Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Scleroderma: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Komplikasi

Myles Bannister

Scleroderma adalah penyakit autoimun yang mempengaruhi kulit, pembuluh darah, dan organ dalam tubuh. Gejala dapat bervariasi dari ringan hingga mengancam nyawa. Berikut adalah informasi tentang gejala, penyebab, pengobatan, dan komplikasi dari penyakit ini.

Apa Itu Scleroderma?

Scleroderma adalah penyakit autoimun yang mempengaruhi jaringan ikat di bawah kulit, organ dalam tubuh, dan pembuluh darah. Penyakit ini terjadi ketika sistem imun membuat tubuh menghasilkan protein kolagen secara berlebihan. Kolagen merupakan komponen penting dalam pembentukan kulit.

Scleroderma dapat menyebabkan penebalan dan pengerasan kulit, pembentukan bekas luka pada paru-paru atau ginjal, dan pembekuan pembuluh darah yang mengganggu fungsi normalnya.

Penyakit ini tidak menular dan terjadi lebih sering pada wanita daripada pria, terutama pada usia antara 30 dan 50 tahun.

Jenis dan Gejala Scleroderma

Scleroderma memiliki dua jenis yang memiliki tingkat keparahan yang berbeda, yaitu scleroderma lokal dan sklerosis sistemik. Scleroderma lokal memiliki tingkat keparahan yang lebih ringan dan cenderung membaik seiring waktu, sedangkan sklerosis sistemik dapat menyebabkan kondisi yang parah dan mengancam nyawa.

Berikut adalah beberapa gejala scleroderma berdasarkan jenisnya:

1. Gejala Scleroderma Lokal

Jenis ini adalah yang paling ringan dan umumnya terjadi pada anak-anak, namun juga dapat terjadi pada usia berapa pun. Scleroderma lokal hanya mempengaruhi kulit dan dapat menyebabkan munculnya bercak-barcak yang menebal dan mengeras pada kulit.

Gejala bercak-barcak kulit ini tergantung pada jenis scleroderma lokal, seperti morphoea dan linear. Setiap jenis memiliki ciri-ciri yang berbeda.

Morphoea:

  • Bercak oval yang muncul di bagian tubuh mana pun.
  • Bercak terasa gatal.
  • Bercak kulit berubah warna dari ungu atau merah menjadi putih.
  • Bercak kulit terasa kencang dan tidak ditumbuhi bulu.
  • Bercak mungkin membaik seiring waktu dan tidak membutuhkan perawatan.

Linear:

  • Kulit yang mengeras membentuk garis-garis di sepanjang wajah, kulit kepala, kaki, atau lengan.
  • Penebalan dan pengerasan kulit dapat mempengaruhi tulang dan otot.
  • Bercak linear dapat membaik setelah beberapa tahun, namun dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan permanen.

2. Gejala Sklerosis Sistemik

Sklerosis sistemik tidak hanya mempengaruhi kulit, tetapi juga organ dalam seperti paru-paru, ginjal, dan jantung. Biasanya terjadi pada wanita antara usia 30 dan 50 tahun. Gejala sklerosis sistemik tergantung pada jenisnya, yaitu limited cutaneous systemic sclerosis dan diffuse systemic sclerosis.

Limited Cutaneous Systemic Sclerosis:

  • Jenis ini lebih ringan dan hanya mempengaruhi kulit tangan, lengan bawah, kaki, tungkai bawah, dan wajah, tetapi juga dapat mempengaruhi paru-paru dan sistem pencernaan.
  • Sindrom Raynaud adalah gejala awal yang ditandai dengan perubahan warna kulit jari tangan dan kaki menjadi pucat saat terkena suhu dingin.
  • Penebalan dan pengerasan kulit, bintik merah pada kulit, benjolan keras di bawah kulit, kesulitan menelan, dan mulas.
  • Kondisi ini cenderung memburuk secara bertahap seiring waktu, tetapi biasanya lebih ringan daripada diffuse systemic sclerosis dan dapat diobati.

Diffuse Systemic Sclerosis:

  • Lebih sering terjadi pada organ dalam tubuh.
  • Perubahan warna kulit dapat terjadi di seluruh tubuh.
  • Gejala lainnya termasuk penurunan berat badan, kelelahan, nyeri sendi, dan kekakuan otot dan sendi.
  • Gejalanya muncul secara tiba-tiba dan memburuk dengan cepat selama beberapa tahun pertama, tapi kemudian kondisi kulit membaik perlahan.

Pada beberapa kasus sklerosis sistemik, organ dalam seperti jantung, paru-paru, atau ginjal dapat terkena. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah serius seperti sesak napas, tekanan darah tinggi, dan hipertensi paru-paru.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami sindrom Raynaud atau gejala scleroderma lainnya yang telah dijelaskan di atas, terutama jika terjadi pada wanita usia subur. Juga penting untuk mencari perhatian medis jika memiliki riwayat keluarga dengan skleroderma karena memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini.

Penyebab Scleroderma

Scleroderma disebabkan oleh produksi kolagen yang berlebihan dalam tubuh. Kolagen adalah protein serat yang membentuk jaringan ikat di tubuh, termasuk kulit dan organ dalam. Tidak diketahui secara pasti apa yang menyebabkan produksi kolagen yang tidak normal, tetapi gangguan sistem kekebalan tubuh diduga menjadi pemicunya. Faktor risiko lainnya termasuk jenis kelamin, masalah sistem kekebalan tubuh, dan faktor genetik.

Faktor Risiko Scleroderma

Siapa pun bisa terkena skleroderma, tetapi lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena skleroderma, antara lain:

  • Berusia 30-50 tahun.
  • Wanita cenderung lebih mungkin terkena skleroderma.
  • Riwayat keluarga dengan skleroderma.
  • Gangguan sistem kekebalan tubuh.
  • Paparan terhadap virus, pengobatan, atau obat-obatan tertentu.
  • Paparan berulang terhadap zat atau bahan kimia berbahaya, seperti di lingkungan kerja.

Diagnosis Scleroderma

Mendiagnosis scleroderma bisa sulit karena penyakit ini memiliki banyak bentuk dan mempengaruhi berbagai bagian tubuh. Langkah awal dalam mendiagnosis adalah dengan bertanya tentang gejala yang dialami pasien dan riwayat kesehatan pasien dan keluarganya. Pemeriksaan fisik juga digunakan untuk mengevaluasi kondisi kulit yang menebal dan mengeras di beberapa bagian tubuh.

Beberapa tes dapat digunakan untuk memastikan diagnosis, termasuk tes darah untuk membantu mempelajari antibodi khusus yang biasanya ditemukan pada pasien dengan scleroderma. Tes fungsi paru-paru, CT scan dada, biopsi kulit, elektrokardiogram, ekokardiogram, dan sinar-X juga dapat dilakukan.

Cara Mengobati Scleroderma

Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini sepenuhnya, tetapi ada beberapa pilihan pengobatan untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

1. Obat-obatan

Obat-obatan tertentu dapat membantu meredakan rasa sakit, mengurangi peradangan, dan memperlambat perubahan pada kulit dan organ dalam. Beberapa obat yang mungkin digunakan termasuk obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), kortikosteroid, vasodilator, imunosupresan, antibiotik, dan antasida.

2. Terapi

Terapi fisik dan terapi fototerapi dapat membantu menjaga fleksibilitas kulit dan sendi serta mengurangi gejala dan perubahan kulit yang parah. Terapi fisik melibatkan latihan kekuatan dan rentang gerak untuk membantu menjaga fungsi sehari-hari, sedangkan fototerapi menggunakan sinar ultraviolet buatan untuk mengurangi perubahan kulit yang parah.

3. Operasi

Jika penyakit scleroderma tidak bisa dikendalikan dengan obat-obatan dan terapi, operasi mungkin diperlukan jika kondisinya parah dan menyebabkan komplikasi yang berbahaya. Beberapa tindakan operasi yang mungkin dilakukan meliputi amputasi untuk mengatasi luka yang parah pada jari akibat sindrom Raynaud, atau transplantasi paru-paru jika terjadi kerusakan paru-paru yang signifikan.

Komplikasi Scleroderma

Scleroderma dapat menyebabkan berbagai komplikasi, mulai dari gangguan gerakan hingga masalah yang mengancam nyawa. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi termasuk keterbatasan gerakan karena pengerasan kulit, sindrom Raynaud yang dapat menyebabkan amputasi, tekanan darah tinggi di paru-paru, fibrosis paru, masalah jantung, disfungsi seksual, masalah pencernaan, hipotiroidisme, peradangan otot, infeksi, dan gagal ginjal.

Referensi

  1. Harvard Health Publishing. 2018. Scleroderma. https://www.health.harvard.edu/a_to_z/scleroderma-a-to-z. (Diakses pada 8 Juli 2020)
  2. WebMD. 2020. Scleroderma. https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/scleroderma#2-6. (Diakses pada 8 Juli 2020)
  3. NHS. 2018. Scleroderma. https://www.nhs.uk/conditions/scleroderma. (Diakses pada 8 Juli 2020)
  4. Brazier, Yvette. 2017. What you need to know about scleroderma. https://www.medicalnewstoday.com/articles/176357. (Diakses pada 8 Juli 2020)
  5. Mayo Clinic Staff. 2019. Scleroderma. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/scleroderma/symptoms-causes/syc-20351952. (Diakses pada 8 Juli 2020)

About The Author

Obat Penyubur Kandungan untuk Kesuburan Wanita

Hypertrichosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan