Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Penyakit Dekompresi: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Penanganan

Myles Bannister

Penyakit dekompresi terjadi saat tekanan di sekitar tubuh menurun secara drastis. Simak penjelasan gejala, penyebab, dan cara mengatasi dekompresi berikut ini.

Apa Itu Penyakit Dekompresi?

Penyakit ini terjadi ketika gas terlarut (biasanya nitrogen atau helium dalam penyelaman gas campuran) membentuk gelembung saat depresurisasi. Prosedur yang tepat saat menyelam dapat membantu mengurangi dekompresi.

Gejala Penyakit Dekompresi

Gejala umum dari penyakit ini meliputi:

  • Kelelahan.
  • Nyeri otot dan persendian.
  • Sakit kepala.
  • Kebingungan.
  • Masalah penglihatan, seperti penglihatan ganda.
  • Sakit perut.
  • Nyeri dada atau batuk.
  • Syok.
  • Vertigo.

Nyeri sendi adalah gejala paling umum dari penyakit dekompresi dan dapat berlangsung berhari-hari atau berminggu-minggu.

Pada kasus yang jarang terjadi, Anda mungkin juga mengalami gejala seperti:

  • Radang otot.
  • Gatal.
  • Ruam.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Kelelahan ekstrem.

Penyakit dekompresi dengan gejala yang mempengaruhi kulit, muskuloskeletal, dan sistem limfatik diklasifikasikan sebagai tipe 1. Sementara itu, tipe 2 menyebabkan gejala yang mempengaruhi sistem saraf dan terkadang disebut sebagai “bends” dan “chokes”.

Penyebab Penyakit Dekompresi

Penyakit dekompresi terjadi saat tekanan sekitar tubuh turun secara cepat, baik saat di udara maupun di air. Kondisi ini biasanya terjadi pada penyelam atau saat perjalanan udara, tetapi jarang terjadi pada penerbangan komersial.

Saat menyelam dengan udara terkompresi, tubuh mendapatkan oksigen dan nitrogen ekstra. Oksigen digunakan oleh tubuh, sedangkan nitrogen tetap dilarutkan dalam darah selama penyelaman. Ketika Anda kembali ke permukaan air setelah menyelam, tekanan sekitar tubuh turun.

Jika transisi ini terjadi terlalu cepat, nitrogen tidak memiliki waktu untuk dibersihkan dari darah dan membentuk gelembung di jaringan atau darah. Gelembung nitrogen ini menyebabkan penyakit dekompresi.

Proses dekompresi dalam tubuh mirip dengan ketika Anda membuka minuman berkarbonasi. Ketika Anda membukanya, tekanan di dalam wadah turun dan menyebabkan keluarnya gas dalam bentuk gelembung.

Jika gelembung nitrogen terbentuk dalam darah, zat ini dapat merusak pembuluh darah dan menghalangi aliran darah normal. Kondisi ini harus ditangani dengan cepat karena dapat berakibat fatal.

Faktor Risiko Penyakit Dekompresi

Meskipun dekompresi dapat mempengaruhi siapa saja, risikonya lebih tinggi pada penyelam. Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit dekompresi meliputi:

  • Memiliki kelainan jantung.
  • Dehidrasi.
  • Tubuh lelah.
  • Obesitas.
  • Usia lanjut.
  • Menyelam di air dingin.

Risiko penyakit ini semakin tinggi jika menyelam lebih dalam, tetapi dapat terjadi pada kedalaman berapapun. Oleh karena itu, penting untuk naik ke permukaan secara perlahan dan bertahap.

Pada kasus yang lebih ringan, gejala biasanya tidak terjadi hingga beberapa jam atau bahkan beberapa hari setelah menyelam. Namun, perawatan medis tetap diperlukan jika mengalami gejala yang tidak umum.

Diagnosis Penyakit Dekompresi

Pemeriksaan riwayat dan gejala setelah menyelam menjadi faktor kunci dalam mendiagnosis penyakit dekompresi. Meskipun nyeri persendian adalah gejala utama, tes darah dan rontgen biasanya tidak menunjukkan masalah.

Diagnosis banding untuk penyelam juga harus mempertimbangkan bahwa stres selama menyelam dapat memperburuk masalah medis kronis. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain penyakit jantung untuk pasien dengan nyeri dada dan penyakit paru-paru kronis untuk sesak napas.

Pertimbangan lain termasuk nyeri dari cedera muskuloskeletal sebelumnya, stroke, atau hipoglikemia. Khawatir juga terletak pada tenggelam/hampir tenggelam dan stres termal.

Penanganan Penyakit Dekompresi

Perawatan darurat untuk penyakit dekompresi melibatkan perbaikan tekanan darah dan pemberian oksigen dengan aliran tinggi. Langkah sederhana yang dapat dilakukan adalah memiringkan tubuh ke kiri dan, jika memungkinkan, memiringkan kepala ke bawah.

Perawatan optimal melibatkan terapi oksigen hiperbarik, di mana pasien menerima oksigen 100% di dalam ruang bertekanan tinggi. Perawatan ini membalikkan perubahan tekanan yang memungkinkan gelembung gas dalam darah larut kembali ke bentuk cairnya secara bertahap dalam beberapa jam.

Pencegahan Penyakit Dekompresi

Berikut adalah langkah-langkah untuk mengurangi risiko penyakit dekompresi saat menyelam:

  • Naik ke permukaan secara perlahan saat menyelam. Jangan menyelam melebihi waktu yang disarankan.
  • Tidak terbang dalam waktu 24 jam setelah menyelam.
  • Hindari minum alkohol sebelum menyelam.
  • Tidak mandi di bak air panas atau sauna setelah menyelam.
  • Memastikan tubuh terhidrasi dengan baik, istirahat yang cukup, dan siap sebelum menyelam. Jika baru saja mengalami penyakit serius, cedera, atau operasi, konsultasikan dengan dokter sebelum melakukan penyelaman.

Beberapa orang harus menghindari menyelam sepenuhnya atau mempertimbangkan risiko khusus. Jika Anda memiliki kelainan jantung, menyelam bukanlah kegiatan yang aman untuk dilakukan.

Selain itu, jika menderita asma, riwayat paru-paru bocor, atau penyakit paru-paru lainnya, diskusikan dengan dokter sebelum memutuskan untuk menyelam.

Orang yang menggunakan insulin untuk mengobati diabetes mungkin mengalami perubahan kadar glukosa darah selama menyelam, sehingga perlu berhati-hati. Hindari menyelam jika Anda memiliki hernia inguinalis yang belum sembuh karena gas yang terperangkap dalam hernia dapat menyebabkan gejala.

Referensi

  1. Anonim. 2019. Decompression Sickness. https://www.health.harvard.edu/a_to_z/decompression-sickness-a-to-z. (Diakses pada 29 April 2021).
  2. Chertoff, Jane. 2019. What Is Decompression Sickness, and How Does It Happen?. https://www.healthline.com/health/decompression-sickness. (Diakses pada 29 April 2021).
  3. Cooper, Jeffrey S dan Kenneth C. Hanson. 2020. Decompression Sickness. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537264/. (Diakses pada 29 April 2021).

About The Author

Jangan Sembarangan Konsumsi Obat Kesuburan Pria, Kenali Aturannya

8 Cara Menjaga Kesehatan Telinga yang Aman dan Nyaman