Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Myles Bannister

Buta warna adalah masalah penglihatan yang menyulitkan dalam membedakan warna tertentu. Kondisi ini juga mengganggu aktivitas seperti melihat warna rambu lalu lintas. Kenali gejala, penyebab, cara mengatasi, dan pencegahan di bawah ini!

Apa Itu Buta Warna?

Buta warna terjadi ketika pigmen indra penglihatan pada mata mengalami masalah, menyebabkan kesulitan atau ketidakmampuan membedakan warna.

Kebanyakan penderita tidak bisa membedakan warna merah dan hijau. Beberapa penderita juga tidak bisa membedakan warna kuning dan biru.

Kondisi ini dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Jika seseorang benar-benar buta warna, disebut achromatopsia, dia hanya bisa melihat warna abu-abu atau hitam dan putih. Namun, kondisi ini sangat langka.

Gejala Buta Warna

Gejala buta warna dapat bervariasi, dari ringan hingga berat. Sebagian besar orang memiliki gejala ringan sehingga tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit ini.

Berikut adalah beberapa gejala buta warna berdasarkan jenisnya:

1. Merah-Hijau

Jenis ini paling umum dan menyebabkan kesulitan membedakan warna merah dan hijau. Terdapat beberapa jenis gejala, antara lain:

– Deuteranomaly: Warna hijau terlihat lebih merah.

– Protanomaly: Warna merah terlihat lebih hijau dan kurang cerah.

– Protanopia dan deuteranopia: Tidak dapat membedakan antara merah dan hijau.

2. Biru-Kuning

Jenis ini jarang terjadi dan menyebabkan kesulitan membedakan warna biru dan hijau, serta kuning dan merah. Terdapat dua jenis gejala, yaitu:

– Tritanomaly: Kesulitan membedakan warna biru dan hijau, serta kuning dan merah.

– Tritanopia: Tidak dapat membedakan warna biru dan hijau, ungu dan merah, kuning dan merah muda. Jenis ini juga membuat warna terlihat kurang cerah.

3. Buta Warna Total

Jika seseorang benar-benar buta warna, dia tidak dapat melihat warna sama sekali atau disebut monokromasi (jarang terjadi). Penderita kemungkinan mengalami kesulitan melihat dengan jelas dan lebih sensitif terhadap cahaya.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda atau anak mengalami gejala yang telah disebutkan di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendiagnosis jenis buta warna atau masalah penglihatan yang lebih serius. Dokter spesialis mata atau ophthalmologis akan memberikan penanganan atau perawatan yang sesuai sesuai dengan jenis kondisinya.

Penyebab Buta Warna

Mata memiliki sel-sel saraf yang disebut kerucut yang memungkinkan retina (lapisan jaringan yang peka cahaya di belakang mata) mendeteksi warna.

Tiga jenis kerucut yang berbeda dapat menyerap panjang gelombang cahaya yang berbeda, dan masing-masing jenis merespons warna merah, hijau, atau biru. Kerucut mengirim informasi ke otak untuk membedakan warna.

Jika satu atau lebih kerucut di retina rusak atau tidak ada, mata akan mengalami kesulitan melihat warna dengan baik.

Faktor Risiko Buta Warna

Selain penyebab buta warna yang telah disebutkan di atas, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini. Pria memiliki risiko lebih tinggi sejak lahir dibandingkan wanita. Diperkirakan 1 dari 10 pria memiliki beberapa jenis buta warna.

Selain jenis kelamin, berikut beberapa faktor risiko lainnya:

1. Keturunan

Orang yang menderita buta warna umumnya mewarisinya dari orang tua. Biasanya, kondisi ini diturunkan dari ibu ke anak dan tidak menyebabkan kebutaan atau kehilangan penglihatan lainnya.

2. Penyakit

Siapa pun dapat mengalami kelainan pada mata yang mengakibatkan buta warna akibat penyakit atau cedera pada retina, seperti glaukoma, katarak, degenerasi makula, retinopati diabetik, diabetes, penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, sklerosis ganda, leukemia, dan anemia sel sabit.

3. Obat-obatan

Beberapa obat dapat meningkatkan risiko kesulitan mengenal warna, seperti obat antipsikotik, chlorpromazine, thioridazine, dan antibiotik etambutol yang digunakan untuk mengobati tuberkulosis.

4. Usia

Kesulitan membedakan warna juga dapat terjadi akibat penuaan, yang dapat terjadi secara perlahan seiring bertambahnya usia.

5. Bahan Kimia

Beberapa bahan kimia dapat meningkatkan risiko buta warna. Bahan kimia beracun seperti styrene, yang terdapat dalam beberapa jenis plastik, dapat menyebabkan hilangnya kemampuan mata untuk melihat warna.

Diagnosis Buta Warna

Kemampuan melihat warna berbeda-beda pada setiap orang. Oleh karena itu, tidak dapat diketahui apakah seseorang melihat warna merah, hijau, dan warna lainnya dengan cara yang sama seperti orang yang memiliki penglihatan normal. Namun, dokter mata dapat melakukan tes buta warna dengan memeriksa mata.

Tes menggunakan gambar khusus yang disebut pelat pseudoisochromatic. Gambar-gambar ini terdiri dari titik-titik berwarna dengan angka atau simbol yang tersembunyi di dalamnya. Orang yang memiliki penglihatan normal dapat melihat angka atau simbol tersebut, tetapi orang yang menderita buta warna mungkin tidak dapat melihatnya atau melihat angka atau simbol yang berbeda.

Oleh karena itu, tes buta warna penting dilakukan pada anak sebelum memulai sekolah untuk membantu dalam pendidikan awal yang berhubungan dengan pengenalan warna.

Cara Mengatasi Buta Warna

Kesulitan mengenali warna dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama yang memerlukan perbedaan warna, seperti membaca rambu lalu lintas atau memilih pakaian. Saat ini tidak ada obat yang dapat mengobati buta warna, jadi mengatasi buta warna dilakukan dengan penyesuaian dalam rutinitas sehari-hari.

Berikut adalah beberapa cara mengatasi buta warna dalam aktivitas sehari-hari:

1. Mengubah Pencahayaan dalam Ruangan

Mata tidak berfungsi dengan baik dalam kondisi gelap, terutama pada penderita buta warna. Oleh karena itu, jika kesulitan melihat di dalam ruangan pada siang hari, pertimbangkan penggunaan lampu yang memberikan pencahayaan yang cukup terang.

2. Menghafal Hal-hal Tertentu

Buta warna juga dapat menyulitkan aktivitas seperti mengemudi. Menghafal posisi dan tampilan warna lampu rambu lalu lintas dapat membantu penderita dalam berkendara dengan aman.

3. Menggunakan Label

Tidak dapat mengenali warna tertentu dapat menyulitkan dalam memilih pakaian atau berpakaian untuk acara-acara tertentu. Membuat label pada pakaian atau benda-benda lainnya dapat membantu memudahkan tugas sehari-hari.

4. Mengandalkan Indera Lain

Mata adalah salah satu dari lima indera yang kita miliki. Jika mengalami masalah pada mata, kita masih dapat menggunakan indera lain, seperti penciuman, rasa, sentuhan, dan pendengaran, untuk memperoleh informasi tentang warna. Sebagai contoh, menggunakan indera penciuman untuk mengenali makanan yang memiliki warna tertentu, seperti makanan atau buah.

5. Memanfaatkan Pilihan Akses

Banyak perangkat elektronik yang menawarkan pilihan aksesibilitas yang dapat membantu penyandang disabilitas berinteraksi dengan perangkat tersebut dengan lebih mudah. Mengubah pengaturan pada ponsel atau televisi dapat membantu memfasilitasi penggunaan perangkat tersebut, bahkan bagi penderita buta warna.

6. Menggunakan Kacamata Khusus

Salah satu cara mengatasi buta warna adalah dengan menggunakan kacamata buta warna. Kacamata seperti EnChroma dapat mengembalikan sebagian kemampuan melihat warna, sehingga dapat mempermudah aktivitas sehari-hari.

Meskipun langkah-langkah di atas dapat membantu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pilihan perawatan yang sesuai sesuai dengan jenis buta warna yang diderita.

Pencegahan Buta Warna

Sebagian besar buta warna disebabkan oleh faktor genetik sehingga sulit dicegah. Namun, mendeteksi kondisi mata secara dini pada anak-anak dapat membantu memahami jenis dan tingkat keparahannya.

Hal ini penting untuk melakukan skrining penglihatan secara rutin, terutama jika mengonsumsi obat tertentu yang berhubungan dengan masalah penglihatan.

Referensi:

1. At a glance: Color Blindness. (https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases/color-blindness#:~:text=Most%20of%20the%20time%2C%20color,have%20problems%20with%20everyday%20activities)

2. Types of Color Blindness. (https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases/color-blindness/types-color-blindness)

3. Krista O’Connell. 2019. What You Need to Know About Color Blindness. (https://www.healthline.com/health/color-blindness#causes)

4. Lockett, Eleesha. 2020. What Do Colorblind People See? (https://www.healthline.com/health/eye-health/what-do-colorblind-people-see)

5. Turbert, David. 2019. Color Blindness. (https://www.aao.org/eye-health/diseases/color-blindness-symptoms)

About The Author

Manfaat Daging Domba untuk Kesehatan dan Efek Samping

Kapan Waktu yang Tepat Melakukan USG Kehamilan?