Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Osteosarkoma: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Osteosarkoma adalah jenis kanker tulang yang umum menyerang remaja. Simak penjelasan mengenai gejala, penyebab, hingga pengobatannya selengkapnya di bawah ini.

Apa itu Osteosarkoma?

Osteosarkoma adalah jenis kanker tulang yang bermula dari sel-sel pembentuk tulang. Jenis kanker tulang ini cenderung menyerang anak-anak, remaja, dan dewasa muda.

Osteosarkoma biasanya ditemukan pada tulang panjang seperti tulang di kaki atau lengan. Pada kasus yang jarang terjadi, sel kanker dapat tumbuh pada jaringan lunak di luar tulang.

Gejala Osteosarkoma

Beberapa gejala osteosarkoma yang mungkin muncul antara lain:

  • Pembengkakan di dekat tulang.
  • Gerakan terbatas akibat kemunculan tumor atau benjolan.
  • Benjolan di kaki atau tangan terasa hangat dan nyeri ketika disentuh.
  • Nyeri pada tulang atau sendi.
  • Kulit di sekitar tumor tampak kemerahan.
  • Cedera tulang atau patah tulang tanpa penyebab yang jelas.
  • Pincang, jika tumor muncul di dekat kaki.
  • Rasa nyeri saat mengangkat tangan jika tumor muncul di tangan.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami beberapa gejala osteosarkoma yang telah disebutkan di atas. Beberapa gejala penyakit ini mungkin tampak seperti kondisi lain, misalnya cedera karena olahraga. Oleh karena itu, pemeriksaan oleh dokter penting dilakukan untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Penyebab Osteosarkoma

Penyebab osteosarkoma belum dapat dipastikan. Namun, penyakit ini bisa terbentuk ketika terjadi perubahan pada DNA di sel-sel tulang yang sehat.

Fungsi DNA adalah memerintahkan sel-sel tulang apa yang harus dilakukan. Bila terjadi perubahan, DNA akan memerintahkan sel untuk membentuk tulang baru saat tidak diperlukan.

Akibatnya, terbentuk massa (tumor) pada sel tulang yang menyerang dan menghancurkan jaringan tubuh yang sehat. Sel kanker tersebut dapat melepaskan diri dan menyebar ke seluruh tubuh.

Faktor Risiko Osteosarkoma

Meski penyebabnya belum diketahui dengan jelas, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker tulang ini, antara lain:

  • Usia 10-30 tahun.
  • Memiliki tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak sebayanya.
  • Laki-laki.
  • Pernah menjalani terapi radiasi atau radioterapi untuk pengobatan kanker.
  • Memiliki masalah pada tulang yang bersifat non-kanker, misalnya penyakit Paget, hereditary multiple exostoses, dan fibrous dysplasia.
  • Menderita jenis kanker lain, seperti retinoblastoma.
  • Memiliki riwayat genetik atau penyakit bawaan tertentu, seperti sindrom Bloom, sindrom Li-Fraumeni, sindrom Rothmund-Thomson, dan sindrom Werner.

Diagnosis Osteosarkoma

Sebelum menentukan diagnosis, dokter akan menanyakan gejala yang dialami dan melakukan pemeriksaan fisik.

Setelah mendeteksi kemungkinan osteosarkoma, dokter dapat melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang, seperti:

1. Tes Pencitraan

Tes pencitraan dilakukan untuk memberikan gambaran lokasi pertumbuhan sel kanker dan menentukan apakah kanker telah menyebar ke organ tubuh lain.

Beberapa tes pencitraan yang digunakan untuk mendeteksi osteosarkoma antara lain:

  • X-ray.
  • Computed tomography (CT) scan.
  • Magnetic resonance imaging (MRI) scan.
  • Positron emission tomography (PET) scan.

2. Biopsi

Setelah hasil tes pencitraan mendeteksi adanya kanker, biopsi dilakukan untuk memastikannya.

Dokter akan mengambil sampel jaringan di tulang yang dicurigai sebagai tempat kanker tumbuh. Sampel jaringan akan diperiksa di laboratorium.

Terdapat dua tipe biopsi yang bisa dilakukan, yaitu core needle biopsy dan surgical (open) biopsy.

3. Tes Darah

Tes darah dilakukan untuk mengetahui kadar alkaline fosfatase (AFP) dan laktat dehidrogenase (LDH) di dalam darah. Jika kadarnya tinggi, ini menandakan osteosarkoma sudah berada di tahap lanjut.

Pengobatan Osteosarkoma

Perawatan osteosarkoma meliputi tindakan operasi, kemoterapi, dan radioterapi. Berikut penjelasannya:

1. Operasi

Tindakan operasi dilakukan untuk mengangkat tumor dan jaringan sehat di sekitarnya. Tujuannya adalah mencegah pertumbuhan kanker baru dan penyebaran kanker ke bagian tubuh lainnya.

2. Kemoterapi

Kemoterapi dilakukan dengan memberikan obat-obatan kanker tertentu. Tujuannya adalah membunuh sel kanker dan mencegah penyebaran kanker.

3. Radioterapi

Radioterapi dilakukan dengan menggunakan sinar X atau partikel berenergi lainnya untuk membunuh sel kanker. Terapi ini direkomendasikan jika pasien tidak dapat menjalani operasi atau untuk membunuh sel kanker yang masih tersisa setelah operasi.

Komplikasi Osteosarkoma

Osteosarkoma dan pengobatannya dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:

  • Kanker yang bermetastasis ke bagian tubuh lainnya, seperti paru-paru.
  • Penyembuhan yang lambat atau rentan terhadap infeksi setelah operasi.
  • Efek samping dari kemoterapi, seperti mual, muntah, dan kerontokan rambut.
  • Kesulitan beradaptasi dengan kaki palsu setelah amputasi.

Hingga saat ini belum diketahui cara mencegah osteosarkoma. Namun, diagnosis dini dapat membantu keberhasilan perawatan. Jika mengalami gejala yang mengarah pada osteosarkoma, segera periksakan kondisi ke dokter.

Referensi

  1. Anonim. 2020. Osteosarcoma. https://www.cancer.org/cancer/osteosarcoma.html. (Diakses pada 9 Maret 2023).
  2. Anonim. 2022. Osteosarcoma. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/osteosarcoma/symptoms-causes/syc-20351052. (Diakses pada 9 Maret 2023).

About The Author

17 Penyebab Kepala Pusing dan Mual (No. 16 Patut Diwaspadai!)

Gaya Hidup Sedenter dan Bahayanya bagi Kesehatan (Fisik dan Mental)