Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, & Pencegahan Halitosis (Bau Mulut)

Myles Bannister

DokterSehat.com – Bau mulut, atau yang dalam bahasa kedokteran disebut halitosis, dapat disebabkan oleh makanan tertentu, kondisi kesehatan, dan kebiasaan sehari-hari. Dalam banyak kasus, bau mulut dapat diatasi dengan kebersihan gigi dan mulut yang baik. Namun, jika perawatan sendiri tidak efektif, Anda dapat mengunjungi dokter gigi untuk mengetahui penyebab yang lebih serius.

Apa Itu Halitosis?

Bau mulut atau halitosis adalah masalah umum yang dapat menyebabkan tekanan psikologis yang signifikan. Terdapat beberapa penyebab dan pengobatan potensial untuk halitosis. Siapa pun bisa mengalami bau mulut, dan diperkirakan satu dari empat orang mengalaminya secara teratur.

Halitosis merupakan alasan ketiga yang paling sering membuat orang mengunjungi dokter gigi, setelah kerusakan gigi dan penyakit gusi.

Perawatan sederhana seperti menjaga kebersihan gigi dan berhenti merokok biasanya dapat mengatasi masalah halitosis. Namun, jika bau mulut tetap berlanjut, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mencari tahu penyebab yang mendasarinya.

Penyebab Halitosis

Penyebab utama halitosis biasanya berasal dari dalam mulut. Berikut adalah beberapa penyebab halitosis:

1. Makanan

Partikel makanan yang terjebak di gigi dapat menyebabkan bau mulut. Beberapa makanan seperti bawang merah dan bawang putih juga dapat menjadi penyebab halitosis. Setelah dicerna, produk sisa makanan ini dibawa ke paru-paru melalui darah dan akan memengaruhi bau napas.

2. Mulut kering

Air liur secara alami membersihkan mulut. Jika mulut kering sebagai akibat kondisi tertentu, seperti xerostomia, maka bau mulut dapat terbentuk.

3. Kebersihan gigi

Menyikat gigi dan membersihkan sela gigi secara teratur dapat menghindari penumpukan makanan yang akan terurai perlahan dan menyebabkan bau. Jika gigi tidak disikat secara teratur, bakteri plak akan menumpuk dan dapat menyebabkan peradangan pada gusi yang disebut periodontitis. Gigi palsu yang tidak dibersihkan dengan benar juga dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri penyebab halitosis.

4. Diet buruk

Diet yang buruk, termasuk puasa dan diet rendah karbohidrat, dapat menyebabkan halitosis. Pemecahan lemak dalam tubuh akan menghasilkan senyawa kimia yang disebut keton, yang memiliki aroma yang kuat.

5. Tembakau

Produk tembakau dapat menyebabkan bau mulut khusus yang berasal dari tembakau itu sendiri. Selain itu, mereka juga meningkatkan risiko terkena penyakit gusi yang dapat menyebabkan bau mulut.

6. Obat-obatan

Beberapa obat dapat menyebabkan mulut kering sehingga meningkatkan bau. Beberapa obat juga akan menghasilkan aroma saat mereka dicerna dan melepaskan senyawa kimia dalam napas. Contohnya, obat-obatan seperti nitrat untuk angina, bahan kimia kemoterapi, dan beberapa obat penenang seperti fenotiazin. Mengonsumsi suplemen vitamin dalam dosis tinggi juga dapat menyebabkan bau mulut.

7. Kondisi mulut, hidung, & tenggorokan

Adanya batu kecil yang terbentuk di amandel di bagian belakang tenggorokan dan terkontaminasi bakteri dapat menyebabkan bau mulut. Infeksi atau peradangan pada hidung, tenggorokan, atau sinus juga dapat menyebabkan halitosis.

8. Benda asing

Jika mulut terdapat benda asing seperti benda yang terjebak di hidung, terutama pada anak-anak, maka halitosis dapat terjadi.

9. Penyakit

Beberapa jenis kanker, gagal hati, dan penyakit metabolisme lainnya juga dapat menyebabkan halitosis akibat kombinasi bahan kimia yang dihasilkan. Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) juga dapat menyebabkan bau mulut karena asam lambung yang naik ke kerongkongan.

Gejala Halitosis

Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka mengalami bau mulut, atau bahwa gejalanya hanya bersifat sementara. Gejala yang umum dialami oleh penderita halitosis antara lain:

  1. Bau mulut yang tidak sedap
  2. Rasa tidak enak di mulut, rasa asam, atau perubahan rasa
  3. Mulut terasa kering
  4. Lidah tampak berkerak

Diagnosis Halitosis

Dalam sebagian besar kasus, dokter gigi dapat mencium bau napas pasien yang dicurigai mengalam halitosis dan menilainya pada skala intensitas dari 0 hingga 6. Dokter gigi juga dapat mencium bagian belakang lidah yang sering menjadi sumber bau mulut.

Terdapat beberapa alat deteksi bau mulut yang dapat memberikan penilaian yang lebih akurat. Beberapa tes yang tersedia antara lain:

  1. Halimeter, yang dapat mendeteksi kadar sulfur
  2. Gas chromatography, yang mengukur tiga senyawa sulfur yang mudah menguap: hidrogen sulfida, metil merkaptan, dan dimetil sulfida
  3. Tes BANA, yang mengukur enzim spesifik yang diproduksi oleh bakteri penyebab halitosis
  4. Tes beta-galactosidase, yang mengukur kadar enzim beta-galactosidase yang telah terbukti berhubungan dengan bau mulut

Dengan bantuan pemeriksaan tersebut, dokter gigi bisa mengidentifikasi penyebab potensial dari bau mulut.

Pengobatan Halitosis secara Alami

Perawatan mulut yang baik merupakan langkah penting dari banyak masalah bau mulut. Berikut adalah beberapa cara mengatasi halitosis dengan perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan:

1. Menyikat gigi

Pastikan menyikat gigi setidaknya dua kali sehari, dan lebih baik setelah makan.

2. Menggunakan benang

Membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi atau dental floss dapat mengurangi penumpukan partikel makanan dan plak. Menyikat gigi saja hanya membersihkan 60% permukaan gigi saja.

3. Membersihkan gigi palsu

Gigi palsu atau perangkat gigi lainnya harus dibersihkan setiap hari sesuai instruksi. Kebersihan ini dapat mencegah pertumbuhan bakteri penyebab bau mulut. Ganti sikat gigi setiap 2 hingga 3 bulan.

4. Membersihkan lidah

Bakteri penyebab halitosis, makanan, dan sel-sel mati sering menumpuk di lidah, terutama pada perokok dan mereka yang mulutnya kering. Sikat lidah atau gunakan penyadap lidah untuk membersihkan permukaan lidah.

5. Hindari mulut kering

Minumlah banyak air dan hindari alkohol serta tembakau, yang dapat mengeringkan mulut. Mengunyah permen karet bebas gula dapat merangsang produksi air liur. Jika mulut kering persisten, dokter mungkin akan meresepkan obat yang merangsang produksi air liur.

6. Diet

Hindari bawang merah, bawang putih, dan makanan pedas. Makanan manis juga dapat menyebabkan bau mulut. Kurangi konsumsi kopi dan alkohol. Sedangkan makanan kasar dapat membantu membersihkan bagian belakang lidah.

Jika bau mulut tetap ada meskipun sudah mencoba cara-cara di atas, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Pengobatan Halitosis secara Medis

Banyak penyebab bau mulut disebabkan oleh masalah kebersihan mulut yang buruk dan jarang membahayakan. Jika menjaga kebersihan mulut dengan baik namun bau mulut tetap ada, segera periksakan ke dokter gigi. Dalam kebanyakan kasus, dokter gigi akan mencari tahu penyebab halitosis dan memberikan pengobatan yang sesuai.

Konsultasikan dengan dokter jika mengalami kondisi mulut berikut:

  1. Mulut kering yang persisten
  2. Luka di mulut
  3. Rasa sakit saat makan
  4. Bintik-bintik putih pada amandel
  5. Demam
  6. Gejala lain yang mencolok

Jika Anda memiliki bau mulut yang tetap berlanjut setelah melakukan perawatan atau baru saja menjalani operasi gigi, konsultasikan dengan dokter.

Bau mulut pada bayi atau anak-anak mungkin merupakan tanda infeksi atau masalah medis yang tidak terdiagnosis. Konsultasikan dengan dokter anak atau dokter gigi jika bayi atau anak mengalami bau mulut.

Pencegahan Halitosis

Bau mulut dapat dikurangi atau dicegah dengan langkah-langkah berikut:

1. Menjaga kebersihan mulut yang baik

Sikat gigi minimal dua kali sehari dengan pasta gigi berfluorida untuk menghilangkan sisa makanan dan plak. Sikat gigi setelah makan (bawa sikat gigi ke kantor atau sekolah untuk sikat gigi setelah makan siang). Jangan lupa juga membersihkan permukaan lidah. Ganti sikat gigi setiap 2 hingga 3 bulan sekali.

Sedangkan untuk membersihkan sela-sela gigi, gunakan benang gigi atau dental floss sekali sehari untuk menghilangkan sisa makanan dan plak. Berkumur dengan obat kumur antibakteri minimal dua kali sehari. Gigi palsu harus dicuci sebelum tidur dan dibersihkan secara menyeluruh sebelum digunakan keesokan harinya.

2. Periksa ke dokter gigi secara teratur

Periksakan gigi minimal dua kali setahun. Dokter gigi akan melakukan pemeriksaan gigi dan mulut secara menyeluruh, membersihkan gigi profesional, serta bisa mendeteksi dan mengobati masalah pada gigi dan gusi yang dapat menyebabkan bau mulut.

3. Berhenti merokok

Jika Anda merokok, cobalah untuk berhenti. Konsultasikan dengan dokter gigi untuk tips menghentikan kebiasaan merokok.

4. Minum banyak air

Minum banyak air akan menjaga mulut tetap lembab. Hindari minum alkohol dan kafein, yang dapat menyebabkan mulut kering. Mengunyah permen karet bebas gula dapat merangsang produksi air liur dan membantu membersihkan sisa makanan dan bakteri. Mengunyah permen karet dan mint yang mengandung xylitol adalah yang terbaik.

Sumber:

About The Author

Infeksi Jamur Vagina: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Ciri Jajanan Tidak Sehat untuk Anak yang Perlu Dikenali