Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Penyakit Tuli: Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Myles Bannister

Apa Itu Penyakit Tuli?

Penyakit tuli adalah kondisi di mana seseorang mengalami gangguan pendengaran. Hal ini mengakibatkan penderitanya mengalami kesulitan untuk mendengar suara di sekitarnya. Tuli ada yang bersifat sebagian, dan ada juga yang sifatnya total. Maksudnya, gangguan pendengaran bisa terjadi di salah satu atau kedua telinga.

Penyakit tuli bisa terjadi secara temporer maupun permanen. Namun pada umumnya, tuli bersifat permanen dan tidak bisa benar-benar disembuhkan. Penderita penyakit tuli lazim kita kenal dengan istilah tunarungu. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012 menunjukkan bahwa ada sekitar 360 juta orang di seluruh dunia yang mengalami gangguan pendengaran ini.

Penyebab Penyakit Tuli

Tuli adalah penyakit yang tidak serta merta terjadi begitu saja. Ada sejumlah faktor yang disinyalir menjadi penyebab tuli.

1. Keturunan (Genetik)

Faktor keturunan (genetik) adalah penyebab tuli yang pertama. Adanya mutase genetik yang terjadi selama berada di dalam kandungan lantas menyebabkan seseorang mengalami gangguan pendengaran (tuli) sejak ia dilahirkan.

Selain mutasi genetik dan faktor keturunan lainnya, paparan penyakit maupun racun berbahaya juga berpotensi menyebabkan bayi yang masih berada di dalam kandungan mengalami kerusakan pada indera pendengarannya.

2. Usia

Faktor penyebab penyakit tuli selanjutnya adalah usia. Tak bisa dipungkiri, usia seseorang yang semakin bertambah secara tidak langsung berdampak pada penurunan fungsi pendengarannya. Maka tak heran jika mungkin orangtua atau kakek nenek Anda kerap merasa sulit untuk mendengar suara atau ucapan yang Anda katakan.

Kondisi tuli yang dialami seseorang akibat bertambahnya usia ini dalam dunia medis dikenal dengan istilah presbikusis.

3. Kotoran Telinga

Kotoran yang masuk ke dalam telinga jika tidak segera dibersihkan akan semakin menumpuk, dan hal ini lantas juga berdampak pada terganggunya pendengaran. Pasalnya, kotoran telinga menutupi atau menyumbat rongga telinga.

Oleh karena itu, hindari kebiasaan malas membersihkan telinga guna mencegah Anda mengalami tuli ringan. Bersihkan telinga menggunakan cotton bud setiap hari sehabis mandi untuk mengangkat kotoran-kotoran yang ada di dalam telinga.

4. Mendengar Suara Keras

Mendengar suara keras seperti ledakan, mesin, pesawat terbang, dan sebagainya, jika terjadi terus-menerus akan menyebabkan telinga mengalami gangguan pendengaran.

Guna menghindari hal ini, usahakan untuk menjauhi sumber suara keras tersebut. Atau, kalaupun Anda ‘terpaksa’ harus berada di dekat sumber suara (misalnya karena bekerja di pabrik, bandara, dan sebagainya) gunakan penutup telinga yang sudah memenuhi standar.

5. Trauma Atau Cedera

Trauma atau cedera yang pernah mendera telinga Anda (misalnya karena kecelakaan atau yang lainnya) juga menjadi penyebab tuli yang tengah dialami. Pasalnya, trauma atau cedera pada telinga menyebabkan gendang telinga menjadi pecah, yang mana kondisi ini secara otomatis memengaruhi kemampuan mendengar.

6. Penyakit

Para penderita penyakit-penyakit seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), meningitis, diabetes, dan penyakit jantung juga rentan mengalami gangguan pendengaran atau tuli.

Hal ini dimungkinkan oleh karena penyakit-penyakit tersebut menghambat laju darah menuju pembuluh darah di area telinga. Padahal, darah sangat dibutuhkan oleh indera pendengaran ini untuk dapat menjalankan fungsinya.

Penyakit lainnya yang juga berkaitan dengan gangguan pendengaran atau tuli meliputi:

  • Otosclerosis
  • Neuroma akustik
  • Meniere
  • Gondongan
  • Campak Jerman

7. Penggunaan Obat-Obatan

Penggunaan obat-obatan tertentu juga berisiko menyebabkan Anda mengalami gangguan pendengaran atau tuli sementara. Beberapa jenis obat-obatan yang dimaksud seperti:

  • Antibiotik streptomycin
  • Aspirin
  • Obat-obatan khusus kemoterapi, seperti cyclophosphamide dan cisplatin

Jenis dan Derajat Penyakit Tuli

Penyakit tuli terdiri dari 3 (tiga) jenis, yang mana hal ini didasari oleh bagian telinga yang mengalami gangguan. Berikut adalah jenis-jenis tuli yang perlu Anda ketahui.

1. Tuli Konduktif

Tuli konduktif adalah jenis penyakit tuli yang disebabkan oleh tidak mampunya gelombang suara untuk dapat masuk ke bagian dalam dari telinga.

Gangguan pendengaran konduktif ini salah satunya dipicu oleh rusak atau pecahnya gendang telinga (bisa juga gendang telinga berlubang), disfungsi saluran penghubung rongga telinga dan rongga hidung (saluran eustachius), pembengkakan pada dinding telinga, infeksi, kotoran telinga, hingga penyumbatan oleh tumor jinak.

Umumnya, penderita tuli konduktif tidak dapat mendengar suara bising pada radius 5 meter. Pun, penderita tuli konduktif tidak mampu mendengar suara bernada rendah.

2. Tuli Sensorineural

Sementara itu, tuli sensoriuneral adalah jenis penyakit tuli yang mana penyebab tuli ini yaitu adanya kerusakan pada sel rambut sensitif di dalam telinga. Atau, bisa juga karena adanya kerusakan pada saraf pendengaran.

Tuli sensorineural dipicu oleh sejumlah faktor risiko, yakni:

  • Keturunan (genetik)
  • Usia
  • Cedera
  • Penggunaan obat-obatan
  • Penyakit kardiovaskular
  • Mendengar suara keras

3. Tuli Campuran

Sesuai dengan namanya, jenis gangguan pendengaran atau tuli yang satu ini merupakan gabungan dari 2 (dua) jenis tuli sebelumnya, yakni tuli konduktif dan tuli sensorineural.

Kronologi terjadinya tuli campuran bisa dimulai dari tuli konduktif terlebih dahulu lalu kemudian tuli sensorineural, atau sebaliknya. Atau, bisa saja keduanya terjadi secara bersamaan, yang mana hal ini terjadi pada mereka yang mengalami trauma kepala berskala berat.

Derajat penyakit tuli pun terbagi menjadi 4 (empat), yaitu:

  • Tuli ringan, yakni ketidakmampuan mendengar suara atau ucapan dalam radius cukup jauh di tempat yang bising
  • Tuli sedang, yakni ketidakmampuan untuk mendengar ucapan lawan bicara secara jelas
  • Tuli berat, yakni hanya mampu mendengar suara keras
  • Tuli total, yakni sama sekali tidak mampu untuk mendengar suara. Suara hanya diterima sebagai getaran

Ciri dan Gejala Penyakit Tuli

Penyakit tuli dapat terjadi secara tiba-tiba, namun bisa juga secara bertahap. Anda patut curiga dan waspada apabila menemukan ciri-ciri awal dari penyakit tuli berikut ini:

  • Kesulitan untuk mendengar suara atau perkataan orang lain
  • Kesulitan mendengar huruf-huruf konsonan
  • Menyetel musik atau televisi dengan volume keras
  • Tidak bisa mengidentifikasi sumber suara

Sementara pada anak bayi hingga balita, Anda bisa mengenali penyakit tuli yang ia alami dengan memerhatikan sejumlah ciri dan gejala seperti:

  • Tidak merespon ketika mendengar panggilan atau suara keras
  • Tidak bisa berbicara sepatah katapun padahal sudah berusia satu tahun
  • Lambat dan sulit untuk dapat mengucapkan kata-kata secara jelas
  • Berbicara lantang

Diagnosis Penyakit Tuli

Guna memastikan penyakit tuli yang diderita, Anda perlu untuk memeriksakan diri ke dokter. Nantinya, dokter akan melakukan serangkaian prosedur pemeriksaan, yang umumnya terdiri dari:

  • Pemeriksaan Fisik, yakni dengan memeriksa kondisi fisik telinga, dari bagian luar hingga bagian dalam dengan bantuan alat khusus. Prosedur diagnosis penyakit tuli ini penting untuk mendeteksi apakah ada kerusakan pada bagian dalam telinga yang menjadi penyebab tuli
  • Tes Garpu Tala, yakni bertujuan untuk mengindetifikasi derajat tuli yang diderita pasien. Pemeriksaan ini juga berfungsi untuk mengetahui bagian telinga yang mengalami kerusakan
  • Tes audiometri, yakni tes yang dilakukan dengan bantuan alat penghasil suara. Alat ini nantinya akan menghasilkan suara dengan volume dan frekuensi yang berbeda-beda. Lalu, pasien yang telah memakai headphone diminta untuk menekan tombol setiap berhasil mendengar suara

Pengobatan Penyakit Tuli

Sayangnya, penyakit tuli yang disebabkan oleh faktor genetik umumnya bersifat permanen, sehingga tidak ada cara mengobati penyakit tuli yang benar-benar efektif. Namun, penderita tuli bisa menggunakan alat bantu dengar agar ia bisa mendengar suara dan ucapan dari orang di sekitarnya.

Sementara itu, untuk kasus tuli yang masih bersifat ringan, atau tuli yang disebabkan oleh cedera, maka pengobatan telinga tuli dapat dilakukan dengan cara-cara seperti:

  • Membersihkan kotoran telinga
  • Implan klokea (alat bantu dengar yang ditanam di bawah kulit telinga bagian belakang)
  • Bedah telinga

Pencegahan Penyakit Tuli

Guna mencegah penyakit tuli yang disebabkan oleh faktor non-genetik, maka sekiranya Anda perlu memerhatikan hal-hal berikut ini:

  • Hindari aktivitas yang berisiko mencederai telinga
  • Hindari sumber suara keras
  • Pakailah pelindung telinga apabila terpaksa harus berada di tempat yang dekat dengan sumber suara keras
  • Jangan mendengarkan musik keras-keras, apalagi sambil menggunakan headphone
  • Segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami sakit telinga agar bisa segera ditangani sebelum kondisi bertambah parah

Sumber:

  1. Nordqvist, C. (2018, June 27). What’s to know about deafness and hearing loss?Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/249285.php [Diakses pada 8 Agustus 2019]

About The Author

Diare saat Puasa: Penyebab dan Cara Mengatasi

Defek Septum Ventrikel: Penyebab, Gejala, Cara Mengobati, dll