Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Perhatikan Tumor Jinak Prostat

Myles Bannister

Prostat dapat terkena berbagai jenis penyakit, termasuk tumor. Tumor prostat terbagi menjadi tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak juga dikenal sebagai Benign Prostat Hypertropy (BPH), sementara tumor ganas lebih sering disebut sebagai kanker prostat.

Tumor jinak prostat (BPH)
Tumor tersebut biasanya berupa benjolan atau pembengkakan akibat pembesaran kelenjar prostat yang tidak ganas. Kelenjar prostat memiliki ukuran sebesar kenari dan terletak di bawah kandung kemih sekitar uretra. Jika kelenjar prostat membesar, dapat mengganggu saluran kemih. Pembesaran kelenjar prostat bisa mencapai 60-100 gram. Meskipun tumor jinak ini biasanya terjadi dan didiagnosis pada usia di atas 50 tahun, secara mikroskopis, tumor ini dapat terjadi pada usia 25-30 tahun.

Penyakit ini lebih umum pada pria yang berusia di atas 50 tahun. Tumor prostat merupakan kelainan urologi kedua yang paling sering ditemui di klinik urologi. Prevalensi tumor jinak prostat di Indonesia masih belum bisa ditentukan, tetapi diperkirakan pria di atas 50 tahun mengalami gangguan berkemih. Kejadian tumor jinak prostat diperkirakan semakin meningkat seiring dengan perkembangan pembangunan di Indonesia, terutama peningkatan harapan hidup. Semakin bertambahnya usia populasi akan meningkatkan risiko penyakit ini.

Tumor prostat termasuk dalam penyakit tidak menular. Dalam penyakit tidak menular, ada faktor risiko yang berkaitan dengan peningkatan kejadian penyakit pada individu secara statistik.

Faktor risiko tumor jinak prostat antara lain:

  • Usia, risiko penyakit meningkat setelah usia 50 tahun, dan risiko besar terjadi setelah usia 80 tahun.
  • Poligami, kondisi ini lebih umum terjadi pada pria yang memiliki lebih dari satu istri. Penelitian eksperimental menunjukkan bahwa pembesaran kelenjar prostat hanya terjadi pada manusia dan anjing.
  • Makanan yang mengandung hormon testosteron, seperti daging kuda atau daging yang mengandung hormon pertumbuhan.

Gejala yang sering muncul, antara lain:

  1. Gejala Obstruktif
  2. Panggiran aliran kemih yang lemah (weak stream)
  3. Mengedan saat buang air kecil (abdonial straining)
  4. Harus menunggu beberapa saat sebelum urine keluar (hesintence)
  5. Urine yang terputus-putus (intermittence)
  6. Tidak dapat mengosongkan kandung kemih sepenuhnya (Incomplete Emptying)
  7. Meneteskan air seni setelah buang air kecil (terminal dribbling)
  8. Gejala Iritatif
  9. Buang air kecil lebih dari satu kali dalam satu malam (nuktoria)
  10. Frekuensi buang air kecil yang berlebihan
  11. Merasa ingin buang air kecil sedikit-sedikit (urgensi/BAK)
  12. Merasa tidak puas setelah buang air kecil

Pada umumnya, gejala-gejala di atas disebut prostatisme. Tidak semua pembesaran prostat menyebabkan keluhan atau gejala, tetapi sebaliknya, dapat menyebabkan keluhan yang parah. Oleh karena itu, tidak ada hubungan linier antara pembesaran prostat dan keparahan keluhan. Pengobatan gangguan tumor prostat umumnya melibatkan pembedahan, terutama jika pengobatan hormonal tidak berhasil dan telah terjadi komplikasi atau penyumbatan saluran kemih.

Pada umumnya, gejala-gejala di atas disebut prostatisme. Tidak semua pembesaran prostat menyebabkan keluhan atau gejala, tetapi sebaliknya, dapat menyebabkan keluhan yang parah. Oleh karena itu, tidak ada hubungan linier antara pembesaran prostat dan keparahan keluhan. Pengobatan gangguan tumor prostat umumnya melibatkan pembedahan, terutama jika pengobatan hormonal tidak berhasil dan telah terjadi komplikasi atau penyumbatan saluran kemih.

About The Author

Sindrom Sarang Kosong: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi, dan Pencegahan

Manfaat Akupuntur untuk Kesehatan, Mengatasi Migrain hingga Kanker!