Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Prediabetes: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Myles Bannister

Prediabetes adalah kondisi di mana gula darah di dalam tubuh melebihi batas normal, tetapi tidak cukup tinggi untuk dianggap sebagai diabetes tipe 2. Kenali gejala, penyebab, pengobatan, dan pencegahan kondisi ini dalam ulasan berikut.

Apa itu Prediabetes?

Normalnya, tubuh memproduksi hormon insulin yang berfungsi mengubah gula menjadi energi.

Pada prediabetes, proses ini tidak berjalan dengan baik sehingga gula menumpuk di dalam darah.

Penderita umumnya memiliki kadar gula darah sekitar 100-125 mg/dL sebelum makan. Kondisi ini dikenal sebagai kadar gula darah puasa.

Jika tidak ditangani, prediabetes dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2 dalam waktu 10 tahun. Ini meningkatkan risiko komplikasi jangka panjang seperti masalah pembuluh darah, jantung, dan ginjal.

Gejala Prediabetes

Prediabetes umumnya tidak menunjukkan gejala. Namun, penderita mungkin mengalami perubahan warna kulit pada leher, ketiak, dan selangkangan.

Gejala sering kali meliputi:

  • Sering buang air kecil.
  • Kelelahan.
  • Sering merasa lapar dan haus.
  • Penglihatan kabur.
  • Mati rasa atau kesemutan di tangan atau kaki.
  • Sering terkena infeksi.
  • Luka sulit sembuh.
  • Berat badan berkurang.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami beberapa gejala di atas. Jika memiliki riwayat keluarga dengan diabetes, pertimbangkan tes gula darah.

Penyebab Prediabetes

Penyebab prediabetes belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak dapat memproses gula dengan baik.

Pada penderita, pankreas tidak menghasilkan insulin dalam jumlah cukup, dan sel-sel tidak dapat menggunakan insulin tersebut dengan baik. Akibatnya, kadar gula darah meningkat.

Faktor Risiko Prediabetes

Prediabetes lebih mungkin terjadi jika memiliki beberapa kondisi berikut:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Sering mengonsumsi makanan tinggi gula.
  • Kurang aktif bergerak.
  • Usia 35 tahun ke atas.
  • Riwayat keluarga dengan diabetes.
  • Ibu dengan riwayat diabetes saat hamil (diabetes gestasional).
  • Etnis tertentu seperti kulit hitam, Hispanik, Indian-Amerika, dan Asia-Amerika.
  • Sindrom ovarium polikistik.
  • Sleep apnea.
  • Kebiasaan merokok.
  • Tekanan darah tinggi (140/90 mmHg atau lebih).
  • Riwayat penyakit jantung.
  • Kolesterol tinggi dan kolesterol baik rendah.
  • Trigliserida tinggi.
  • Ukuran pinggang besar.

Diagnosis Prediabetes

Dokter dapat melakukan tes berikut untuk mendiagnosis prediabetes:

1. Tes Gula Darah Puasa

Pasien akan diminta berpuasa selama 8 jam sebelum tes. Hasilnya dapat menunjukkan:

  • Normal jika gula darah kurang dari 100 mg/dL.
  • Prediabetes jika gula darah antara 100-125 mg/dL.
  • Diabetes jika gula darah 126 mg/dL atau lebih tinggi.

2. Tes Toleransi Glukosa (Oral)

Pasien akan diminta berpuasa semalaman sebelum tes. Hasilnya dapat menunjukkan:

  • Normal jika gula darah kurang dari 140 mg/dL setelah tes.
  • Prediabetes jika gula darah antara 140-199 mg/dL setelah tes.
  • Diabetes jika gula darah 200 mg/dL atau lebih tinggi setelah tes.

3. Tes HbA1C

Tes ini menunjukkan rata-rata kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir. Hasilnya dapat menunjukkan:

  • Normal jika hasilnya 5.6 persen atau kurang.
  • Prediabetes jika hasilnya 5.7-6.4 persen.
  • Diabetes jika hasilnya 6.5 persen atau lebih.

Tes dapat dilakukan lebih dari sekali untuk hasil yang lebih akurat.

Pengobatan Prediabetes

Pengobatan prediabetes melibatkan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  • Konsumsi makanan bergizi dan seimbang.
  • Maintain berat badan yang ideal, jika berlebih, turunkan sekitar 5-10 persen.
  • Rutin berolahraga selama 30 menit setiap hari, 5 hari dalam seminggu.
  • Hentikan kebiasaan merokok.
  • Maintain tekanan darah dan kolesterol stabil.
  • Konsumsi obat metformin untuk menurunkan gula darah, sesuai anjuran dokter jika berisiko terkena diabetes.
  • Mengelola stres dengan baik.

Komplikasi Prediabetes

Jika tidak ditangani dengan baik, prediabetes dapat menyebabkan masalah jangka panjang, meskipun belum berkembang menjadi diabetes tipe 2. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain:

  • Tekanan darah tinggi.
  • Stroke.
  • Penyakit jantung.
  • Kolesterol tinggi.
  • Penyakit ginjal.
  • Kerusakan saraf.
  • Penyakit hati berlemak.
  • Kerusakan mata, termasuk kebutaan.
  • Amputasi.

Pencegahan Prediabetes

Beberapa langkah pencegahan prediabetes meliputi:

  • Berkedepan aktif.
  • Maintain berat badan ideal, jika berlebih, turunkan berat badan.
  • Kontrol tekanan darah dan kolesterol.
  • Hentikan kebiasaan merokok.

Itulah penjelasan mengenai prediabetes, termasuk gejala, penyebab, pengobatan, dan pencegahannya. Segera atasi sebelum berkembang menjadi diabetes tipe 2. Semoga informasi ini bermanfaat!

Referensi

  1. Anonim. 2021. Prediabetes – Your Chance to Prevent Type 2 Diabetes. https://www.cdc.gov/diabetes/basics/prediabetes.html. (Diakses pada 5 Januari 2023).
  2. Anonim. 2022. The Surprising Truth About Prediabetes. https://www.cdc.gov/diabetes/library/features/truth-about-prediabetes.html. (Diakses pada 5 Januari 2023).
  3. Anonim. Prediabetes. https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000778.htm. (Diakses pada 5 Januari 2023).
  4. Mayo Clinic Staff. 2022. Prediabetes. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/prediabetes/symptoms-causes/syc-20355278. (Diakses pada 5 Januari 2023).
  5. WebMD Editorial Contributors. 2021. Prediabetes (Borderline Diabetes). https://www.webmd.com/diabetes/what-is-prediabetes. (Diakses pada 5 Januari 2023).

About The Author

Apakah Makan di Malam Hari Bikin Badan Gemuk?

Cytotec: Manfaat, Dosis, Aturan Pakai, dan Efek Samping