Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Penyebab Flek Paru-Paru yang Harus Anda Tahu

Myles Bannister

Mengetahui Lebih Jauh Penyebab Flek Paru-Paru

Perlu diketahui, flek paru-paru adalah penyakit yang berbahaya. Penting untuk mengetahui gejala awal, penyebab, dan pengobatan flek paru-paru.

Kualitas hidup penderita flek paru-paru dipengaruhi oleh penanganan yang cepat dan disiplin dalam mengonsumsi obat.

Penyebab utama flek paru-paru adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini menular melalui semburan dahak atau ingus yang dikeluarkan penderita. Jadi, hati-hati jika berada dekat dengan penderita flek paru-paru.

Pada beberapa kasus, orang tidak menyadari bahwa tubuhnya telah terinfeksi bakteri ini. Bakteri Mycobacterium tuberculosis bisa tidak aktif dalam tubuh selama beberapa tahun, kemudian aktif kembali.

Ini menyebabkan risiko kembali terinfeksi flek paru-paru lebih tinggi bagi seseorang yang pernah mengalaminya. Namun, tidak semua penderita mengalami hal ini. Ada yang baru dinyatakan positif menderita flek paru-paru beberapa minggu setelah infeksi.

Gejala flek paru-paru yang dikenali adalah batuk berdahak, batuk berdarah atau berkepanjangan, demam, penurunan berat badan, dan penurunan nafsu makan. Untuk memastikan flek paru-paru, diperlukan pemeriksaan langsung, pemeriksaan fisik, rontgen, dan tes dahak.

Orang yang berpotensi terkena flek paru-paru, antara lain:

  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti penderita diabetes, kanker, dan HIV.
  • Lansia dan anak-anak.
  • Peminum alkohol dan perokok.
  • Pekerja medis yang sering berinteraksi dengan penderita flek paru-paru.
  • Orang yang tinggal di lingkungan yang kumuh dan padat.

Mengobati Flek Paru-Paru

Jika Anda menderita flek paru-paru, dokter akan memberikan antibiotik yang biasanya dikombinasikan dalam 3-4 jenis.

Meskipun merasa lebih baik setelah mengonsumsi antibiotik selama beberapa minggu, bakteri masih ada dalam tubuh. Oleh karena itu, penting bagi penderita flek paru-paru untuk menyelesaikan pengobatan meski gejalanya sudah hilang.

Jika pengobatan tidak selesai sesuai anjuran dokter, bakteri bisa tetap berada dalam tubuh dan menyebabkan flek paru-paru kambuh. Penggunaan antibiotik yang tidak benar juga bisa membuat bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik, yang akan menyulitkan pengobatan flek paru-paru.

Untuk menghindari resistensi bakteri, ikuti anjuran dokter dan jangan menghentikan penggunaan antibiotik sebelum waktu yang ditentukan.

Jenis antibiotik umum yang digunakan untuk mengobati flek paru-paru antara lain: ethambutol, rifampicin, isoniazid, dan pyrazinamide. Beberapa obat ini memiliki efek samping, seperti memengaruhi penglihatan, merusak saraf, dan mengurangi efektivitas alat kontrasepsi yang mengandung hormon.

Obat antibiotik juga bisa menyebabkan urine berwarna merah (bukan darah), kesemutan, kulit menguning, telinga berdenging, dan mual.

Jika suhu tubuh meningkat atau menurun dan gejala memburuk seperti batuk berdarah, segera hubungi dokter untuk penanganan.

Waktu penyembuhan flek paru-paru berbeda-beda tergantung pada kondisi dan tingkat keparahan penyakit. Penderita flek paru-paru umumnya mulai membaik dan tidak menular setelah mengonsumsi antibiotik selama 2 minggu.

Namun, agar sembuh total, penderita harus mengonsumsi antibiotik selama 6 bulan. Jika tidak, bakteri flek paru-paru tidak akan hilang sepenuhnya meski kondisi kesehatan terlihat membaik.

Infeksi bakteri juga dapat menjadi resisten terhadap antibiotik, yang membuat flek paru-paru sulit diobati dan lebih berbahaya.

Perlu diperhatikan bahwa beberapa gejala bisa memburuk 2-3 minggu setelah perawatan dan hasil sinar X mungkin tidak menunjukkan dampak yang signifikan dalam beberapa bulan. Oleh karena itu, deteksi dan penanganan harus dilakukan segera jika Anda mengalami gejala infeksi.

Pencegahan Flek Paru-Paru

Meskipun flek paru-paru berbahaya, penyakit ini dapat dicegah melalui vaksin BCG atau Bacillus Calmette-Guerin. Vaksin ini wajib diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan di Indonesia.

Vaksin BCG juga dapat diberikan pada orang dewasa yang belum pernah mendapatkannya saat masih anak-anak, tetapi efektivitasnya lebih rendah. Oleh karena itu, vaksin ini tidak selalu direkomendasikan kecuali untuk mereka yang berisiko tinggi seperti petugas medis.

Anda juga dapat mencegah flek paru-paru dengan menggunakan masker saat berada di tempat umum atau berinteraksi dengan penderita TB, serta rutin mencuci tangan. Jika Anda menderita flek paru-paru, langkah-langkah berikut dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran:

  • Jangan membuang dahak sembarangan.
  • Tutup mulut saat batuk atau bersin.
  • Perbaiki sirkulasi udara dan pencahayaan di rumah.
  • Jangan tidur dengan orang lain sampai beberapa minggu setelah pengobatan.

About The Author

Cara Menggunakan Kondom Wanita yang Benar!

Bukan Mitos, Tidur Saat Maghrib Memang Berbahaya