Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Obat Penyubur Kandungan untuk Kesuburan Wanita

Myles Bannister

Untuk pasangan yang tidak kunjung memiliki anak, kehamilan adalah sesuatu yang sangat diharapkan. Salah satu cara untuk meningkatkan peluang hamil adalah dengan mengonsumsi obat penyubur kandungan. Namun, sebelum mencoba cara ini, mari kita simak pembahasan lengkapnya di artikel ini!

Cara Kerja Obat Penyubur Kandungan untuk Wanita

Jika pasangan mencoba hamil namun belum berhasil, penting untuk mengetahui penyebabnya terlebih dahulu. Jika ovulasi yang tidak teratur menjadi masalahnya, maka perlu menggunakan obat penyubur kandungan.

Obat ini berfungsi merangsang indung telur atau ovarium agar menghasilkan lebih banyak sel telur, dengan tujuan meningkatkan peluang hamil. Secara umum, obat penyubur akan membantu perkembangan folikel yang membantu proses ovulasi.

Obat ini juga bisa merangsang langsung produksi sel telur oleh indung telur. Selain itu, obat penyubur kandungan juga dapat membantu meningkatkan dan menyeimbangkan kadar hormon, sehingga memfasilitasi implantasi embrio.

Pilihan Obat Penyubur Kandungan yang Umum Digunakan

Obat penyubur kandungan umumnya diberikan kepada wanita yang menjalani program bayi tabung untuk meningkatkan peluang kehamilan.

Beberapa obat penyubur kandungan yang umum digunakan antara lain:

1. Clomiphene Citrate

Clomiphene citrate sering menjadi pilihan utama sebagai obat penyubur kandungan.

Obat ini merangsang kelenjar hipotalamus dan pituitary untuk melepaskan hormon yang merangsang ovarium memproduksi sel telur. Dosis clomiphene citrate adalah 50 miligram setiap hari selama lima hari.

Penggunaan obat ini dimulai pada hari ketiga hingga kelima setelah menstruasi. Jika ovulasi terjadi, biasanya dokter akan menghentikan penggunaan obat. Namun, jika ovulasi belum terjadi, dosis obat akan ditingkatkan menjadi 50 mg per hari pada bulan berikutnya, dengan dosis maksimal 150 mg per hari.

2. Bromocriptine

Bromocriptine berfungsi menyeimbangkan hormon yang mencegah pelepasan sel telur dari ovarium.

Obat ini cocok untuk wanita yang memiliki kadar hormon prolaktin yang tinggi dalam tubuhnya, yang mengurangi kadar hormon estrogen. Peningkatan kadar prolaktin dapat menghambat kehamilan. Selain itu, obat ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan pria.

3. Gonadotropin

Obat ini mengandung luteinising hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH) yang merangsang ovarium untuk mematangkan dan menghasilkan sel telur.

Gonadotropin disuntikkan selama kurang lebih 12 hari, dan dapat digunakan pada wanita penderita sindrom ovarium polikistik (PCOS) yang tidak merespons obat-obatan dan pada wanita yang menjalani program bayi tabung.

4. Metformin Hydrochloride

Metformin hydrochloride merupakan obat yang umum digunakan untuk penderita diabetes, tetapi juga dapat diresepkan untuk wanita dengan PCOS. Obat ini dapat dikonsumsi sendiri atau dikombinasikan dengan clomiphene.

Jadi, itulah beberapa obat penyubur kandungan yang perlu Anda ketahui. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

Efek Samping Konsumsi Obat Penyubur Kandungan

Meskipun obat penyubur kandungan dapat meningkatkan peluang kehamilan, penggunaannya juga memiliki efek samping. Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi:

1. Mood Swing

Obat penyubur kandungan dapat menyebabkan perubahan suasana hati (mood swing), kecemasan, bahkan depresi pada beberapa wanita. Selain itu, mungkin timbul mual, pusing, muntah, kram, nyeri payudara, dan kram lainnya.

Penting untuk mengonsumsi obat sesuai dengan dosis yang direkomendasikan oleh dokter.

2. Lahir Prematur atau Keguguran

Salah satu risiko penggunaan obat penyubur kandungan adalah peningkatan risiko kelahiran prematur atau keguguran. Obat ini dapat menyebabkan produksi lebih dari satu sel telur, sehingga meningkatkan kemungkinan kehamilan kembar.

Kehamilan dengan bayi kembar memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan dengan kehamilan dengan bayi tunggal.

3. Gangguan Penglihatan

Wanita yang mengonsumsi letrozole atau clomid dapat memiliki risiko gangguan penglihatan. Jika Anda mengalami bercak hitam atau sakit kepala saat menggunakan obat penyubur kandungan, segera konsultasikan dengan dokter.

4. Kehamilan Ektopik

Risiko lainnya adalah terjadinya kehamilan ektopik atau kehamilan di luar rahim. Hal ini dapat membahayakan nyawa janin. Jika Anda mengalami nyeri panggul yang parah, mual, muntah, atau sakit perut selama kehamilan, segera periksakan diri ke dokter kandungan.

5. Nyeri Panggul dan Perut

Obat penyubur kandungan seperti gonadotropin dapat menyebabkan nyeri panggul dan perut akibat pembesaran ovarium. Selain itu, obat ini juga dapat menyebabkan mual, perut kembung, peningkatan berat badan, dan jerawat.

Siapa yang Membutuhkan Obat Penyubur Kandungan?

Obat penyubur kandungan umumnya diperlukan oleh wanita dengan masalah kesehatan berikut:

  • Masalah tiroid
  • Gangguan makan
  • Masalah ovulasi
  • Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
  • Kelebihan hormon prolaktin
  • Masalah berat badan, baik kekurangan atau kelebihan

Jika Anda mengalami kondisi di atas, dokter biasanya akan meresepkan obat dengan dosis yang sesuai.

Jadi, itulah pembahasan mengenai obat penyubur kandungan dan efek sampingnya yang perlu Anda ketahui sebelum mencobanya. Jika Anda tertarik untuk mengonsumsi obat penyubur kandungan, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk mendapatkan dosis dan rekomendasi yang tepat. Semoga informasi ini bermanfaat!

Referensi

  1. Anonim. Male Fertility Drugs. https://healthcare.utah.edu/fertility/treatments/male-fertility-drugs. Diakses pada 27 Juni 2023.
  2. Anonim. 2017. Fertility Drugs. https://healthtalk.org/infertility/fertility-drugs. Diakses pada 27 Juni 2023.
  3. Anonim. Fertility drugs. https://www.hfea.gov.uk/treatments/explore-all-treatments/fertility-drugs/. Diakses pada 27 Juni 2023.
  4. Anonim. 2021. Female infertility. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/female-infertility/diagnosis-treatment/drc-20354313. Diakses pada 27 Juni 2023.

About The Author

Mengapa Bayi Tidak Dianjurkan Pakai Bantal Saat Tidur?

Scleroderma: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Komplikasi