Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Myles Bannister

Rambut Rontok: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll

Salah satu masalah rambut yang ‘ditakuti’ oleh banyak orang adalah rambut rontok. Simak penjelasan mengenai kerontokan pada rambut mulai dari ciri, penyebab, hingga cara mengatasi dan mencegahnya berikut ini!

Apa Itu Rambut Rontok?

Rambut rontok adalah kondisi di mana helai-helai rambut lepas dari kulit kepala dalam jumlah yang banyak. Sejatinya, lepasnya helai rambut dari kulit kepala merupakan kewajaran yang dapat dijelaskan melalui 3 fase berikut ini:

– Fase pertumbuhan (anagen), adalah periode di mana rambut mengalami pertumbuhan kemudian bertahan dalam kurun waktu 2-6 tahun.

– Fase transisi (katagen), adalah periode transisi selama 2-3 minggu sebelum rambut mulai rontok.

– Fase kerontokan (telogen), adalah periode ketika satu per satu helai rambut merontok. Rambut akan kembali tumbuh dalam 2-3 bulan kedepan.

Semua aktivitas tersebut terjadi di folikel rambut yang merupakan bagian dari lapisan terluar kulit kepala. Sementara itu, pertumbuhan rambut tidak lepas dari peran protein bernama keratin.

Seseorang dikatakan memiliki masalah kerontokan rambut—dalam dunia medis dikenal dengan istilah alopecia—apabila helai rambut yang lepas melebihi 100 helai setiap harinya. Rambut rontok ini bisa terjadi secara bertahap maupun mendadak. Selain itu, kerontokan rambut bisa bersifat temporer dan bahkan permanen tergantung dari penyebabnya.

Ciri dan Gejala Rambut Rontok

Kerontokan pada rambut ditandai oleh beberapa gejala yang bisa berbeda tergantung penyebabnya. Berikut adalah gejala rambut rontok yang perlu diketahui dan dipahami.

1. Penipisan Rambut Terjadi secara Bertahap

Ciri yang pertama adalah rambut mengalami penipisan secara bertahap. Ini adalah kasus kerontokan rambut yang umum, dan dialami oleh pria dan wanita seiring bertambahnya usia.

Pada pria, gejala yang terlihat adalah rambut acap kali mulai menipis dari dahi dan terlihat menyerupai huruf M. Sedangkan pada wanita, garis rambut di dahi tetap seperti biasa tetapi memiliki pelebaran pada beberapa bagian rambut.

2. Muncul Titik Kebotakan

Beberapa orang mengalami rambut rontok yang ditandai oleh kemunculan titik kebotakan seukuran uang logam.

Kondisi ini biasanya terjadi di area kepala, tetapi kadang-kadang juga terjadi pada janggut atau alis. Dalam beberapa kasus, kulit Anda mungkin menjadi gatal atau sakit sebelum rambut rontok.

3. Rambut Rontok Tiba-Tiba

Ada kalanya kerontokan rambut terjadi secara tiba-tiba. Jika hal ini yang dialami, maka gejala tersebut bisa dipicu oleh sejumlah faktor.

Gangguan psikis atau emosional menjadi salah satu faktor pemicu rambut rontok tersebut. Sejumlah rambut mungkin keluar saat menyisir atau mencuci rambut, atau bahkan setelah ditarik dengan lembut. Pada perkembangannya, kondisi ini dapat menyebabkan penipisan rambut secara total.

4. Rambut di Area Tubuh Lain Ikut Rontok

Rambut tidak hanya tumbuh di kepala, tetapi juga di bagian tubuh lainnya. Kerontokan rambut pun bisa terjadi di area tubuh lainnya seperti dada, lengan, dan betis.

Gejala kerontokan rambut ini biasanya muncul pada saat sedang menjalani terapi pengobatan seperti kemoterapi pada kasus kanker.

Kendati demikian, rambut yang rontok biasanya akan tumbuh kembali dalam beberapa bulan setelah pengobatan selesai dilakukan.

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kerontokan rambut adalah hal yang wajar terjadi dan tidak perlu dikhawatirkan karena rambut akan kembali tumbuh setelah beberapa waktu. Namun, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter apabila:

– Jumlah helai rambut yang rontok setiap harinya sangat banyak (lebih dari 100 helai per hari).

– Rambut mudah rontok saat disisir.

– Terdapat titik kebotakan di area kulit kepala.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter karena hal ini bisa menjadi pertanda adanya masalah pada kesehatan Anda yang harus ditangani secara medis agar kondisi tidak memburuk.

Penyebab Rambut Rontok

Normalnya, kita kehilangan sekitar 100 helai rambut sehari. Namun, hal ini tidak menyebabkan penipisan rambut karena pertumbuhan rambut juga terjadi. Kerontokan rambut terjadi ketika siklus pertumbuhan dan kerontokan rambut ini terganggu, atau ketika folikel rambut digantikan oleh jaringan parut.

Kerontokan rambut biasanya terkait dengan satu atau beberapa faktor. Berikut ini adalah faktor penyebab rambut rontok yang perlu diketahui.

1. Perubahan Hormon

Penyebab kerontokan pada rambut yang pertama adalah adanya perubahan hormon di dalam tubuh yang disebabkan oleh beberapa kondisi seperti:

– Kehamilan.

– Melahirkan.

– Mengonsumsi pil KB.

– Menopause.

– Gangguan kelenjar tiroid.

2. Kondisi Medis

Selain itu, beberapa kondisi medis juga menjadi penyebab rambut rontok. Kondisi medis yang dimaksud meliputi:

– Diabetes.

– Lupus.

– Anemia.

– Gangguan psikologis seperti stres berat atau depresi.

3. Obat-Obatan

Penggunaan beberapa jenis obat-obatan juga menjadi faktor penyebab rambut rontok. Jenis obat-obatan yang dimaksud antara lain:

– Obat antikanker.

– Obat arthritis.

– Obat antidepresan.

– Obat antihipertensi.

– Obat penyakit jantung.

– Obat gout.

4. Terapi Radiasi

Pasien penderita kanker juga umum mengalami kerontokan rambut sebagai efek samping dari terapi radiasi yang sedang dijalani.

Akan tetapi, rambut yang rontok akibat prosedur terapi radiasi ini biasanya akan tumbuh kembali, meskipun tidak seperti sebelumnya.

5. Stres Berat

Stres berat dapat menjadi penyebab seseorang mengalami kerontokan rambut, terutama rambut yang rontok secara tiba-tiba.

Kabar baiknya, penyebab rambut rontok akibat stres bersifat sementara. Anda hanya perlu mengelola stres dengan baik untuk mengatasi masalah rambut tersebut.

6. Perawatan Rambut

Perawatan rambut yang tidak tepat atau berlebihan juga dapat menjadi penyebab kerontokan rambut.

Sebagai contoh, penggunaan hot oil dalam perawatan rambut dapat menyebabkan peradangan pada folikel rambut yang pada akhirnya rambut rontok. Bahkan, kerontokan rambut ini dapat bersifat permanen.

Faktor Risiko Rambut Rontok

Beberapa kondisi juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kerontokan rambut. Berikut ini adalah faktor risiko kerontokan rambut yang perlu diketahui.

1. Riwayat Keluarga

Faktor risiko yang pertama adalah riwayat keluarga. Jika Anda memiliki anggota keluarga yang mengalami masalah rambut rontok, ada kemungkinan Anda juga akan mengalaminya.

Faktor ini juga berpengaruh terhadap tingkat keparahan dan kecepatan kerontokan rambut, serta periode usia ketika rambut mengalami kerontokan.

2. Usia

Seiring bertambahnya usia, fungsi tubuh cenderung mengalami penurunan kualitas. Hal ini juga berlaku untuk folikel rambut. Pertambahan usia berdampak pada folikel yang tidak lagi dapat memproduksi sel rambut baru sehingga kerontokan rambut terjadi secara masif dan dapat menyebabkan kebotakan.

Tidak jarang orang lanjut usia memiliki rambut yang tipis bahkan botak.

3. Kurang Nutrisi

Kekurangan asupan nutrisi juga dapat meningkatkan risiko kerontokan rambut. Beberapa jenis nutrisi yang perlu diperhatikan meliputi:

– Protein, yang berperan penting dalam produksi keratin sebagai elemen utama dalam pertumbuhan rambut.

4. Penurunan Berat Badan yang Signifikan

Menurunnya berat badan secara signifikan juga dikaitkan dengan kerontokan rambut. Namun, belum ada klarifikasi lebih lanjut mengenai faktor risiko ini.

5. Penyakit (diabetes, lupus, dll)

Penyakit seperti diabetes dan lupus juga dapat menyebabkan kerontokan rambut. Kondisi ini berhubungan dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh yang dapat menyebabkan penipisan rambut di kepala dan bagian tubuh lainnya.

Diagnosis Rambut Rontok

Jika kerontokan rambut terasa berlebihan dan disertai gejala lain, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan medis lebih lanjut. Terutama jika Anda memiliki faktor risiko yang disebutkan sebelumnya.

Dalam mencari tahu penyebab kerontokan rambut, dokter akan melakukan beberapa prosedur pemeriksaan sebagai berikut:

1. Anamnesis

Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan terkait dengan keluhan yang dialami oleh pasien, seperti:

– Sudah berapa lama kondisi ini berlangsung?

– Apakah sudah pernah mengalami kondisi ini sebelumnya? Jika ya, seberapa sering?

– Apakah sedang mengonsumsi obat-obatan? Jika ya, obat apa?

– Apakah sedang menjalani terapi pengobatan?

– Apakah ada anggota keluarga dengan masalah serupa?

– Apakah ada riwayat penyakit? Jika ya, penyakit apa?

2. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan memeriksa kondisi rambut di kepala dan bagian tubuh lainnya. Dokter juga akan mencoba menarik rambut pasien untuk memeriksa kekuatannya.

Dengan melihat pola kebotakan dan kekuatan rambut, dokter dapat menentukan jenis kerontokan rambut yang dialami oleh pasien.

3. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan jika kerontokan rambut mengarah pada masalah medis seperti gangguan kelenjar tiroid, diabetes, dan lainnya.

Prosedur pemeriksaan penunjang yang mungkin dilakukan antara lain:

– Biopsi, yaitu pengambilan sampel rambut dan kulit kepala untuk diteliti di laboratorium. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencari tahu adanya infeksi atau masalah lain pada folikel rambut.

– Tes darah, yaitu pemeriksaan darah untuk mencari tahu apakah rambut rontok yang dialami pasien berkaitan dengan masalah kesehatan seperti gangguan fungsi kelenjar tiroid.

Jenis Rambut Rontok

Berdasarkan hasil diagnosis, dokter akan menentukan jenis kerontokan rambut yang dialami pasien. Hal ini penting untuk memilih metode pengobatan yang tepat. Berikut adalah beberapa jenis kerontokan rambut yang perlu diketahui.

1. Alopecia Involusional

Alopecia involusional adalah kondisi alami di mana rambut secara bertahap rontok dan mengalami penipisan seiring bertambahnya usia.

Semakin banyak folikel rambut yang memasuki fase istirahat (telogen), sisa rambut menjadi lebih pendek dan jumlahnya semakin sedikit.

2. Alopecia Androgenik

Alopecia androgenik adalah kondisi genetik yang bisa terjadi pada pria dan wanita. Pada pria, disebut ‘kebotakan berpola pria’, dan pada wanita, disebut ‘kebotakan berpola wanita’.

3. Alopecia Areata

Jenis kerontokan rambut ini acap kali terjadi secara tiba-tiba. Alopecia areata dapat menyebabkan kebotakan total (alopecia totalis). Namun, sekitar 90% orang dengan kondisi ini akan mengalami pertumbuhan rambut dalam beberapa tahun.

4. Alopecia Universalis

Alopecia universalis adalah jenis kerontokan rambut yang tidak hanya menyerang kepala, tetapi juga alis, bulu mata, dan rambut kemaluan.

5. Trikotilomania

Trikotilomania adalah kondisi psikologis di mana seseorang mencabut rambutnya sendiri. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan kerontokan rambut dalam jumlah banyak.

6. Telogen Efluvium

Telogen efluvium adalah penipisan rambut sementara pada kulit kepala yang terjadi karena perubahan siklus pertumbuhan rambut.

Banyak rambut yang memasuki fase telogen secara bersamaan, menyebabkan kerontokan rambut dan penipisan.

7. Scarring Alopecia

Jenis kerontokan rambut ini disebabkan oleh bekas luka pada kulit kepala akibat peradangan atau gangguan kulit lainnya. Sisir panas dan mengikat rambut terlalu kuat juga dapat menyebabkan kerontokan rambut ini.

Pengobatan

About The Author

9 Fungsi Rambut Kemaluan dan Cara Merawatnya

Colistin: Manfaat, Dosis, Efek Samping, dll