Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Punya Masalah Lambung Nggak Boleh Makan Cokelat?

Myles Bannister

Dampak makan cokelat bagi kesehatan lambung

Pakar kesehatan menyebut cokelat bisa memberikan dampak bagi fungsi dan kondisi lambung, terutama jika kita memiliki riwayat masalah asam lambung sebelumnya.

Berikut adalah dampak-dampak tersebut.

Cokelat bisa membuat otot sfingter esophagus menjadi lemas.

Orang-orang yang memiliki gangguan pencernaan seperti GERD atau refluks asam lambung sebaiknya menghindari cokelat karena ini dapat memicu kambuhnya masalah kesehatan tersebut.

Secara normal, di bagian bawah kerongkongan terdapat otot atau katup sfingter esophagus yang dapat menahan asam lambung agar tidak naik ke bagian atas. Namun, kandungan cokelat dapat melemaskan katup ini sehingga asam lambung lebih mudah naik. Akibatnya, asam lambung mencapai kerongkongan dan menyebabkan gejala yang sering disebut sebagai maag.

Beberapa jenis makanan atau minuman selain cokelat juga dapat melemaskan otot sfingter esophagus, seperti buah-buahan asam seperti jeruk lemon dan jeruk nipis, bawang, tomat, kopi, minuman beralkohol, minuman bersoda, dan merokok.

Cokelat tinggi kandungan lemak

Cokelat sebenarnya termasuk camilan yang sehat, namun beberapa jenis cokelat memiliki kandungan lemak tinggi yang dapat meningkatkan risiko kambuhnya gejala asam lambung.

Lemak dapat melambatkan proses pencernaan dan pengosongan lambung, sehingga lambung terus memproduksi asam secara berlebihan. Ketika ditambah dengan melemahnya otot sfingter esophagus, asam lambung naik ke kerongkongan.

Pakar kesehatan menyebut cokelat susu atau milk chocolate memiliki kandungan lemak lebih tinggi daripada cokelat hitam. Namun, cokelat hitam juga memiliki kafein yang tinggi dan dapat menyebabkan kambuhnya asam lambung. Oleh karena itu, penderita masalah asam lambung sebaiknya lebih berhati-hati dalam mengonsumsi cokelat hitam.

Tips memilih cokelat

Bagi penderita maag atau masalah asam lambung, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi cokelat. Jika diperbolehkan, sebaiknya batasi konsumsi dan pilih cokelat dengan lebih cermat agar tidak berdampak negatif pada kesehatan.

Contohnya, sebaiknya mengonsumsi cokelat hitam yang biasanya memiliki kandungan kakao dan antioksidan lebih tinggi. Namun, perlu diingat bahwa cokelat hitam juga mengandung kafein yang tinggi, sehingga konsumsinya tidak boleh berlebihan. Hindari mengonsumsi cokelat susu atau white chocolate yang biasanya sudah mengandung banyak gula dan susu.

Untuk cokelat bubuk, pastikan bahwa cokelat tersebut diolah dengan proses dutch yang membuatnya tidak terlalu asam. Ciri-cirinya adalah warnanya yang lebih gelap.

Pakar kesehatan juga menyarankan agar konsumsi cokelat tidak terlalu dekat dengan waktu tidur. Selain itu, batasi konsumsi cokelat agar tidak melebihi satu ons per hari.

About The Author

Atrofi Otak: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Kista Baker: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan