orang yang lebih tua memiliki risiko lebih tinggi karena penuaan dan dampaknya pada sistem kekebalan tubuh. Risiko sepsis juga meningkat setelah operasi.

Beberapa penyebab sepsis dan infeksi darah meliputi:

  • Pneumonia.
  • Infeksi perut.
  • Infeksi ginjal.
  • Infeksi dalam aliran darah.

Orang lanjut usia dengan kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap sepsis dan infeksi darah.

Faktor Risiko Sepsis

Beberapa faktor risiko sepsis meliputi:

  • Kekebalan tubuh yang lemah.
  • Penyakit kronis seperti diabetes, gangguan ginjal, penyakit hati, AIDS, dan kanker.
  • Luka parah, termasuk luka bakar parah.

Kerentanan terhadap sepsis semakin meningkat karena beberapa alasan, termasuk banyaknya prosedur invasif dan transplantasi organ, penggunaan obat imunosupresan, dan meningkatnya resistensi terhadap antibiotik.

Diagnosis Sepsis

Tes darah adalah salah satu tes pertama yang mungkin dilakukan untuk mendiagnosis sepsis. Tes darah ini digunakan untuk mengecek adanya infeksi, masalah pembekuan darah, fungsi hati atau ginjal yang tidak normal, kadar oksigen dalam darah, dan ketidakseimbangan elektrolit yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan keasaman darah.

Berdasarkan gejala dan hasil tes darah, dokter mungkin akan melakukan tes lain seperti tes urine untuk memeriksa bakteri dalam urine, tes sekresi luka untuk memeriksa infeksi pada luka terbuka, dan tes sekresi lendir untuk mengidentifikasi kuman penyebab infeksi.

Jika dokter tidak dapat menemukan sumber infeksi melalui tes tersebut, mungkin diperlukan pemeriksaan lebih lanjut menggunakan rontgen dada, CT scan, ultrasonografi, atau MRI.

Cara Mengobati Sepsis

Pengobatan sepsis pada tahap awal biasanya melibatkan pemberian antibiotik. Namun, pada tahap lanjut, perawatan intensif di rumah sakit mungkin diperlukan. Beberapa bentuk perawatan yang bisa dilakukan termasuk pemberian cairan intravena, penggunaan vasopressor, pemakaian jalur sentral, dialisis ginjal, dan perawatan tambahan lainnya sesuai kebutuhan organ tubuh.

Pada kasus sepsis berat, kemungkinan diperlukan tindakan pembedahan untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi dan rusak.

Cara Mencegah Sepsis

Mengurangi risiko infeksi yang dapat menyebabkan sepsis dan infeksi darah dapat dilakukan melalui tiga langkah umum yang direkomendasikan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Hal ini sangat penting bagi orang muda, lanjut usia, dan orang yang rentan terhadap komplikasi infeksi.

Berikut adalah beberapa cara mencegah sepsis:

  • Mendapatkan vaksinasi yang direkomendasikan, seperti vaksin flu dan pneumonia.
  • Menjaga kebersihan dengan cara yang baik, seperti mencuci tangan secara teratur dan membersihkan luka untuk mencegah infeksi.
  • Mengenali gejala sepsis dan mendapatkan perawatan medis segera jika Anda mengalami gejala seperti demam, detak jantung cepat, napas cepat, ruam, kebingungan, dan disorientasi.

Referensi

  1. Anonim. 2021. Sepsis. [Sumber]. Diakses pada 30 Agustus 2022.
  2. Dunkin, Mary A. 2020. Sepsis. [Sumber]. Diakses pada 30 Agustus 2022.
  3. MacGill, Markus. 2020. Sepsis: What you need to know. [Sumber]. Diakses pada 30 Agustus 2022.
  4. O’Connell, Krista dan Carly V. 2022. Sepsis Symptoms, Causes and Recovery. [Sumber]. Diakses pada 30 Agustus 2022.

About The Author

Sebenarnya, Jeroan Ada Manfaatnya Nggak Sih?

6 Enzim Pencernaan dan Fungsinya