Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Selective Mutism: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Myles Bannister

Selective mutism adalah gangguan kecemasan yang terjadi di masa anak-anak dan ditandai dengan ketidakmampuan untuk berbicara atau berkomunikasi dalam kondisi tertentu. Simak penjelasan mengenai gejala hingga cara mengatasinya, selengkapnya di bawah ini.

Apa itu Selective Mutism?

Selective mutism adalah gangguan kecemasan parah yang membuat seseorang tidak dapat berbicara dalam situasi sosial tertentu, seperti dengan teman sekolah atau kerabat yang jarang bertemu.

Kondisi biasanya dimulai pada masa anak-anak dan jika tidak ditangani dengan serius, kondisi ini dapat berlanjut hingga dewasa. Seseorang dengan gangguan ini tidak memilih untuk tidak berbicara, namun keadaan membuatnya benar-benar tidak dapat berbicara.

Harapan untuk berbicara dengan orang-orang tertentu memicu freeze response dengan perasaan panik—seperti demam panggung yang parah—yang membuat seseorang tidak bisa berbicara.

Gejala Selective Mutism

Berikut ini adalah beberapa gejala yang umumnya terjadi pada anak yang mengalami gangguan ini:

  • Ekspresi keinginan untuk berbicara yang tertahan oleh kecemasan, ketakutan, atau rasa malu.
  • Gelisah, menghindari kontak mata, kurang bergerak atau kurang ekspresi ketika dalam situasi yang membuatnya takut.
  • Ketidakmampuan untuk berbicara di sekolah dan situasi sosial tertentu lainnya.
  • Penggunaan komunikasi non verbal untuk mengekspresikan kebutuhan (misalnya, menganggukkan kepala atau menunjuk)
  • Rasa malu, takut pada orang, dan keengganan untuk berbicara antara usia 2 tahun sampai 4 tahun.
  • Berbicara dengan mudah dalam situasi tertentu (misalnya, di rumah atau dengan orang yang dikenal), tetapi tidak pada orang lain (misalnya, di sekolah atau dengan orang yang tidak dikenal).

Anak-anak yang terkena dampak lebih parah cenderung menghindari segala bentuk komunikasi baik lisan, tulisan, atau isyarat.

Beberapa anak mungkin berhasil merespons dengan beberapa kata, atau terkadang berbicara dengan suara yang diubah seperti bisikan.

Penyebab Selective Mutism

Kondisi ini cenderung langka dan faktor risikonya tidak sepenuhnya dipahami. Namun, penelitian menunjukkan bahwa gangguan ini terkait dengan kecemasan sosial yang ekstrem dan kecenderungan genetik. Seperti semua gangguan mental, tidak mungkin hanya ada satu penyebab tunggal yang mendasarinya.

Seorang anak yang mengembangkan kondisi ini biasanya:

  • Cenderung sangat pemalu.
  • Mungkin memiliki gangguan kecemasan.
  • Takut memalukan diri sendiri di depan orang lain.

Penyebab potensial lainnya termasuk temperamen dan lingkungan. Anak-anak yang perilakunya terhambat atau memiliki kesulitan bahasa mungkin lebih rentan untuk terkena kondisi ini. Orang tua yang memiliki kecemasan sosial dan behavioral inhibition juga dapat berperan.

Selective mutism sering terjadi bersamaan dengan gangguan lain termasuk kecemasan, depresi, keterlambatan perkembangan, masalah bahasa, gangguan obsesif kompulsif, dan gangguan panik.

Perlu diketahui bahwa banyak orang dewasa yang melihat anak dengan kondisi ini dianggap sebagai kondisi manipulatif atau terkait dengan autisme. Padahal, tidak ada hubungan antara selective mutism dan autisme, meskipun bisa saja dalam seorang anak terdapat kondisi keduanya.

Cara Mengatasi Selective Mutism

Selective mutism dapat merespons pengobatan dengan baik jika dideteksi lebih awal. Jika anak Anda diam di sekolah selama dua bulan atau lebih, penting agar perawatan segera dimulai.

Jika keadaan ini tidak dideteksi sejak dini, ada risiko anak akan terbiasa tidak berbicara, dan akibatnya anak tersebut bisa memiliki gaya hidup yang pendiam, yang sulit untuk diubah.

Perawatan untuk kondisi ini mungkin termasuk psikoterapi, pengobatan, atau kombinasi keduanya.

Psikoterapi

Perawatan umum untuk selective mutism adalah penerapan behavior management program. Program ini melibatkan teknik seperti desensitisasi dan penguatan positif, yang diterapkan baik di rumah maupun di sekolah di bawah pengawasan seorang psikolog.

Terapi Perilaku Kognitif

Cognitive behavioural therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif membantu seseorang fokus pada pola pikir mereka tentang diri sendiri, dunia, dan orang lain, serta bagaimana pandangan mereka tentang hal-hal tersebut memengaruhi pikiran dan perasaan mereka. CBT juga menantang ketakutan dan prasangka melalui paparan bertingkat.

CBT dilakukan oleh profesional kesehatan mental dan lebih cocok untuk remaja (terutama mereka yang mengalami gangguan kecemasan sosial) dan orang dewasa yang tumbuh dengan selective mutism.

Pengobatan

Pada kasus yang parah, kronis, atau tidak merespons metode lain, pengobatan mungkin menjadi pilihan yang tepat. Konsultasi dengan dokter diperlukan untuk menentukan obat yang sesuai dengan kondisi.

Pesan untuk Orang Tua

Setelah mengetahui upaya pengobatan seperti yang dijelaskan di atas, hal penting lain yang harus dipahami oleh setiap orang tua yang memiliki anak dengan kondisi ini adalah jangan memaksa anak untuk berbicara, dan pahami kesulitan yang dihadapinya.

Beri tahu anak bahwa ia dapat mengambil langkah-langkah kecil saat merasa siap, dan meyakinkan anak bahwa hal tersebut dapat membuat berbicara menjadi lebih mudah.

Selain itu, jangan memuji anak di depan umum karena hal ini dapat menyebabkan rasa malu. Berikan pujian ketika Anda berdua saja dengan anak. Pertimbangkan juga memberikan hadiah khusus untuk pencapaian yang dilakukan oleh anak.

Referensi

  1. Anonim. Selective mutism. https://www.nhs.uk/mental-health/conditions/selective-mutism/. (Diakses pada 28 Januari 2022).
  2. Cuncic, Arlin. 2020. What Is Selective Mutism?. https://www.verywellmind.com/what-is-selective-mutism-3024702. (Diakses pada 28 Januari 2022).

About The Author

Manfaat Buah Aprikot untuk Kesehatan dan Wajah yang Glowing

20 Penyebab Sakit Dada Sebelah Kiri (Tak Selalu Jantung)