Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Myles Bannister

Spiramycin adalah antibiotik jenis makrolida yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri tertentu dan toksoplasmosis pada wanita hamil. Obat ini menghambat pertumbuhan sel dengan cara mengikat subunit ribosom pada bakteri yang rentan sehingga menghambat pembentukan protein bakteri.

Spiramycin sangat efektif dalam mengatasi infeksi bakteri dan toksoplasmosis pada ibu hamil. Namun, obat ini tidak efektif untuk mengatasi infeksi jamur dan virus.

Dosis yang disarankan untuk Spiramycin adalah 1-2 gram untuk dewasa dan remaja, diberikan 2 kali sehari atau 500 mg hingga 1 gram diberikan 3 kali sehari. Untuk anak-anak dengan berat di atas 20 kg, dosis yang disarankan adalah 25 mg per kilogram berat badan, diberikan 2 kali sehari atau 17 mg per kilogram berat badan, diberikan 3 kali sehari. Namun, dosis dapat berbeda-beda tergantung kondisi dan kebutuhan pasien, jadi jangan mengganti dosis tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Penggunaan Spiramycin sebaiknya dilakukan sesuai petunjuk dan dosis yang disarankan dokter. Jika dosis terlewat, segera konsumsi obat saat ingat atau ambil dosis selanjutnya jika waktunya sudah dekat. Jangan menggunakan dosis berlebihan tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Obat ini sebaiknya disimpan pada suhu antara 25-30°C, di tempat yang kering dan tidak lembap, dan dihindari dari cahaya langsung. Jaga obat ini agar tidak terjangkau oleh anak-anak dan hewan peliharaan. Jika obat sudah expired, jangan langsung membuangnya, tetapi konsultasikan dengan apoteker tentang cara pembuangan yang benar.

Spiramycin dapat menyebabkan efek samping seperti ruam kulit, pendarahan atau memar tidak biasa, diare, buang air besar berdarah, sakit dada, demam, heartburn, detak jantung tidak teratur, mual, pingsan, sakit perut, muntah, mata atau kulit kuning. Jika Anda mengalami efek samping serius atau reaksi alergi, hentikan penggunaan obat ini dan konsultasikan dengan dokter.

Interaksi obat dapat terjadi jika Spiramycin digunakan bersamaan dengan obat-obatan tertentu. Beberapa obat yang sebaiknya tidak digunakan bersamaan dengan Spiramycin adalah acecainide, amiodarone, amitriptyline, dan sebagainya. Diskusikan dengan dokter tentang obat-obatan yang sedang atau baru saja Anda konsumsi.

Sebelum menggunakan Spiramycin, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti jangan menggunakan obat ini jika Anda memiliki alergi terhadap Spiramycin atau antibiotik lainnya, hati-hati penggunaannya pada penderita penyakit hati dan obstruksi saluran empedu, dan obat ini dapat diekskresikan ke dalam ASI sehingga sebaiknya tidak digunakan selama menyusui, kecuali setelah berkonsultasi dengan dokter.

Harga Spiramycin bervariasi tergantung pada sediaan dan mereknya. Obat ini dapat diperoleh di apotek dengan resep dokter.

Referensi:

1. Rovamycin – SUMMARY OF PRODUCT CHARACTERISTICS. URL: https://www.old.health.gov.il/units/pharmacy/trufot/alonim/Rovamycin-dr_1358683783543.pdf

2. Spiramycin (Oral Route, Injection Route, Rectal Route). URL: https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/spiramycin-oral-route-injection-route-rectal-route/side-effects/drg-20066104?p=1

3. Macrolide. URL: https://www.britannica.com/science/macrolide.

About The Author

Paracetamol untuk Anak

Mengenal Lebih Jauh Tentang Pengobatan Homeopati