Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Myles Bannister

Gangguan Menstruasi: Gejala, Penyebab, Jenis, dan Cara Mengatasi

Gangguan menstruasi adalah masalah umum yang dialami wanita, termasuk sindrom pramenstruasi (PMS), telat menstruasi, atau bahkan tidak menstruasi selama beberapa bulan. Dalam artikel ini, Anda akan menemukan informasi tentang gejala, penyebab, dan cara mengatasi gangguan menstruasi.

Apa Itu Gangguan Menstruasi?

Gangguan menstruasi adalah masalah pada siklus menstruasi bulanan wanita yang mencakup gejala fisik dan emosional. Siklus menstruasi normal adalah setiap 24 hingga 35 hari dengan menstruasi berlangsung 4-7 hari.

Wanita memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda dan hal itu normal. Gangguan menstruasi dibagi menjadi beberapa jenis, termasuk:

– Gejala pramenstruasi atau Premenstrual Syndrome (PMS).

– Gejala menstruasi dengan pendarahan berat.

– Nyeri menstruasi (dysmenorrhea).

– Tidak mengalami menstruasi (amenorrhea).

– Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD), gejala nyeri menstruasi yang lebih parah dari dysmenorrhea.

Masalah menstruasi juga ditandai oleh aliran menstruasi yang lebih deras dari biasanya, berlangsung lebih dari 7 hari, disertai nyeri hebat, mual, muntah, dan kram. Penting bagi setiap wanita untuk mengenali siklus menstruasinya sendiri dan berkonsultasi dengan dokter jika merasa khawatir dengan perubahan siklus tersebut.

Gejala Gangguan Menstruasi

Setiap wanita mungkin memiliki gejala gangguan menstruasi yang berbeda. Beberapa gejala umumnya meliputi:

– Kram, mual, muntah, dan menstruasi hebat sebelum, selama, dan sesudah siklus menstruasi.

– Aliran darah atau pendarahan menstruasi yang lebih deras.

– Pendarahan menstruasi berlangsung lebih dari 7 hari.

– Bercak darah setelah siklus menstruasi selesai atau setelah berhubungan seksual.

– Tidak mengalami menstruasi selama 3 bulan berturut-turut.

– Siklus menstruasi kurang dari 21 hari atau baru menstruasi setelah 35 hari.

– Pendarahan menstruasi yang tidak normal.

Mengalami nyeri menstruasi adalah hal yang wajar. Anda tidak perlu panik dan sebaiknya belajar mengenali pola dan siklus menstruasi Anda sendiri.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera hubungi dokter bila Anda mengalami siklus yang tidak normal selama 3 bulan berturut-turut, termasuk siklus dengan pendarahan yang terlalu deras, menyakitkan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, atau terjadi lebih dari satu minggu. Anda juga harus segera konsultasi ke dokter bila mengalami telat haid atau tidak haid sama sekali dalam 3 bulan terakhir.

Penyebab Gangguan Menstruasi

Ada beragam penyebab menstruasi yang tidak normal, mulai dari pengaruh stres, masalah kesuburan, hingga riwayat medis yang mendasarinya. Beberapa penyebab umum menstruasi yang abnormal adalah:

1. Stres

Faktor stres menjadi penyebab umum wanita mengalami masalah menstruasi. Stres berlebih dapat melepaskan hormon kortisol dan corticotropin-releasing hormone (CRH) yang menekan tingkat hormon reproduksi hingga menyebabkan gangguan ovulasi.

2. Efek Samping Pil KB

Penggunaan pil KB akan memengaruhi keseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Pil KB juga mencegah pelepasan sel telur yang siap dibuahi sehingga berpengaruh pada gangguan siklus haid.

3. Polip atau Fibroid Rahim

Penyakit polip rahim adalah tumor jinak yang berkembang pada lapisan rahim. Kondisi ini akan menyebabkan nyeri menstruasi parah dan ketidaknyamanan selama menstruasi.

4. Endometriosis

Endometriosis adalah kerusakan lapisan rahim yang menyebabkan masalah ovulasi. Anda akan mengalami pendarahan menstruasi tidak biasa dan diikuti dengan nyeri serta kram hebat selama siklus menstruasi.

5. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)

Polycystic ovary syndrome (PCOS) adalah masalah hormon di mana wanita memproduksi lebih banyak hormon androgen (hormon pria) dibandingkan dengan hormon estrogen dan progesteron (hormon wanita yang mengatur ovulasi dan kesuburan). Kondisi ini akan menyebabkan sel telur tidak matang secara konsisten dan berisiko infertilitas.

6. Insufisiensi Ovarium Prematur

Gangguan ovarium yang biasanya terjadi pada wanita di bawah usia 40 tahun. Ovarium mengalami disfungsi atau tidak berfungsi normal hingga siklus menstruasi berhenti. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh efek samping pengobatan kanker atau kelainan kromosom wanita.

Itulah beberapa penyebab umum masalah menstruasi. Jika gangguan haid terjadi akibat kondisi medis tertentu, maka Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter.

Faktor Risiko Gangguan Menstruasi

Beberapa faktor lain yang meningkatkan risiko mengalami menstruasi abnormal adalah:

– Faktor berat badan, baik kelebihan atau kekurangan berat badan dapat memengaruhi pelepasan sel telur dan masalah haid.

– Faktor usia, remaja yang baru mengalami haid umumnya mengalami haid yang tidak lancar. Sementara wanita lansia juga mengalami masalah haid menjelang menopause.

– Faktor olahraga, latihan fisik yang berlebihan bagi wanita dapat memengaruhi siklus menstruasi menjadi lebih lambat.

– Efek samping dari obat antikoagulan atau steroid.

– Riwayat masalah kelenjar tiroid, gangguan hipofisis, atau gangguan pendarahan.

– Masalah kesuburan atau kehamilan.

– Riwayat kanker rahim atau kanker serviks.

Anda juga rentan mengalami gangguan haid jika memiliki pola makan kurang sehat atau riwayat masalah hormonal dan seksual.

Diagnosis Gangguan Menstruasi

Dokter akan memulai diagnosis dengan bertanya tentang beberapa hal, termasuk usia, gejala yang dialami, seberapa parah dan lama gejala tersebut, siklus menstruasi selama 3 bulan terakhir, pola makan dan pola hidup, obat-obatan atau terapi yang sedang digunakan.

Jika dokter mencurigai adanya gangguan haid, pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan panggul (pelvic exam), tes darah untuk mengetahui ketidakseimbangan hormon, biopsi endometrium atau sampel lapisan rahim, histeroskopi, USG, pemeriksaan Pap smear, atau tes urine atau tes kehamilan mungkin diperlukan.

Jenis Gangguan Menstruasi

Gangguan menstruasi mencakup masalah pada siklus menstruasi, gejala nyeri haid, jadwal haid, dan kelancaran siklus haid. Jenis gangguan haid meliputi:

1. Sindrom Pramenstruasi (PMS)

Gangguan haid ini umumnya dialami wanita beberapa hari sebelum dan selama siklus haid. Gejalanya meliputi nyeri perut, kram, dan gangguan suasana hati. Kondisi ini mungkin terjadi pada 3 hari di awal siklus haid atau bertahan selama beberapa jam saja.

2. Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)

Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) adalah gejala nyeri haid yang lebih parah dari PMS biasa. Wanita dengan PMDD akan mengalami nyeri hebat, gangguan kecemasan, hingga depresi satu atau dua minggu sebelum siklus haid dimulai.

3. Tidak Haid (Amenore)

Amenore adalah gangguan haid di mana wanita tidak mengalami menstruasi sama sekali selama lebih dari 3 bulan. Amenore terjadi akibat kelainan ovulasi, cacar lahir, gangguan tiroid, masalah berat badan, gangguan makan, kehamilan, atau menopause.

4. Dismenore

Dismenore adalah nyeri dan kram menstruasi parah. Kondisi ini disebabkan oleh kontraksi uterus saat melepaskan sebagian dari dinding rahim menjadi darah menstruasi, serta pelepasan zat kimia prostaglandin yang memicu nyeri. Dismenore rentan terjadi pada wanita dengan obesitas, perokok, atau yang mengalami menstruasi sebelum usia 11 tahun.

5. Menoragia

Menoragia adalah pendarahan menstruasi abnormal yang ditandai dengan pendarahan menstruasi yang terlalu lama dan berat. Pendarahan yang abnormal ini mungkin mengganggu aktivitas sehari-hari.

6. Polimenorea

Polimenorea adalah siklus haid yang terjadi setiap kurang dari 21 hari. Normalnya, siklus menstruasi terjadi antara 24 dan 35 hari. Jadi, wanita tersebut sudah haid lagi setelah 2 minggu.

7. Oligomenorea

Oligomenorea adalah siklus menstruasi yang jarang atau kurang dari 6 hingga 8 kali setahun. Jadi, wanita tersebut tidak mengalami menstruasi lebih dari 35 hari atau 90 hari. Kondisi ini umumnya terjadi akibat penggunaan pil KB, gangguan makan, atau efek samping obat pembekuan darah.

8. Metroragia

Metroragia adalah pendarahan uterus yang abnormal. Pendarahan menstruasi juga tidak teratur di antara siklus menstruasi.

Cara Mengatasi Gangguan Menstruasi

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat sesuai penyebab dan jenis gangguan menstruasi yang dialami. Dokter mungkin meresepkan obat untuk mengurangi gejala gangguan haid.

Selain itu, perubahan pola makan dan pola hidup yang lebih sehat juga dianjurkan, seperti mengatur jadwal dan intensitas olahraga yang tepat, minum air putih yang cukup, makan makanan sehat, mengurangi stres, dan menata pola tidur yang baik.

Sebagai informasi tambahan, Anda dapat merujuk pada referensi berikut:

– American Association of Gynecologic Laparoscopists (AAGL). 2020.

– Cleveland Clinic. 2020.

– Moore, Kristeen. 2020.

– Summa Health. 2020.

About The Author

Penyakit Terminal: Definisi, Jenis, Diagnosis, Merawat, dll

8 Buah yang Tidak Boleh Dicampur untuk Jus