Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Peritonitis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum, lapisan tipis pelindung dinding perut dan organ perut. Berikut ini informasi mengenai penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatan peritonitis.

Apa Itu Peritonitis?

Peritonitis adalah infeksi atau peradangan pada peritoneum, lapisan tipis jaringan yang melapisi dinding perut bagian dalam. Peritoneum juga berfungsi sebagai pelindung bagi organ-organ perut.

Penyebab peritonitis umumnya meliputi cedera perut, infeksi bakteri, atau infeksi jamur. Pengobatan peritonitis biasanya dilakukan dengan penggunaan antibiotik intravena atau melalui operasi jika kondisinya parah. Penyakit ini dapat mengancam jiwa jika tidak diobati.

Gejala Peritonitis

Gejala peritonitis bervariasi tergantung pada penyebab dan kondisi medis lainnya. Beberapa gejala umum peritonitis meliputi:

  • Mual dan muntah
  • Demam
  • Diare
  • Kelelahan
  • Cepat haus
  • Kencing sedikit
  • Tidak nafsu makan
  • Sulit buang air besar
  • Sulit kentut
  • Kembung perut
  • Nyeri perut hebat
  • Nyeri perut saat bergerak atau disentuh
  • Sembelit

Pasien yang menjalani terapi dialisis peritoneum mungkin mengalami cairan dialisis berwarna keruh dengan flek putih. Gejala yang lebih parah dapat terjadi tergantung pada tingkat peradangan pada peritoneum.

Kapan Harus ke Dokter?

Apabila Anda mengalami beberapa gejala berikut, segeralah berkonsultasi dengan dokter:

  • Perut terasa keras
  • Sakit perut semakin parah
  • Buang air kecil sedikit
  • Tidak bisa buang air besar

Penyebab Peritonitis

Penyebab peritonitis umumnya adalah infeksi bakteri atau jamur. Peradangan pada peritoneum juga dapat disebabkan oleh komplikasi penyakit lain seperti:

  • Operasi gastrointestinal yang rumit
  • Prosedur paracentesis atau penggunaan tabung makanan
  • Kolonoskopi atau endoskopi yang rumit
  • Cedera perut
  • Usus buntu
  • Sirosis hati
  • Radang panggul
  • Penyakit usus lainnya
  • Penyakit Crohn
  • Infeksi pada kantong empedu, usus, atau aliran darah
  • Efek samping dari pembedahan seperti perawatan untuk gagal ginjal

Penyebab peritonitis lainnya meliputi efek samping dari dialisis peritoneum menggunakan kateter, apendiks pecah, pankreatitis, dan divertikulitis.

Faktor Risiko Peritonitis

Orang yang pernah mengalami peritonitis sebelumnya atau memiliki riwayat medis seperti sirosis hati memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami peradangan peritoneum ini.

Diagnosis Peritonitis

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan melihat riwayat medis pasien. Jika mengalami gejala tertentu, pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam diagnosis peritonitis meliputi:

  • Pemeriksaan darah lengkap untuk mengukur jumlah sel darah putih dan mengetahui adanya infeksi atau peradangan
  • Pemeriksaan USG, X-ray, atau CT scan untuk melihat kondisi peritoneum dan organ dalam perut dengan lebih detail

Pada pasien yang menjalani dialisis peritoneal, cairan dialisis yang keruh dapat menjadi indikasi peritonitis.

Pengobatan Peritonitis

Pengobatan peritonitis tergantung pada penyebabnya. Jika disebabkan oleh infeksi bakteri, antibiotik atau obat antinyeri dapat digunakan. Jika peritonitis merupakan akibat dari kondisi medis lain, perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan.

Beberapa metode pengobatan yang umum dilakukan meliputi:

  • Pemberian antibiotik intravena atau suntikan untuk mencegah infeksi
  • Pembedahan untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi, terutama pada kasus usus buntu
  • Perawatan medis lain seperti obat pereda nyeri, pemberian cairan intravena, transfusi darah, dan oksigen tambahan jika diperlukan

Jika infeksi tidak kunjung sembuh, prosedur lain mungkin diperlukan. Pengobatan harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi serius.

Komplikasi Peritonitis

Jika tidak diobati, peritonitis dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi aliran darah, infeksi di seluruh tubuh (sepsis), gagal ginjal, usus mati, syok septik, penyumbatan usus, dan perlengketan organ dalam perut.

Pencegahan Peritonitis pada Peritoneal Dialysis

Pada pasien yang menjalani dialisis peritoneal, peritonitis dapat dicegah dengan beberapa langkah berikut:

  • Mencuci tangan dengan bersih sebelum menyentuh dan menggunakan kateter dialisis
  • Membersihkan kulit dengan antiseptik
  • Menggunakan masker bedah selama prosedur dialisis peritoneal

Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan perawatan terbaik terkait penggunaan kateter dialisis peritoneal dan mencegah komplikasi lainnya.

Referensi

  1. Mayo Clinic. 2018. Peritonitis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/peritonitis/symptoms-causes/syc-20376247. (Diakses pada 27 April 2020).
  2. Pietrangelo, Ann. 2017. Peritonitis. https://www.healthline.com/health/peritonitis. (Diakses pada 27 April 2020).
  3. NHS. 2017. Peritonitis. https://www.nhs.uk/conditions/peritonitis/. (Diakses pada 27 April 2020).

About The Author

Apakah Aman Berpuasa saat Hamil Tua?

Daun Baru Cina: Manfaat, Dosis, Efek Samping, Cara Pakai