Perforasi adalah suatu kondisi di mana terdapat lubang-lubang kecil pada organ atau bagian tubuh. Perforasi umumnya terjadi pada lambung, usus, kantong empedu, kerongkongan, dan gendang telinga.
Berbagai penyakit seperti ulkus lambung, kolitis ulseratif, penyakit Crohn, dan kanker lambung dapat menyebabkan perforasi pada lambung. Sedangkan radang usus buntu, divertikulitis, volvulus, Meckel’s diverticulum, tumor usus, dan kanker usus besar dapat menyebabkan perforasi usus. Perforasi kerongkongan disebabkan oleh tekanan pada kerongkongan atau masuknya benda asing atau zat korosif. Perforasi gendang telinga dapat disebabkan oleh trauma fisik atau infeksi telinga bagian tengah.
Ciri dan gejala perforasi meliputi nyeri perut, mual dan muntah, pembengkakan perut, sakit tenggorokan, sakit telinga, sakit kepala, gangguan pendengaran, paralisis wajah, demam, napas pendek, kelelahan, linglung, dan peningkatan detak jantung.
Diagnosis perforasi melibatkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti pencitraan dan pengambilan sampel darah atau jaringan.
Pengobatan perforasi umumnya dilakukan melalui tindakan operasi, seperti laparotomi eksplorasi untuk menutup lubang-lubang tersebut. Pada perforasi usus, pengobatan juga mungkin meliputi pengangkatan bagian usus dan prosedur ileostomi atau kolostomi.
Cara mencegah perforasi adalah dengan menghindari faktor penyebabnya, seperti menjaga kesehatan sistem pencernaan dan menghindari trauma pada telinga.
Komplikasi perforasi dapat termasuk perdarahan, abses perut, sepsis, dan kerusakan usus permanen.
Referensi: 1. Burgess, L. 2018. Causes and Treatment of Gastrointestinal Perforation. 2. Gosmann, W et al. 2019. Gastric Perforation. 3. Jones, M dan Christopher P. 2019. Bowel Perforation. 4. Phillips, N. 2016. Gastrointestinal Perforation. 5. Sinkonnen, ST et al. 2014. Tympanic Membrane Perforation. 6. Wilkinson, J. Understanding a Bowel Perforation.
About The Author
