Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Obesitas: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Obesitas adalah kondisi yang didefinisikan sebagai kelebihan lemak dalam tubuh. Indeks massa tubuh (IMT) digunakan untuk mengukur obesitas. IMT dihitung dengan membagi berat badan (kg) dengan tinggi badan (m) kuadrat. Jika IMT seseorang mencapai 30 atau lebih, maka dia diklasifikasikan sebagai obesitas.

Apa Itu Obesitas?

Obesitas bukan hanya masalah penampilan fisik, tetapi juga merupakan penyakit kronis yang dapat menyebabkan komplikasi medis serius seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, batu empedu, dan penyakit kronis lainnya.

Obesitas seringkali disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, lingkungan, pola makan, dan gaya hidup. Obesitas juga merupakan faktor risiko untuk beberapa jenis kanker. Kondisi ini sulit diobati dan memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi.

Gejala Obesitas

Seseorang dianggap memiliki kelebihan berat badan jika IMT-nya berada dalam rentang 25-29,9. IMT di atas 30 menunjukkan obesitas. IMT 18,5-24,9 dianggap normal.

IMT hanya memberikan estimasi lemak tubuh dan tidak secara langsung mengukur lemak tubuh. Oleh karena itu, beberapa orang, seperti atlet berotot, mungkin diklasifikasikan sebagai obesitas meskipun mereka tidak memiliki kelebihan lemak tubuh.

Obesitas dapat memberikan dampak negatif pada kehidupan sehari-hari. Beberapa gejala obesitas yang umum adalah:

  • Napas tersengal-sengal
  • Berkeringat lebih dari biasanya
  • Mendengkur
  • Sulit tidur
  • Masalah kulit, akibat kelembapan di lipatan kulit
  • Ketidakmampuan untuk melakukan tugas fisik sederhana yang sebelumnya dapat dilakukan dengan mudah
  • Kelelahan
  • Nyeri di punggung dan sendi
  • Dampak psikologis seperti depresi, rasa malu, dan isolasi sosial

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengkhawatirkan masalah kesehatan yang terkait dengan berat badan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan manajemen obesitas yang tepat. Bersama dokter, Anda dapat mengevaluasi risiko kesehatan dan membahas opsi penurunan berat badan yang sesuai.

Penyebab Obesitas

Memakan lebih banyak kalori daripada yang dibakar dalam aktivitas sehari-hari dapat menyebabkan penambahan berat badan. Seiring berjalannya waktu, kalori ekstra ini akan menyebabkan peningkatan berat badan.

Penyebab umum obesitas antara lain:

  • Konsumsi makanan tinggi lemak dan kalori
  • Gaya hidup yang tidak aktif
  • Kurang tidur, yang dapat menyebabkan perubahan hormon yang meningkatkan nafsu makan
  • Faktor genetik yang mempengaruhi metabolisme dan penyimpanan lemak
  • Bertambahnya usia, yang mengakibatkan penurunan massa otot dan metabolisme yang lambat
  • Kehamilan, yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang sulit dikurangi

Terdapat juga beberapa kondisi medis tertentu yang dapat menyebabkan penambahan berat badan, seperti sindrom polikistik ovarium (PCOS), sindrom Prader-Willi, sindrom Cushing, hipotiroidisme, osteoartritis, dan kondisi lainnya.

Faktor Risiko

Berhenti Merokok

Berhenti merokok sering kali dikaitkan dengan peningkatan berat badan. Beberapa orang mungkin menggantikan keinginan merokok dengan makanan, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan yang cukup signifikan untuk mencapai status obesitas. Meskipun demikian, manfaat jangka panjang dari berhenti merokok jauh lebih besar daripada efek penambahan berat badan yang sementara.

Kurang Tidur

Tidak tidur cukup atau tidur berlebihan dapat memengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan dan membuat Anda makan lebih banyak. Selain itu, kurang tidur juga dapat meningkatkan keinginan untuk makan makanan tinggi kalori dan karbohidrat.

Stres

Stres dan tekanan mental sering kali memicu makan berlebihan dan memilih makanan berkalori tinggi sebagai penyaluran emosi.

Mikroba

Kesehatan mikroba di dalam sistem pencernaan dapat mempengaruhi berat badan dan kemampuan untuk menurunkannya.

Tindakan Sebelumnya

Upaya sebelumnya untuk menurunkan berat badan yang diikuti dengan peningkatan berat badan yang cepat dapat menyebabkan penambahan berat badan lebih lanjut. Fenomena ini dikenal sebagai “diet yo-yo” yang dapat memperlambat metabolisme.

Meskipun memiliki faktor risiko di atas, bukan berarti Anda akan mengalami obesitas. Sebagian besar faktor risiko dapat diatasi melalui perubahan gaya hidup, pola makan sehat, dan aktivitas fisik.

Diagnosis Obesitas

Obesitas dapat didiagnosis jika IMT seseorang mencapai 30 atau lebih. Selain IMT, ada beberapa metode pengukuran lemak tubuh yang lebih akurat, seperti ketebalan lipatan kulit, perbandingan lingkar pinggang dan panggul, serta tes skrining berupa ultrasound, computed tomography (CT), dan magnetic resonance imaging (MRI).

Dokter juga dapat melakukan tes tambahan untuk membantu diagnosis obesitas dan mengevaluasi risiko kesehatan yang terkait. Tes tersebut dapat mencakup tes darah untuk mengukur kadar kolesterol dan glukosa, tes fungsi hati, skrining diabetes, tes tiroid, dan tes jantung.

Ukuran lingkar pinggang juga dapat menjadi indikator risiko penyakit yang terkait dengan obesitas.

Pengobatan Obesitas

Tujuan pengobatan obesitas adalah mencapai dan menjaga berat badan yang sehat, serta memperbaiki kesehatan secara keseluruhan dan mengurangi risiko komplikasi yang terkait dengan obesitas. Proses pengobatan juga melibatkan kerjasama dengan tim profesional kesehatan untuk membantu Anda memahami dan mengubah kebiasaan makan dan aktivitas.

Pengobatan obesitas meliputi:

Perubahan Gaya Hidup dan Perilaku

Program olahraga yang terstruktur dan peningkatan aktivitas harian hingga 300 menit per minggu dapat membantu membangun kekuatan, daya tahan, dan mempercepat metabolisme. Konseling juga dapat membantu Anda mengidentifikasi pola makan yang tidak sehat dan mengatasi masalah kecemasan, depresi, atau emosional yang dapat mempengaruhi pola makan.

Obat Penurun Berat Badan

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat penurun berat badan sebagai tambahan selain mengikuti pola makan dan program olahraga yang sehat. Obat penurun berat badan biasanya hanya diresepkan jika metode lain tidak berhasil, dan jika seseorang memiliki IMT 27 atau lebih dengan masalah kesehatan terkait obesitas. Obat-obatan penurun berat badan dapat menghambat penyerapan lemak atau menekan nafsu makan, namun juga dapat memiliki efek samping tertentu.

Operasi

Operasi penurunan berat badan yang juga dikenal sebagai operasi bariatrik dapat menjadi pilihan jika perubahan gaya hidup dan pengobatan medis lainnya tidak berhasil. Operasi ini melibatkan menciptakan perubahan struktural dalam sistem pencernaan untuk membatasi asupan makanan atau menurunkan penyerapan nutrisi. Prosedur bedah ini memiliki risiko serius dan membutuhkan komitmen jangka panjang dalam perubahan gaya hidup dan nutrisi yang diperlukan pascaoperasi.

Kandidat untuk operasi bariatrik biasanya orang dengan IMT 40 atau lebih atau IMT 35 hingga 39,9 dengan masalah kesehatan terkait obesitas yang serius. Pasien tersebut biasanya harus menurunkan berat badan sebelum menjalani operasi dan menjalani konseling untuk memastikan kesiapan dan ketersediaan dukungan dalam perubahan gaya hidup yang diperlukan.

Jenis-jenis operasi bariatrik di antaranya adalah operasi lambung, laparoscopic adjustable gastric banding (LAGB), gastric sleeve, dan biliopancreatic diversion with duodenal switch.

Komplikasi Obesitas

Orang dengan obesitas berisiko mengalami sejumlah masalah kesehatan serius, antara lain:

  • Penyakit jantung dan stroke
  • Diabetes tipe 2
  • Kanker
  • Masalah pencernaan
  • Masalah ginekologis dan seksual
  • Sleep apnea
  • Osteoartritis

Pencegahan Obesitas

Langkah-langkah untuk mencegah kenaikan berat badan sama dengan langkah-langkah untuk menurunkan berat badan, yaitu dengan melakukan olahraga secara teratur, mengikuti pola makan sehat, dan memantau apa yang Anda makan dan minum.

Berolahraga Secara Teratur

Anda perlu melakukan aktivitas fisik selama 150 hingga 300 menit per minggu untuk mencegah penambahan berat badan. Aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara lain berjalan cepat dan berenang.

Makan Sehat

Fokus pada makanan rendah kalori dan kaya nutrisi, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Hindari makanan tinggi lemak jenuh, batasi asupan makanan manis dan alkohol. Makanlah tiga kali sehari dengan porsi yang terkendali. Pilihlah makanan yang mendukung berat badan sehat dan kesehatan yang baik.

Kenali situasi yang memicu makan berlebihan. Coba buat jurnal makanan dan tulis apa yang Anda makan, berapa banyak yang Anda makan, kapan makan, serta apa yang menjadi penyebabnya. Setelah mengetahuinya, buatlah strategi untuk menghadapi situasi tersebut dan tetap mengendalikan perilaku makan Anda.

Rutin Memantau Berat Badan

Menimbang berat badan sekali seminggu dapat membantu Anda memantau perkembangan penurunan berat badan dan mengenali peningkatan berat badan secara dini.

Konsistensi

Tetap konsisten dalam menjalani gaya hidup sehat dan menjaga berat badan yang sehat setiap hari, termasuk pada akhir pekan dan saat liburan, dapat meningkatkan peluang kesuksesan jangka panjang.

Referensi

About The Author

Fatty Liver: Gejala, Jenis, Komplikasi, hingga Pencegahan

Mengenal Helicopter Parenting dan Dampaknya bagi Anak