Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Perbedaan Marasmus dan Kwashiorkor

Myles Bannister

Tahukan Anda perbedaan marasmus dan kwashiorkor? Marasmus dan kwashiorkor adalah dua penyakit malnutrisi yang berbeda. Namun, kwashiorkor juga dapat dikategorikan menjadi kwashiorkor-marasmik. Mari kita cari tahu apa perbedaan marasmus dan kwashiorkor, penyebabnya, gejalanya, dan cara mengobatinya.

Perbedaan Marasmus dan Kwashiorkor

Perbedaan Marasmus dan kwashiorkor terletak pada usia penderita, penyebabnya, dan gejalanya, walaupun keduanya sama-sama penyakit malnutrisi. Gizi buruk marasmus menyerang balita akibat kekurangan nutrisi dan energi, sedangkan kwashiorkor menyerang anak akibat kekurangan protein. Berikut penjelasan lengkap tentang marasmus dan kwashiorkor.

Apa Itu Marasmus?

Marasmus adalah kondisi kurang gizi pada balita usia 0-2 tahun akibat kurangnya asupan nutrisi dan energi yang dibutuhkan oleh tubuh. Gizi buruk marasmus dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak secara normal.

Kekurangan gizi dan nutrisi akan memperlambat tumbuhnya sel-sel baru dan dapat menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan. Tubuh juga menjadi lebih rentan terhadap infeksi karena sistem kekebalan tubuhnya tidak optimal.

Pada balita yang menderita gizi buruk marasmus, ciri-ciri fisik yang terlihat adalah berat badan yang sangat kurus, rambut tipis dan rontok, serta ukuran kepala yang tidak sebanding dengan ukuran tubuh.

Apa Itu Kwashiorkor?

Kwashiorkor adalah kondisi malnutrisi yang disebabkan oleh kurangnya asupan protein pada anak berusia sekitar 1-3 tahun. Protein adalah zat yang penting untuk pertumbuhan pada masa anak-anak. Kurangnya protein dapat menghambat pertumbuhan anak.

Kwashiorkor biasanya terjadi di negara-negara dengan tingkat kelaparan tinggi atau daerah yang dilanda bencana seperti Afrika, Asia Tenggara, dan sebagian Amerika Tengah. Kurangnya pemahaman tentang gizi juga menyebabkan kasus kwashiorkor semakin meningkat.

Pada balita yang menderita kwashiorkor, gejalanya meliputi pembengkakan tubuh seperti gemuk tetapi dengan otot yang mengecil, ukuran lengan yang kecil, warna rambut yang berubah menjadi merah, kulit yang mengelupas dan berwarna coklat kehitaman, serta perut yang membengkak karena penimbunan cairan. Kondisi ini juga sering disertai dengan gejala busung lapar.

Apa Itu Marasmus Kwashiorkor?

Marasmus Kwashiorkor adalah kondisi saat seorang anak mengalami satu atau dua gejala dari Kwashiorkor dan Marasmus secara bersamaan. Anak yang mengalami Marasmus Kwashiorkor tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan terkena infeksi. Kondisi malnutrisi ini juga dikenal dengan istilah busung lapar.

Marasmus dan Kwashiorkor dapat terjadi pada orang dewasa akibat gangguan makan seperti anoreksia. Perbedaan marasmus dan kwashiorkor adalah perhatian utama dalam hal mengatasi masalah kekurangan gizi.

Penyebab Marasmus dan Kwashiorkor

Kekurangan gizi pada anak dapat terjadi karena berbagai alasan, salah satunya adalah tidak tersedianya makanan yang cukup atau kondisi lain yang membuat anak sulit makan dan menyerap nutrisi dengan baik. Beberapa penyebab umum marasmus dan kwashiorkor pada anak antara lain:

  • Kelaparan akut.
  • Hidup di bawah standar.
  • Berada di daerah miskin.
  • Berada di wilayah konflik atau krisis politik.
  • Mengalami gangguan makan.
  • Kurangnya pemahaman tentang gizi.
  • Memiliki kondisi medis tertentu.

Penyebab marasmus pada balita antara lain:

  • Kurangnya asupan ASI.
  • Terkena infeksi.
  • Pemenuhan nutrisi yang kurang sejak dalam kandungan.
  • Prematuritas.
  • Penyakit pada masa neonatus.
  • Kesehatan lingkungan.

Penyebab kwashiorkor pada anak antara lain:

  • Kurangnya asupan protein.
  • Kurangnya asupan vitamin dan mineral.
  • Kurangnya asupan makanan sehat.

Asupan gizi yang cukup penting untuk pertumbuhan anak. Jika tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, anak akan kesulitan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Jika kondisinya parah, anak mungkin akan terkena kwashiorkor marasmus.

Gejala Marasmus dan Kwashiorkor

Gejala marasmus dan kwashiorkor yang paling diperhatikan adalah bentuk tubuh yang sangat kurus dan lambatnya pertumbuhan anak. Beberapa gejala umum yang dapat muncul pada anak dengan marasmus dan kwashiorkor antara lain:

  • Kelelahan.
  • Suhu tubuh lebih rendah dari biasanya.
  • Diare.
  • Hilangnya nafsu makan.
  • Perubahan emosional.
  • Sifat mudah marah.
  • Kelemahan.
  • Pernapasan yang lambat.
  • Mati rasa.
  • Terasa kesemutan pada tangan dan kaki.
  • Kulit kering.
  • Rambut rontok.
  • Timbulnya memar dengan mudah.
  • Tubuh terasa dingin.

Gejala kwashiorkor pada anak antara lain:

  • Perubahan warna kulit menjadi gelap, seperti warna karat.
  • Kelelahan.
  • Penurunan massa otot.
  • Diare.
  • Penurunan berat badan.
  • Pembengkakan tubuh yang disebabkan oleh penimbunan cairan di seluruh tubuh, kecuali pada pergelangan tangan dan kaki.
  • Kulit yang kering dan bersisik.
  • Gejala emosional seperti mudah marah atau rewel.
  • Gangguan sistem imun tubuh.
  • Infeksi yang parah.
  • Pertumbuhan yang terhambat.
  • Tubuh yang sangat kurus.

Gejala marasmus pada anak antara lain:

  • Mengecilnya otot dan lemak di tubuh.
  • Tubuh yang sangat kurus.
  • Pertumbuhan yang terhambat.
  • Mata yang cekung.
  • Perasaan lapar yang terus-menerus.
  • Pusing.
  • Kelelahan.
  • Kulit kering.
  • Rambut rontok.
  • Infeksi.
  • Diare.
  • Dehidrasi.

Itulah gejala marasmus dan kwashiorkor. Pastikan anak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan pantau pertumbuhan dan perkembangannya agar gejala marasmus dan kwashiorkor tidak muncul. Pertumbuhan pada masa emas anak sangat penting sebagai bekal untuk masa depannya.

Diagnosis Marasmus dan Kwashiorkor

Diagnosis marasmus dan kwashiorkor dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik yang mencakup pengukuran berat dan tinggi badan. Dokter juga akan menanyakan pola makan, riwayat penyakit, dan obat-obatan yang pernah dikonsumsi.

Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis dan menemukan penyebab kelainannya antara lain:

  • Pemeriksaan darah.
  • Pemeriksaan urine dan kultur bakteri.
  • Pemeriksaan tinja untuk melihat keberadaan parasit.
  • Tes tusuk kulit untuk melihat adanya alergi, dll.
  • Dokter juga akan melakukan observasi terhadap akses makanan dan riwayat gangguan makan yang mungkin dialami pasien.

Cara Mengatasi Marasmus dan Kwashiorkor

Cara mengatasi marasmus dan kwashiorkor adalah dengan memenuhi asupan gizi anak secara perlahan. Anak dengan kwashiorkor marasmus akan diberi suplemen protein dan multivitamin tambahan. Jika kondisi anak sudah sangat parah, mungkin diperlukan rawat inap terlebih dahulu.

Kebanyakan anak yang terkena kwashiorkor marasmus dapat pulih sepenuhnya dengan perawatan intensif yang melibatkan pemberian asupan nutrisi yang cukup. Namun, mereka tetap akan memiliki pembatasan pertumbuhan pada sisa hidup mereka.

Penderita gizi buruk marasmus dan kwashiorkor mungkin akan menderita komplikasi lainnya jika tidak ditangani dengan cepat, seperti masalah kesehatan fisik dan mental yang permanen, serta kegagalan organ. Dalam kasus yang parah, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Pencegahan Marasmus dan Kwashiorkor

Pencegahan marasmus dan kwashiorkor dapat dilakukan dengan memastikan anak mendapatkan asupan gizi yang cukup sejak dalam kandungan hingga dewasa. Tidak memilih-milih makanan juga penting. Beberapa makanan sehat yang dapat dikonsumsi antara lain:

  • Makanan yang mengandung protein seperti susu, ikan, telur, daging, kacang-kacangan, dll.
  • Makanan yang mengandung kalori seperti pisang, alpukat, pir, apel, dll.
  • Mengonsumsi berbagai jenis sayur dan buah.
  • Jika diperlukan, dapat minum multivitamin sesuai dengan kebutuhan.

Orang yang telah pulih dari marasmus dan kwashiorkor juga harus selalu memperhatikan asupan gizi mereka setiap hari dan berhati-hati terhadap kemungkinan komplikasi seperti diare. Pencegahan adalah cara terbaik untuk menghindari marasmus dan kwashiorkor, kondisi yang mengancam jiwa. Perhatikan asupan gizi anak dan pantau pertumbuhan mereka untuk mencegah kemunculan gejala marasmus dan kwashiorkor.

Referensi

  1. Hansen, Kelli RN, CMCN, CSA, CDP. 2016. Kwashiorkor and Marasmus: What’s the Difference? (Diakses pada 17 September 2019).
  2. InfoDatin. 2015. Situasi Kesehatan Anak Balita di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
  3. Metha, Foram. 2018. What is Kwashiorkor?. Diakses pada 17 September 2019.
  4. The Healthline Editorial Team. 2017. What Is Kwashiorkor? (Diakses pada 17 September 2019).

About The Author

Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Sering Buang Air Kecil saat Hamil

Obat Naloxone: Dosis & Indikasi untuk Anak dan Dewasa