Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Rheumatoid Arthritis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Nyeri persendian di tangan atau kaki dapat menandakan gejala rheumatoid arthritis (RA). Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah kondisi ini? Diagnosis dini adalah langkah terbaik untuk mencegah kondisi semakin parah, oleh karena itu mempelajari tanda-tandanya adalah penting. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Rheumatoid Arthritis?

Rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun yang dapat menyebabkan nyeri sendi dan kerusakan di seluruh tubuh. Jika persendian di lengan atau kaki mengalami hal ini, sendi lainnya juga mungkin terpengaruh. Ini adalah cara dokter membedakan RA dari bentuk arthritis lainnya, seperti osteoartritis (OA).

Rheumatoid arthritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan tubuh sendiri. Berbeda dengan kerusakan akibat keausan pada osteoarthritis, kondisi ini memengaruhi lapisan sendi, menyebabkan pembengkakan yang menyakitkan yang pada akhirnya dapat menyebabkan erosi tulang dan deformitas sendi.

Gejala Rheumatoid Arthritis

Tanda dan gejala rheumatoid arthritis meliputi:

  • Pembengkakan sendi.
  • Sendi terasa kaku, kondisi lebih buruk di pagi hari atau setelah lama tidak bergerak.
  • Kelelahan, demam, dan kehilangan nafsu makan.

Rheumatoid arthritis dini cenderung memengaruhi sendi kecil terlebih dahulu, terutama jari-jari tangan dan kaki. Seiring perkembangan penyakit, gejalanya sering menyebar ke pergelangan tangan, lutut, pergelangan kaki, siku, pinggul, dan bahu. Dalam banyak kasus, gejala rheumatoid arthritis terjadi pada persendian yang sama di kedua sisi tubuh.

Sekitar 40 persen orang yang menderita gejala rheumatoid arthritis juga mengalami tanda yang tidak melibatkan persendian, termasuk kulit, mata, paru-paru, jantung, ginjal, kelenjar ludah, jaringan saraf, sumsum tulang, dan pembuluh darah.

Tanda dan gejala rheumatoid arthritis dapat bervariasi tergantung tingkat keparahan. Seiring waktu, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan dan deformitas sendi.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Setelah Anda mengetahui gejala rheumatoid arthritis seperti di atas, namun Anda bingung kapan waktu terbaik untuk berkonsultasi dengan dokter, langkah utama yang bisa dilakukan adalah apakah kondisi ini membuat Anda merasa tidak nyaman dan terjadi pembengkakan pada persendian? Jika dua hal ini Anda rasakan, konsultasi dengan dokter diperlukan.

Penyebab Rheumatoid Arthritis

Penyakit ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang synovium, yaitu selaput membran yang mengelilingi sendi. Peradangan yang dihasilkan mengentalkan synovium, yang akhirnya dapat menghancurkan tulang rawan dan tulang di dalam sendi. Tendon dan ligamen yang menyatukan sendi melemah dan meregang. Secara bertahap, sendi kehilangan bentuk dan menjadi tidak sejajar.

Sementara kondisi yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan belum diketahui dengan pasti, namun kondisi ini mungkin bisa terjadi karena faktor genetik. Meskipun gen tidak benar-benar menyebabkan rheumatoid arthritis, namun faktor ini dapat membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi virus dan bakteri tertentu yang dapat memicu penyakit ini.

Faktor Risiko

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit ini termasuk:

Jenis Kelamin

Seorang wanita lebih cenderung mengembangkan kondisi ini daripada pria.

Usia

Kondisi ini bisa terjadi pada usia berapapun, namun paling sering dimulai pada usia pertengahan (sekitar usia 34-39).

Riwayat Keluarga

Jika anggota keluarga Anda memiliki kondisi ini, Anda mungkin memiliki peningkatan risiko penyakit yang sama.

Merokok

Merokok dapat meningkatkan risiko terkena kondisi ini, terutama jika Anda memiliki kecenderungan genetik untuk terserang penyakit ini. Merokok juga dikaitkan dengan tingkat keparahan penyakit yang lebih besar.

Paparan Lingkungan

Beberapa paparan seperti asbes atau silika dapat meningkatkan risiko mengembangkan penyakit ini.

Obesitas

Orang yang kelebihan berat badan—terutama wanita berusia 55 tahun atau lebih muda—memiliki risiko yang lebih tinggi terkena penyakit ini.

Diagnosis Rheumatoid Arthritis

Pada tahap awal, mungkin sulit bagi dokter untuk mendiagnosis penyakit ini karena dapat menyerupai kondisi lain. Namun, diagnosis dan perawatan dini sangat penting untuk memperlambat perkembangan penyakit. Centers for Disease Control and Prevention merekomendasikan diagnosis dan strategi perawatan yang efektif dimulai dalam waktu 6 bulan dari timbulnya gejala rheumatoid arthritis.

Meski begitu, dokter akan melihat tanda-tanda klinis dari peradangan dan bertanya tentang lamanya kondisi ini dialami, serta seberapa parah gejala rheumatoid arthritis. Pemeriksaan fisik juga dilakukan untuk memeriksa adanya pembengkakan, keterbatasan fungsional, atau kelainan bentuk.

Beberapa tes lain mungkin direkomendasikan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, di antaranya:

Tes Darah

Tingkat sedimentasi eritrosit (ESR atau sed rate)

Tes ini menilai tingkat peradangan dalam tubuh. Tes ini mengukur seberapa cepat sel darah merah dalam tabung reaksi terpisah dari serum darah selama periode tertentu. Jika sel darah merah mengendap dengan cepat sebagai sedimen, tingkat peradangan tinggi. Tes ini berguna untuk kondisi peradangan atau infeksi lainnya.

C-reactive protein (CRP)

Organ hati menghasilkan CRP. Tingkat CRP yang lebih tinggi menunjukkan bahwa ada peradangan di dalam tubuh. Tes ini berguna untuk kondisi peradangan atau infeksi lainnya.

Anemia

Banyak orang dengan penyakit ini juga menderita anemia. Anemia terjadi ketika sel darah merah terlalu sedikit dalam darah. Sel darah merah memiliki peran penting membawa oksigen ke jaringan dan organ tubuh.

Faktor rheumatoid

Jika antibodi yang dikenal sebagai faktor rheumatoid ada dalam darah, itu dapat menunjukkan bahwa ada penyakit ini di dalam tubuh. Namun, tidak semua orang dengan tes RA positif untuk faktor ini.

Pemindaian

X-ray atau MRI sendi dapat membantu dokter mengidentifikasi jenis arthritis dan memantau perkembangan rheumatoid arthritis dari waktu ke waktu.

American College of Rheumatology merekomendasikan kriteria berikut untuk mendiagnosis RA, antara lain:

  • Pembengkakan terjadi setidaknya di satu sendi dan tidak memiliki penyebab lain.
  • Hasil dari setidaknya satu tes darah menunjukkan adanya RA.
  • Gejala rheumatoid arthritis telah hadir selama setidaknya 6 minggu.

Pengobatan Rheumatoid Arthritis

Meski tidak ada obat yang benar-benar ampuh untuk mengatasi penyakit ini, perawatan yang bisa dilakukan adalah fisioterapi. Seorang terapis dapat mengajarkan latihan yang berguna untuk menjaga sendi tetap fleksibel. Terapis juga dapat menyarankan cara-cara baru untuk melakukan tugas sehari-hari agar persendian lebih mudah bergerak.

Terapi

Beberapa orang dengan penyakit ini menggunakan terapi rheumatoid arthritis, tetapi hanya ada sedikit bukti ilmiah untuk mengonfirmasi bahwa terapi ini efektif untuk RA, di antaranya:

  • Akupunktur
  • Chiropractic
  • Elektroterapi
  • Hidroterapi
  • Pijat
  • Suplemen gizi, misalnya minyak ikan
  • Osteopati.

Obat-Obatan

Jenis-jenis obat yang direkomendasikan oleh dokter tergantung pada keparahan gejala rheumatoid arthritis dan berapa lama Anda menderita penyakit ini. Berikut ini adalah beberapa obat yang bisa digunakan, di antaranya:

Nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID)

NSAID dapat menghilangkan rasa sakit dan mengurangi peradangan. NSAID yang dijual bebas termasuk ibuprofen dan naproxen sodium. NSAID yang lebih kuat tersedia dengan resep dokter. Efek samping mungkin termasuk iritasi lambung, masalah jantung, dan kerusakan ginjal.

Steroid

Obat kortikosteroid seperti prednison dapat mengurangi peradangan dan nyeri, serta memperlambat kerusakan sendi. Efek samping mungkin termasuk penipisan tulang, penambahan berat badan, dan diabetes. Dokter sering meresepkan kortikosteroid untuk meredakan gejala akut, dengan tujuan secara bertahap mengurangi pengobatan.

Disease-modifying antirheumatic drugs (DMARD)

Obat-obatan ini dapat memperlambat perkembangan penyakit ini dan menyelamatkan sendi dan jaringan lain dari kerusakan permanen. DMARD umum termasuk metotreksat, leflunomide, hidroksi klorokuin, dan sulfasalazine.

Efek samping bervariasi tetapi mungkin termasuk kerusakan hati, penekanan sumsum tulang, dan infeksi paru-paru yang parah.

Biologic agents

Biologic agents, juga dikenal sebagai pengubah respon biologis, adalah kelas DMARD yang lebih baru. Obat-obatan ini termasuk abatacept, adalimumab, anakinra, baricitinib, certolizumab, etanercept, golimumab, infliximab, rituximab, sarilumab, tocilizumab, dan tofacitinib.

Obat-obatan ini dapat menargetkan bagian sistem kekebalan tubuh yang memicu peradangan penyebab kerusakan sendi dan jaringan. Jenis obat ini juga meningkatkan risiko infeksi. Pada orang dengan penyakit ini, dosis tofacitinib yang lebih tinggi dapat meningkatkan risiko pembekuan darah di paru-paru. Biologic DMARD biasanya paling efektif bila dipasangkan dengan Nonbiologic DMARD, seperti metotreksat.

Komplikasi Rheumatoid Arthritis

Komplikasi yang bisa terjadi akibat penyakit ini, di antaranya:

Osteoporosis

Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis dapat meningkatkan risiko osteoporosis.

Rheumatoid Nodules

Benjolan-benjolan keras dari jaringan ini paling sering terbentuk di sekitar titik-titik tekanan, seperti siku. Namun, nodul ini dapat terbentuk di mana saja di tubuh, termasuk paru-paru.

Mata dan Mulut Kering

Orang yang menderita penyakit ini lebih mungkin mengalami sindrom Sjogren, suatu kelainan yang menurunkan jumlah air di mata dan mulut.

Infeksi

Penyakit ini dan obat-obatan yang digunakan untuk memeranginya dapat merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan risiko infeksi.

Komposisi Tubuh Tidak Normal

Proporsi lemak untuk massa ramping sering lebih tinggi pada orang yang menderita penyakit ini, bahkan pada orang yang memiliki indeks massa tubuh normal.

Carpal Tunnel Syndrome

Jika penyakit ini memengaruhi pergelangan tangan, peradangan dapat menekan saraf yang melayani sebagian besar tangan dan jari.

Pencegahan Rheumatoid Arthritis

RA adalah kondisi yang tidak bisa dicegah. Namun lakukan beberapa hal ini untuk menurunkan risiko, seperti menghindari atau berhenti merokok dan menjaga berat badan yang sehat.

Pada akhirnya, gejala rheumatoid arthritis bisa menyakitkan dan kronis, sehingga dapat menyebabkan kerusakan sendi serta menyulitkan seseorang untuk melakukan tugas sehari-hari. Siapapun yang mengalami rasa sakit dan pembengkakan pada dua sendi atau lebih harus mengunjungi dokter, karena perawatan dini dapat mengur

About The Author

Ganciclovir: Fungsi, Efek Samping, Dosis, dll

Nulacta: Manfaat, Dosis, Efek Samping, dll