Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Perikarditis: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, Pencegahan, dll

Myles Bannister

Perikarditis adalah iritasi dan pembengkakan pada perikardium, yakni selaput tipis seperti kantung yang mengelilingi jantung. Perikardium berfungsi melindungi dan melumasi jantung, mencegah gesekan dan infeksi, dan menjaga tetap berada di posisinya.

Penyakit ini sering kali menyebabkan gejala nyeri dada. Nyeri dada tajam terjadi ketika lapisan perikardium yang teriritasi saling bergesekan. Iritasi dan pembengkakan pada perikardium biasanya terjadi secara tiba-tiba tetapi tidak berlangsung lama (akut). Jika gejalanya berkembang lebih bertahap atau menetap, ini dianggap kronis.

Tanda dan Gejala Perikarditis

Perikarditis adalah penyakit yang ditandai dengan nyeri dada tajam di dada yang muncul secara tiba-tiba. Nyeri bisa menjalar ke bahu, leher, lengan, atau rahang. Gejalanya mungkin berbeda pada setiap orang, tergantung pada jenis yang dialami. Sekitar 85 hingga 90 persen penderitanya memiliki gejala nyeri dada.

Berikut ini beberapa gejala perikarditis lainnya:

  • Demam ringan.
  • Kelemahan atau kelelahan.
  • Sesak napas, terutama saat berbaring.
  • Batuk kering.
  • Palpitasi.
  • Pembengkakan di kaki, tungkai, dan pergelangan kaki.

Gejala tersebut mungkin bisa memburuk saat Anda:

  • Berbaring.
  • Menarik napas dalam-dalam.
  • Menelan.
  • Batuk.

Duduk dan mencondongkan tubuh ke depan mungkin dapat membantu merasa lebih baik. Jika penyebab perikarditis adalah bakteri, kemungkinan mengalami demam, menggigil, dan kadar sel darah putih di atas normal. Sedangkan jika penyebabnya virus, kemungkinan mengalami flu atau gejala gangguan pencernaan.

Kapan Harus ke Dokter?

Sebaiknya segera ke dokter jika mengalami gejala nyeri dada, terutama yang muncul secara tiba-tiba dan disertai dengan nyeri yang menjalar ke lengan, punggung, leher, atau rahang. Juga segera ke dokter jika mengalami sesak napas, berkeringat, dan perasaan sedang sakit. Apabila nyeri dada berlangsung lebih dari 15 menit, segera berkonsultasi dengan dokter.

Penyebab Perikarditis

Penyebab perikarditis sering kali tidak diketahui secara pasti, sehingga disebut perikarditis idiopatik. Namun, secara umum penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau noninfeksi.

Penyebab perikarditis oleh infeksi meliputi virus, bakteri, jamur, dan parasit. Sedangkan penyebab perikarditis oleh noninfeksi meliputi masalah kardiovaskular, tumor di perikardium, cedera, pengobatan radiasi, gangguan inflamasi sistemik, gangguan metabolisme, gagal ginjal, beberapa penyakit genetik, dan beberapa obat.

Faktor Risiko Perikarditis

Perikarditis adalah penyakit yang dapat menyerang orang-orang dari segala usia, tetapi pria berusia 20 hingga 50 tahun lebih berisiko terkena penyakit ini. Beberapa faktor risiko meliputi pemulihan dari serangan jantung, penyakit autoimun, trauma atau cedera akibat kecelakaan, pernapasan cepat dan berat, sesak napas, batuk kering, suhu tubuh yang tidak normal atau sering sakit, pembuluh darah pecah, AIDS atau HIV, dan hipotiroidisme.

Diagnosis Perikarditis

Untuk mendiagnosis perikarditis, dokter akan mendengarkan bagian dada menggunakan stetoskop. Tes lebih lanjut seperti rontgen dada, CT scan, MRI jantung, Ekokardiogram, dan Elektrokardiogram mungkin dilakukan untuk memeriksa apakah telah terjadi serangan jantung, penumpukan cairan di kantung perikardium, atau tanda-tanda peradangan.

Pengobatan dan Perawatan Perikarditis

Pengobatan dan perawatan perikarditis bergantung pada penyebab yang mendasari. Jika mengalami infeksi bakteri, antibiotik dapat diberikan. Gejala perikarditis ringan mungkin akan hilang dengan sendirinya setelah mendapatkan pengobatan seperti obat antiinflamasi dan istirahat.

Jika memiliki risiko medis lain, dirawat di rumah sakit mungkin diperlukan. Pengobatan dan perawatan perikarditis bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan serta mengurangi risiko kekambuhan.

Pengobatan perikarditis sering kali dilakukan dengan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), colchicine, dan kortikosteroid. Operasi mungkin dipertimbangkan sebagai perawatan perikarditis berulang yang tidak merespons pengobatan lain.

Komplikasi Perikarditis

Jika dibiarkan tanpa pengobatan, perikarditis bisa menyebabkan tamponade jantung dan perikarditis konstriktif. Tamponade jantung dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang fatal, sedangkan perikarditis konstriktif dapat menyebabkan pembengkakan di kaki serta tungkai dan sesak napas.

Pencegahan Perikarditis

Penyakit ini mungkin tidak dapat dicegah, tetapi risiko kekambuhan dapat diurangi. Beberapa cara untuk mengurangi risiko perikarditis antara lain istirahat dan hindari aktivitas fisik yang berat, berkonsultasi dengan dokter, mengikuti rencana perawatan, menjaga kebersihan, mendapatkan imunisasi yang disarankan, menghindari merokok, makan makanan yang sehat, berolahraga secara teratur, menurunkan kolesterol LDL, mengontrol tekanan darah, menggunakan sabuk pengaman, dan menggunakan perlengkapan pelindung dada saat olahraga kontak.

Referensi

  1. Anonim. 2018. Pericarditis. https://www.health.harvard.edu/a_to_z/pericarditis-a-to-z. Diakses pada 29 September 2020.
  2. Anonim. 2018. Pericarditis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pericarditis/symptoms-causes/syc-20352510. Diakses pada 29 September 2020.
  3. Hecht, Marjorie. 2019. All About Pericarditis. https://www.healthline.com/health/pericarditis#symptoms. Diakses pada 29 September 2020.
  4. Khetrapal, Afsaneh. 2018. Risk for Pericarditis. https://www.news-medical.net/health/Risk-for-Pericarditis.aspx. Diakses pada 29 September 2020.
  5. Newman, Tim. 2018. Everything you need to know about pericarditis. https://www.medicalnewstoday.com/articles/193320. Diakses pada 29 September 2020.
  6. Watson, Stephanie. 2018. Pericardium. https://www.healthline.com/health/pericardium. Diakses pada 29 September 2020.

About The Author

Manfaat Adas untuk Kesehatan

9 Penyebab Ejakulasi Kering dan Pengaruhnya pada Pria