Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik (Disertai Cara Mengolahnya)

Myles Bannister

Sampah organik dan anorganik adalah limbah yang dihasilkan oleh manusia. Bagaimana cara membedakan kedua jenis limbah ini? Inilah penjelasan lengkap mengenai manfaat, cara mengolahnya, dan bahayanya bagi kesehatan.

Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik

Secara dasarnya, terdapat perbedaan di antara kedua jenis limbah ini, terutama dari sumber limbahnya.

Sampah organik adalah jenis sampah yang mudah membusuk. Contoh sampah organik meliputi sisa dapur, daun-daunan, sayur-sayuran, buah-buahan, dan lain-lain.

Sedangkan sampah anorganik adalah jenis sampah yang tidak dapat membusuk, seperti logam, kaleng, plastik, kaca, dan sebagainya.

Mengetahui lamanya sampah menjadi hancur adalah strategi penting dalam pengolahan sampah organik dan anorganik. Berikut ini adalah perkiraan lamanya sampah menjadi hancur berdasarkan jenisnya:

Jenis Sampah Lama Hancur
Kertas 2-5 bulan
Kulit Jeruk 6 bulan
Dus Karton 5 bulan
Filter Rokok 10-12 tahun
Kantong Plastik 10-20 tahun
Kulit Sepatu 25-40 tahun
Pakaian/Nylon 30-40 tahun
Plastik 50-80 tahun
Aluminium 80-100 tahun
Styrofoam tidak hancur

Sampah organik dan anorganik juga memiliki perbedaan lainnya, di antaranya:

  • Limbah organik mengandung karbon dan ikatan hidrogen, sedangkan limbah anorganik tidak mengandung karbon.
  • Bahan organik terdiri dari organisme hidup atau organisme yang pernah hidup, sedangkan materi anorganik terdiri dari materi tidak hidup, seperti mineral.
  • Sampah organik lebih kompleks daripada sampah anorganik, terutama karena komposisinya.

Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik

Sampah organik memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah dan lebih mudah untuk dibuang, sedangkan sampah anorganik membutuhkan waktu yang lebih lama untuk terurai, sehingga membuangnya menjadi lebih menantang.

Karena itu, yang terbaik adalah mengurangi penggunaan, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu menyelamatkan bumi:

Mengolah Sampah Organik

Cara paling umum untuk membuang sampah organik adalah dengan mengirimkannya ke tempat pembuangan sampah atau menggunakan incinerator. Namun, pembakaran tidak selalu menjadi pilihan terbaik karena dapat menghasilkan asap beracun.

Selain itu, daur ulang merupakan cara yang lebih baik dalam mengelola sampah organik.

Cara lain untuk membuang sampah organik adalah dengan menggunakan limbah sisa makanan untuk memberi makan hewan ternak.

Mengolah Sampah Anorganik

Sampah anorganik tidak dapat terurai secara alami dan berdampak negatif pada ekosistem. Namun, beberapa jenis sampah ini dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Mengolah sampah ini berkaitan dengan penghematan sumber daya dan pengurangan polusi akibat proses produksi di pabrik.

Sampah anorganik dapat dijual atau digunakan untuk membuat produk lain. Beberapa contoh sampah anorganik yang dapat dijual adalah wadah plastik, botol, gelas bekas, kaleng, kaca, dan kertas.

Daur ulang adalah cara terbaik untuk membuang sampah anorganik. Berkat kemajuan teknologi, hampir semua jenis sampah anorganik dapat didaur ulang.

Styrofoam

Saat ini, penggunaan styrofoam masih sedikit, namun beberapa orang menggunakannya sebagai bahan dasar dalam pot tanaman untuk porositas dan sebagai bahan pengisi batako.

Kertas

Menghemat penggunaan kertas adalah cara terbaik. Selain mengurangi sampah, langkah ini juga menghemat pohon. Kertas dapat didaur ulang dengan cara menghancurkan dan membuat bubur kertas sebagai bahan dasar produk baru.

Komposisi dan Pengelolaan Sampah di Indonesia

Tiap tahun, Indonesia menghasilkan sekitar 64 juta ton sampah. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sekitar 60% dari total sampah adalah sampah organik.

Sampah plastik menempati posisi kedua dengan 14%, diikuti oleh sampah kertas sebesar 9% dan karet sebesar 5,5%. Sampah lainnya meliputi logam, kain, kaca, dan jenis sampah lainnya.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menyatakan bahwa pada tahun 2020, terdapat sekitar 67,8 juta ton timbunan sampah, dan jumlahnya terus bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk.

Berdasarkan data KLHK, saat ini sudah ada 21 Provinsi dan 353 Kabupaten/Kota yang telah menetapkan dokumen Kebijakan dan Strategi Daerah (JAKSTRADA) dalam pengelolaan sampah sesuai dengan Peraturan Presiden No. 97 tahun 2017, dengan target pengelolaan sampah 100% pada tahun 2025.

Selain itu, 30 Pemerintah Daerah telah menerbitkan kebijakan pembatasan sampah, terutama sampah plastik sekali pakai. Langkah ini secara signifikan mendorong perubahan perilaku masyarakat dan produsen.

Buruknya Pengelolaan Sampah dan Dampaknya pada Kesehatan

Pengelolaan sampah adalah masalah yang kompleks. Jika tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan masalah kesehatan dan dampak negatif pada lingkungan.

Penimbunan sampah dapat mengkontaminasi lingkungan dan berisiko menimbulkan penyakit yang berhubungan dengan lingkungan karena sampah menjadi sumber penyakit secara langsung maupun tidak langsung.

Secara langsung, sampah menjadi tempat berkembang biak berbagai parasit, bakteri, dan patogen. Secara tidak langsung, sampah menjadi sarang berbagai vektor (pembawa penyakit) seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk yang dapat menyebarkan penyakit menular.

Sampah juga berpotensi mencemari air. Hal ini mengakibatkan pencemaran air tanah yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan dapat menurunkan tingkat kesehatan penduduk.

Pembakaran sampah juga dapat menyebabkan berbagai penyakit pernapasan, gangguan saraf, kanker, dan komplikasi kesehatan lainnya. Pembakaran sampah plastik di area terbuka masih umum di Indonesia.

Referensi

Anonim. 2018. Everything About Organic and Inorganic Waste. https://www.paulsrubbish.com.au/everything-about-organic-inorganic-waste/. (Diakses pada 27 Januari 2021).

  • Anonim. 2020. KLHK: Indonesia Memasuki Era Baru Pengelolaan Sampah. http://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/2329. (Diakses pada 27 Januari 2021).

  • Anonim. Kajian Lingkungan : Penyelundupan Sampah ke Indonesia. http://green.ui.ac.id/kajian-lingkungan-penyelundupan-sampah-ke-indonesia/. (Diakses pada 27 Januari 2021).

  • Firmanti, Anita. Modul Pengolahan Sampah Berbasis 3 R. http://litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Modul%20Sampah%203R.pdf. (Diakses pada 27 Januari 2021).

  • Widowati, Hari. 2019. Komposisi Sampah di Indonesia Didominasi Sampah Organik. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/11/01/komposisi-sampah-di-indonesia-didominasi-sampah-organik#. (Diakses pada 27 Januari 2021).

  • About The Author

    Obat Misoprostol – Indikasi dan Efek Samping

    13 Cara Meningkatkan IQ (Kecerdasan) Anak dan Dewasa