Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Penyebab Keputihan saat Hamil dan Cara Mengatasinya

Myles Bannister

Keputihan saat hamil adalah umum terjadi. Perubahan pada cairan vagina bervariasi dalam hal warna, tekstur, dan volume. Simak penjelasan tentang penyebab dan cara mengatasi keputihan saat hamil berikut ini.

Apakah Normal Mengalami Keputihan saat Hamil?

Keputihan saat hamil memiliki jumlah yang lebih banyak daripada kondisi biasa. Hal ini membantu mencegah infeksi dari vagina ke rahim.

Peningkatan keputihan pada wanita hamil terus terjadi mendekati akhir kehamilan. Pada minggu terakhir, keputihan berubah menjadi kemerahan dan teksturnya lengket seperti agar-agar.

Kondisi tersebut merupakan tanda bahwa tubuh sedang mempersiapkan kelahiran.

Keputihan pada kehamilan memang normal. Namun, penting untuk mengawasi dan memberitahu dokter jika ada perubahan yang mengkhawatirkan.

Pada beberapa kasus, keputihan pada wanita hamil bisa menjadi tanda infeksi. Terutama jika disertai dengan perubahan tekstur, bau amis, benjolan, dan rasa gatal.

Penyebab Keputihan saat Hamil

Selama kehamilan, serviks dan dinding vagina menjadi lebih lembut dan mengakibatkan peningkatan keputihan. Hal ini membantu mencegah infeksi dari vagina ke rahim.

Peningkatan kadar hormon progesteron dan aliran darah ke area serviks menjadi penyebab keputihan saat hamil secara umum.

Kondisi ini memicu produksi cairan vagina yang lebih banyak. Jumlah keputihan yang dikeluarkan akan meningkat.

Penyebab lain dari keluarnya cairan berwarna merah mungkin tidak serius, terutama selama trimester pertama. Penyebabnya mungkin disebabkan oleh implantasi atau infeksi.

Penelitian menunjukkan bahwa 7 sampai 24 persen wanita mengalami pendarahan selama awal kehamilan.

Pendarahan di trimester kedua atau ketiga dapat mengindikasikan masalah serius atau persalinan prematur dan memerlukan perhatian medis segera.

Kapan Harus Mengunjungi Dokter?

Konsultasikan dengan dokter kandungan jika Anda melihat perubahan pada keputihan. Berikut adalah beberapa tanda keputihan tidak normal yang perlu diwaspadai:

1. Perubahan Warna

Warna keputihan dapat menunjukkan masalah kesehatan yang berbeda. Berikut penjelasannya:

  • Putih bening atau susu: Warna ini menunjukkan leukorrhea dan adalah keputihan normal. Namun, perubahan jumlah atau tekstur perlu diwaspadai karena bisa menunjukkan persalinan prematur.
  • Putih bertekstur kental: Keputihan ini mengindikasikan infeksi jamur. Infeksi jamur sering terjadi dan tubuh sangat rentan terhadapnya selama kehamilan.
  • Kekuningan atau kehijauan: Kondisi ini dapat menandakan infeksi menular seksual seperti klamidia atau trikomoniasis.
  • Abu-abu: Cairan berwarna abu-abu dapat mengindikasikan infeksi vagina yang disebut vaginosis bakterialis, terutama jika cairan memiliki bau amis setelah berhubungan.
  • Kecokelatan: Kondisi ini bisa menandakan adanya darah lama yang keluar dari tubuh dan dapat menjadi gejala awal kehamilan.
  • Merah muda: Biasanya terjadi selama awal kehamilan atau pada minggu-minggu terakhir kehamilan, atau saat tubuh bersiap untuk melahirkan. Kondisi ini juga bisa terjadi sebelum keguguran atau selama kehamilan ektopik.
  • Merah: Perdarahan berat, mengandung gumpalan, atau terjadi bersamaan dengan kram dan nyeri perut dapat menunjukkan keguguran atau kehamilan ektopik. Cairan berwarna merah terang lebih dari 30 ml juga bisa menjadi tanda plasenta previa atau solusio plasenta.

2. Bau

Bau yang keluar dari cairan vagina bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, di antaranya:

  • Vaginosis bakterialis.
  • Kebersihan yang kurang terjaga.
  • Trikomoniasis.

Pada kondisi yang jarang, keputihan berbau dapat terjadi karena beberapa hal, di antaranya kanker serviks, fistula rektovaginal, dan kanker vagina.

3. Disertai Gejala Lain

Waspadai jika keputihan saat hamil disertai dengan gejala lain, seperti kemerahan pada area vagina, gatal di selangkangan, dan pembengkakan pada vulva. Kondisi tersebut bisa menandakan infeksi pada vagina, baik bakteri, jamur, maupun virus.

Cara Mengatasi Keputihan saat Hamil

Apabila keputihan saat hamil disebabkan oleh infeksi, dokter dapat meresepkan antibiotik atau obat lain untuk mengobatinya.

Anda juga bisa melakukan langkah-langkah berikut untuk menjaga kesehatan vagina:

  • Menghindari penggunaan tampon.
  • Menggunakan produk perawatan tanpa pewangi, termasuk tisu toilet dan sabun.
  • Mengenakan pantyliner untuk menyerap cairan berlebih.
  • Menyeka daerah genital dari depan ke belakang setelah buang air kecil atau besar.
  • Menghindari pemakaian celana yang ketat.
  • Membatasi asupan gula karena dapat mendorong terjadinya infeksi jamur.

Cara Mencegah Keputihan Akibat Infeksi saat Hamil

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi jamur saat hamil antara lain:

1. Rajin Mencuci Tangan

Salah satu cara untuk mencegah infeksi saat hamil adalah dengan rajin mencuci tangan. Mencuci tangan hingga bersih sebelum menyentuh area organ intim dapat mencegah bakteri masuk ke dalam vagina.

2. Bersihkan Organ Intim dengan Benar

Membersihkan vagina dengan cara yang tepat, baik setelah buang air kecil maupun setelah buang air besar, dapat mencegah infeksi. Bersihkan dari arah vagina ke arah anus untuk menghindari bakteri masuk ke vagina.

3. Hindari Membersihkan Organ Intim Menggunakan Sabun

Hindari penggunaan sabun pada area organ intim karena sabun mengandung parfum yang bisa memicu iritasi, terutama pada orang dengan kulit sensitif. Penggunaan vaginal douche juga bisa meningkatkan risiko infeksi karena dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dan pH pada vagina.

4. Gunakan Pakaian Dalam dengan Bahan yang Nyaman

Hindari menggunakan pakaian dalam yang ketat saat hamil. Pilihlah pakaian dalam berbahan katun dan ganti lebih sering jika keputihan lebih banyak.

Demikian penjelasan tentang keputihan saat hamil. Jika mengalami keputihan yang tidak biasa pada saat hamil, segera periksakan kondisi Anda ke dokter dan selalu jaga kebersihan area vagina dengan menerapkan tips-tips di atas. Semoga bermanfaat!

Referensi

  1. Anonim. 2020. Vaginal Discharge During Pregnancy. https://www.pregnancybirthbaby.org.au/vaginal-discharge-during-pregnancy. (Diakses pada 12 April 2023).
  2. Anonim. 2021. Vaginal Discharge in Pregnancy. https://www.nhs.uk/pregnancy/related-conditions/common-symptoms/vaginal-discharge/. (Diakses pada 12 April 2023).
  3. de Bellefonds, Colleen. 2022. Vaginal Discharge During Pregnancy (Leukorrhea). https://www.whattoexpect.com/pregnancy/symptoms-and-solutions/vaginal-discharge.aspx. (Diakses pada 12 April 2023).
  4. Leonard, Jayne. 2020. What Do Different Colors of Discharge Mean in Pregnancy? https://www.medicalnewstoday.com/articles/323433. (Diakses pada 12 April 2023).
  5. Mayo Clinic Staff. 2022. Vaginal Odor. https://www.mayoclinic.org/symptoms/vaginal-odor/basics/causes/sym-20050664. (Diakses pada 12 April 2023).
  6. Peri, Camille. 2022. Yeast Infection During Pregnancy. https://www.webmd.com/baby/yeast-infection. (Diakses pada 12 April 2023).
  7. Raypole Crystal. 2022. Everything You Need to Know About Vaginal Infections. https://www.healthline.com/health/vaginal-infection. (Diakses pada 12 April 2023).
  8. Schaeffer, Juliann. 2019. Vaginal Discharge During Pregnancy: What’s Normal? https://www.healthline.com/health/pregnancy/vaginal-discharge-during-pregnancy. (Diakses pada 12 April 2023).

About The Author

Bahaya Menjilat Vagina Saat Berhubungan Intim?

8 Manfaat Brotowali untuk Kesehatan