Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Perikoronitis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Perikoronitis adalah kondisi ketika gigi bungsu tidak memiliki cukup ruang untuk tumbuh dan menyebabkan peradangan di sekitarnya. Berikut ini penjelasan mengenai gejala, penyebab, dan cara mengatasi perikoronitis.

Apa Itu Perikoronitis?

Perikoronitis adalah peradangan pada jaringan gusi, terutama pada gigi bungsu pada usia belasan akhir atau awal 20-an. Hal ini sering terjadi pada gigi bungsu yang mengalami impaksi sebagian atau tersembunyi di bawah gusi.

Gejala Perikoronitis

Gejala perikoronitis dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan infeksinya. Beberapa gejala kronis yang dapat muncul antara lain:

  • Nyeri tumpul.
  • Ketidaknyamanan ringan pada area yang terkena.
  • Sensasi tidak enak di mulut.
  • Pembengkakan gusi di area yang terkena.

Gejala akut perikoronitis umumnya berlangsung selama 3 hingga 4 hari dan dapat menyebabkan:

  • Sakit parah yang mengganggu tidur.
  • Pembengkakan di sisi wajah yang terkena.
  • Timbulnya nanah.
  • Nyeri saat menelan.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di bawah dagu.
  • Demam.

Penting untuk diketahui bahwa operkulitis dan perikoronitis adalah istilah yang sama untuk menggambarkan gangguan pada gigi bungsu.

Penyebab Perikoronitis

Perikoronitis dapat terjadi ketika gigi bungsu hanya tumbuh sebagian dan terdapat jaringan lunak yang menutupi sebagian gigi. Bakteri dapat terperangkap di bawah jaringan ini dan menyebabkan infeksi dan pembengkakan. Penumpukan sisa makanan pada gigi juga dapat menyebabkan infeksi gusi.

Faktor Risiko Perikoronitis

Perikoronitis umumnya terjadi pada orang berusia 20-an tanpa perbedaan antara pria dan wanita. Beberapa faktor risiko yang terkait dengan kondisi ini adalah:

  • Kebersihan mulut yang buruk, yang bisa memicu perikoronitis akut.
  • Stres.
  • Kehamilan.
  • Infeksi saluran pernapasan bagian atas yang memengaruhi hidung, sinus, dan tenggorokan.

Diagnosis Perikoronitis

Perikoronitis dapat didiagnosis oleh dokter gigi melalui pemeriksaan klinis. Dokter akan memeriksa gigi bungsu, gejala, dan tanda-tanda perikoronitis.

Jika perlu, dokter gigi dapat melakukan rontgen gigi untuk melihat posisi gigi bungsu dan menyingkirkan kemungkinan nyeri lainnya.

Pengobatan Perikoronitis

Pilihan perawatan perikoronitis akan bergantung pada faktor-faktor tertentu. Beberapa pilihan perawatan yang dapat dilakukan adalah:

  • Merawat dan mengurangi nyeri di sekitar gigi bungsu.
  • Menghilangkan jaringan gusi yang menutupi gigi.
  • Mencabut gigi yang terkena.

Mengelola Rasa Sakit

Jika gigi bungsu diharapkan tumbuh dengan baik, dokter dapat mengelola gejala tanpa mencabut gigi atau menghilangkan jaringan gusi yang menutupi gigi. Penggunaan obat pereda nyeri dan menjaga kebersihan mulut dapat membantu.

Dalam beberapa kasus, dokter gigi dapat membersihkan jaringan gusi di sekitar gigi untuk mencegah penumpukan plak dan makanan. Pemberian anestesi lokal juga dapat membantu mengurangi rasa sakit.

Jika terjadi pembengkakan atau infeksi, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik.

Pembedahan

Jika gigi bungsu harus dicabut atau jaringan gusi harus dihilangkan, Anda mungkin akan dirujuk ke dokter Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial. Dalam beberapa kasus, operasi tambahan mungkin diperlukan jika jaringan gusi tumbuh kembali menutupi gigi.

Perawatan di Rumah

Perawatan di rumah dapat disesuaikan dengan rekomendasi dokter gigi atau ahli bedah mulut. Beberapa perawatan yang dapat dilakukan di rumah meliputi:

  • Mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas.
  • Berkumur dengan air garam hangat.
  • Membersihkan mulut dengan alat bantu pembersih gigi.
  • Menjaga kebersihan mulut secara umum.

Jangan menggunakan kompres panas dan segera cari bantuan medis jika mengalami demam atau gejala tidak membaik dalam 5 hari. Pengobatan rumahan tidak disarankan jika gejala sangat parah.

Komplikasi Perikoronitis

Komplikasi dapat terjadi jika gejala perikoronitis tidak segera ditangani. Infeksi dapat menyebar ke bagian kepala atau leher dan menyebabkan nyeri atau pembengkakan. Trismus, sulitnya membuka mulut atau menggigit, juga dapat terjadi.

Pada kasus yang jarang terjadi, perikoronitis yang tidak diobati dapat menyebabkan infeksi yang lebih serius di bawah rahang dan lidah, seperti Angina Ludwig. Jika infeksi menyebar ke aliran darah, kondisi yang dikenal sebagai sepsis dapat terjadi dan mengancam jiwa.

Pencegahan Perikoronitis

Langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko perikoronitis adalah:

  • Menjaga kebersihan mulut secara teratur. Membersihkan gigi yang terkena dengan baik dapat mencegah pertumbuhan bakteri.
  • Mengunjungi dokter gigi secara rutin. Pemeriksaan berkala dapat membantu mengidentifikasi masalah sejak dini.
  • Konsultasikan dengan dokter gigi jika terdapat kekhawatiran tentang perkembangan operkulitis.

Referensi

  1. Anonim. 2020. Pericoronitis. https://www.webmd.com/oral-health/guide/pericoronitis. (Diakses pada 3 Maret 2021).
  2. Seymour, Tom. 2018. What causes pericoronitis? https://www.medicalnewstoday.com/articles/320552#prevention. (Diakses pada 3 Maret 2021).
  3. Gotter, Ana. 2018. Recognizing the Symptoms of Pericoronitis. https://www.healthline.com/health/pericoronitis#complications. (Diakses pada 3 Maret 2021).

About The Author

7 Penyebab Kram pada Vagina yang Harus Diwaspadai Wanita

Henoch Schonlein Purpura: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan