Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Pernapasan Paradoksal: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Cara Mengobati

Myles Bannister

Pernapasan paradoksal atau paradoxical breathing adalah gangguan pernapasan akibat diafragma bekerja tidak semestinya. Diafragma merupakan otot besar yang terletak di bawah paru-paru dan jantung. Kenali gejala, penyebab, hingga pengobatannya di bawah ini!

Apa Itu Pernapasan Paradoksal?

Pernapasan paradoksal adalah gangguan pernapasan ketika diafragma bergerak ke arah berlawanan dengan yang seharusnya saat menarik dan mengembuskan napas. Biasanya, diafragma mendorong ke atas atau ke bawah untuk mengontrol aliran udara.

Selama inspirasi, paru-paru mengembang dan diafragma menekan ke bawah untuk memberi ruang bagi paru-paru. Selama ekspirasi, diafragma menekan atau bergerak ke atas, yang membantu mengeluarkan udara dari paru-paru.

Gejala Pernapasan Paradoksal

Gejala utama pernapasan paradoksal adalah perubahan pola pernapasan. Untuk melihat ada tidaknya gejala, Anda bisa berbaring telentang dan mengambil napas dalam-dalam. Dada dan perut harus mengembang ketika menarik napas dan berkontraksi saat mengembuskan napas.

Apabila dada dan perut berkontraksi saat menghirup dan mengembang saat menghembuskan napas, pasien mungkin mengalami pernapasan paradoksal.

Terkadang kondisi ini disertai gejala lainnya, termasuk:

  • Pusing dan kelemahan.
  • Kesulitan mengatur napas.
  • Tidak bisa bernapas dalam-dalam.
  • Detak jantung yang cepat.
  • Nyeri, ketegangan, atau kelemahan di dada atau perut.

Penyebab Pernapasan Paradoksal

Para pakar belum sepenuhnya yakin apa yang menjadi penyebab kondisi ini. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya pernapasan paradoksal.

Kemungkinan penyebab pernapasan paradoksal antara lain:

1. Obstructive sleep apnea

Obstructive sleep apnea adalah kondisi yang mengganggu aliran masuk oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. Dampaknya, dinding dada bisa mendorong ke dalam daripada ke luar, yang menyebabkan pernapasan paradoksal.

2. Gangguan saraf

Saraf frenikus mengatur pergerakan diafragma dan otot-otot penting lainnya di tubuh. Kerusakan pada saraf ini dapat mengganggu gerakan normal otot-otot di tubuh dan menyebabkan perubahan pada pernapasan.

Gangguan saraf dapat disebabkan oleh penyakit neurodegeneratif seperti multiple sclerosis, distrofi otot, sindrom Guillain-Barré, kanker paru-paru, dan cedera di dinding dada.

3. Otot pernapasan lemah

Otot-otot yang menyangga jalur pernapasan dapat menjadi lemah, sehingga mengganggu pola pernapasan. Kondisi ini dapat terjadi pada kondisi neuromuskular seperti multiple sclerosis dan amyotrophic lateral sclerosis (ALS).

4. Kekurangan mineral

Kekurangan mineral tertentu, seperti kalium, magnesium, dan kalsium, dapat memengaruhi pernapasan. Misalnya, kekurangan kalsium dapat mengganggu sistem saraf dan pernapasan.

5. Trauma atau cedera pada dinding dada

Cedera atau trauma dapat memisahkan tulang rusuk dari dinding dada. Bagian yang terpisah ini tidak akan mengembang lagi ketika menarik napas. Terkadang bagian ini dapat mulai mendorong, menyebabkan pernapasan paradoksal.

Diagnosis Pernapasan Paradoksal

Awalnya, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan riwayat kesehatannya. Mereka juga akan melakukan berbagai tes untuk menilai kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Tes lain yang mungkin direkomendasikan meliputi:

  • Fluoroskopi, jenis sinar-X khusus.
  • Tes fungsi paru-paru.
  • Tekanan inspirasi statis maksimal (MIP).
  • Mengendus tekanan inspirasi hidung (tes mengendus).

Ahli radiologi dan paru-paru juga mungkin akan melakukan berbagai tes pencitraan tubuh untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang gangguan pernapasan. Tes ini termasuk ultrasonografi (USG), rontgen dada, elektromiografi diafragma, computerized tomography scan (CT scan), dan magnetic resonance imaging (MRI).

Pengobatan Pernapasan Paradoksal

Perawatannya akan bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Untuk beberapa orang, pengobatan mungkin berarti perencanaan yang menyeluruh untuk gangguan neurologis atau gangguan kesehatan lain yang serius.

Pengobatan lain yang mungkin diberikan termasuk:

  • Menggunakan masker oksigen atau sistem pengiriman oksigen lainnya.
  • Trakeotomi (tracheostomy), prosedur medis dengan membuat lubang di tenggorokan untuk memasang tabung pernapasan.
  • Obat-obatan untuk mengobati kondisi medis yang mendasarinya.
  • Mengganti elektrolit yang hilang dengan cairan intravena (IV).
  • Memperbaiki kerusakan di dada atau diafragma.
  • Mengobati dan menghilangkan penyumbatan di jalan napas.
  • Pengobatan untuk sleep apnea, yang dapat meliputi penurunan berat badan atau penggunaan mesin pendukung pernapasan saat tidur.
  • Pemantauan di rumah sakit jika penyebab pernapasan paradoksal tidak jelas.

Cara Bernapas dengan Lebih Baik

Bernapas adalah proses yang secara alami dikontrol dengan hati-hati oleh tubuh. Ada beberapa teknik pernapasan yang dapat membantu mendapatkan lebih banyak oksigen dan menjaga paru-paru tetap sehat dan fleksibel.

Beberapa teknik pernapasan yang lebih baik yang bisa Anda terapkan meliputi:

1. Bernapas melalui hidung

Pernapasan melalui hidung dapat membantu mengatur aliran udara dengan lebih baik dibandingkan dengan pernapasan melalui mulut. Cara ini juga membuat paru-paru bekerja lebih efisien.

Hidung juga bertindak sebagai filter alami untuk alergen dan racun, dan lendir yang melapisi hidung melembapkan dan menghangatkan udara luar, yang membantu mencegah iritasi di saluran udara.

2. Berlatih bernapas lebih dalam

Ketika tidak sedang fokus pada pernapasan, udara mungkin tidak akan memenuhi rongga dada secara penuh. Namun, secara teratur mengambil napas dalam-dalam dan menarik udara ke dalam perut dapat melatih paru-paru dan merangsang diafragma.

3. Jangan terlalu memikirkan pernapasan

Bernapas adalah proses yang terjadi secara otomatis dan biasanya tidak memerlukan pemikiran sadar. Tubuh dapat mengatur pernapasan dengan baik. Mencoba mengganggu siklus alami dapat meningkatkan kecemasan dan mengganggu pola pernapasan.

Hal ini dapat membuat pernapasan tidak nyaman dan menyebabkan kelelahan yang lebih besar.

Referensi

  1. Brouhard, Rod. 2021. An Overview of Paradoxical Breathing. https://www.verywellhealth.com/paradoxical-breathing-overview-4587590#toc-treatment. (Diakses pada 11 April 2022)
  2. Duggal, Neel. 2022. What You Should Know About Paradoxical Breathing. https://www.healthline.com/health/paradoxical-breathing. (Diakses pada 11 April 2022)
  3. Villines, Zawn. 2017. What is paradoxical breathing? https://www.medicalnewstoday.com/articles/319924. (Diakses pada 11 April 2022)

About The Author

Apa Itu Shuttle Run? Ketahui Manfaat, Cara, Aturan, dll

Abses Payudara: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan