Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Operasi Caesar: Definisi, Prosedur, Manfaat, dan Risikonya

Myles Bannister

Operasi caesar adalah metode persalinan yang digunakan dalam kondisi kehamilan tertentu. Siapa yang membutuhkan prosedur ini? Apakah ada efek samping setelahnya? Simak penjelasan lengkap di bawah ini.

Apa Itu Operasi Caesar?

Operasi caesar atau caesarean section (C-section) adalah tindakan operasi untuk mengeluarkan bayi. Pada prosedur ini, dokter akan melakukan sayatan pada perut dan rahim.

Pilihan metode caesar dipilih ketika persalinan normal melalui vagina tidak memungkinkan atau terjadi komplikasi kehamilan.

Pasien biasanya dapat pulang ke rumah dalam 3-5 hari setelah melahirkan dan menjalani pemulihan di rumah. Namun, beberapa aktivitas berat yang dapat menghambat pemulihan tidak dianjurkan.

ERACS, Metode Operasi Caesar Terbaru

ERACS (Enhanced Recovery After Caesarean Surgery) awalnya dikembangkan untuk mempercepat proses pemulihan pasien rawat jalan. Saat ini, metode ini juga dapat digunakan untuk operasi caesar sejak tahun 2018.

Metode ini bertujuan untuk mempercepat pemulihan dengan mengoptimalkan kesehatan ibu sebelum, selama, dan setelah tindakan.

Operasi caesar yang akan dibahas di artikel ini adalah metode operasi yang sudah ada sejak lama.

Alasan Melakukan Operasi Caesar

Beberapa alasan yang mendasari operasi caesar, antara lain:

1. Alasan Melahirkan Caesar yang Direncanakan

Operasi caesar direncanakan sebelum HPL (hari perkiraan lahir) atau bahkan pada awal kehamilan. Beberapa alasan melahirkan dengan metode ini antara lain:

  • Kondisi medis seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal, mata silinder, dan minus tinggi.
  • Penyakit infeksi seperti HIV, gonore, atau sifilis.
  • Komplikasi kehamilan seperti preeklampsia atau eklampsia.
  • Masalah plasenta seperti plasenta previa atau solusio plasenta.
  • Posisi janin yang berisiko jika dilahirkan secara normal.
  • Bayi kembar.
  • Berat janin yang terlalu besar.
  • Ibu dengan berat badan berlebih atau usia lebih tua.

2. Alasan Melahirkan Caesar yang Tidak Direncanakan

Operasi caesar juga bisa dilakukan dalam kondisi yang tidak direncanakan, seperti:

  • Kontraksi yang lambat atau tidak adanya kontraksi setelah pembukaan persalinan.
  • Kelelahan mengejan selama persalinan.
  • Bayi terlilit tali pusar.
  • Ketuban pecah dini dan bayi tidak lahir.
  • Rahim pecah.
  • Gawat janin.

Persiapan dan Proses Operasi Caesar

Persiapan operasi caesar perlu dilakukan sebelum hari H. Beberapa prosedur yang dilakukan sebelum operasi antara lain:

  • Mandi dengan sabun antiseptik.
  • Tidak mencukur rambut kemaluan.
  • Pembersihan perut.
  • Pemasangan kateter di kandung kemih.
  • Pemasangan infus di lengan.
  • Pemberian obat melalui infus.
  • Prosedur anestesi (pembiusan) regional atau total.

Proses operasi dimulai dengan memberikan obat bius agar area perut menjadi mati rasa. Setelah itu, dokter melakukan sayatan pada perut dan rahim, lalu mengeluarkan bayi. Plasenta juga dikeluarkan dan sayatan dijahit kembali.

Setelah operasi selesai, pasien akan dipindahkan ke kamar perawatan. Biasanya, pasien harus tinggal di rumah sakit selama 2-3 hari pascaoperasi.

Perawatan Pascaoperasi

Tujuan perawatan pascaoperasi adalah memastikan pemulihan pasien sebelum pulang ke rumah. Pasien juga akan diberikan obat penghilang rasa sakit.

Beberapa tindakan pemulihan yang umum dilakukan antara lain:

  • Pemberian obat penghilang rasa sakit.
  • Perawatan di tempat tidur sampai efek bius hilang.
  • Pemeriksaan rutin terhadap efek anestesi.
  • Pemantauan sayatan dan jahitan.
  • Pemantauan jumlah urine.
  • Pemeriksaan rutin sistem pernapasan.
  • Pemeriksaan jumlah pendarahan vagina.
  • Pemberian cairan dan makanan.

Kecepatan pemulihan setelah operasi bisa berbeda-beda. Dukungan dan perhatian dalam pemulihan sangat penting.

Manfaat dan Risiko Operasi Caesar

Operasi caesar memiliki beberapa manfaat bagi ibu, seperti mengurangi risiko cedera vagina, pendarahan hebat, dan masalah kontrol kandung kemih. Ibu juga dapat menyaksikan kelahiran bayi dengan tenang dan menghindari episiotomi.

Namun, operasi caesar juga memiliki risiko bagi ibu, seperti infeksi, pendarahan, iritasi kemih, reaksi terhadap anestesi, penggumpalan darah, cedera, dan risiko komplikasi untuk kehamilan selanjutnya.

Beberapa risiko juga bisa terjadi pada bayi, seperti masalah pernapasan, cedera operasi, dan infeksi.

Setelah operasi caesar, beberapa efek samping yang mungkin terjadi adalah rasa sakit, pendarahan vagina, bekas operasi yang merah, sayatan yang terbuka atau nyeri, nyeri payudara, keputihan patologis, nyeri buang air kecil, dan lain-lain.

Ada beberapa pantangan yang harus dihindari setelah operasi caesar, seperti mengangkat beban berat, menggunakan tampon, melakukan douching, melakukan aktivitas berat dan olahraga, berhubungan intim tanpa izin dokter, naik-turun tangga secara berlebihan, berenang tanpa izin dokter, melakukan diet ketat, menggunakan produk perawatan kulit yang tidak aman, dan tidur dengan posisi tengkurap.

Harap konsultasikan dengan dokter kandungan jika mengalami efek samping atau kondisi yang lebih serius setelah operasi.

Referensi

  1. American Pregnancy. Cesarean After Care.
  2. Intermountain Healthcare. The Do’s and Don’ts of Healing from a C-Section.
  3. What to Expect. Having a C-Section (Cesarean Section).
  4. Parents. The C-Section Procedure: What to Expect Before, During, and After.
  5. Kemenkes RI. Mengenal Operasi ERACS.
  6. MomJunction. 4 Best Sleeping Positions After A C-Section Delivery.
  7. Mayo Clinic. C-section.

About The Author

15 Manfaat Daun Afrika untuk Kesehatan (Pasutri Wajib Baca)

Permen Pelega Tenggorokan (Lozenges): Manfaat & Efek Samping