Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Obat COVID-19 Molnupiravir: Manfaat, Dosis, Efek Samping, dll

Myles Bannister

Molnupiravir adalah obat antivirus oral untuk mengurangi risiko rawat inap dan kematian akibat COVID-19. Obat ini dianggap sebagai obat oral pertama untuk menghentikan penyebaran COVID-19. Berikut penjelasannya!

Molnupiravir Obat Apa?

Molnupiravir adalah obat antivirus yang dapat mengurangi risiko rawat inap atau kematian akibat COVID-19 sekitar 50% dalam uji klinis fase III. Awalnya, obat ini dikembangkan oleh perusahaan farmasi MSD (Merck) Amerika Serikat untuk penyakit influenza. Namun, efektivitasnya juga diketahui dalam penanganan COVID-19.

Obat ini sedang dievaluasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk penggunaannya dalam terapi COVID-19. Jika disetujui, Molnupiravir akan menjadi obat oral pertama untuk COVID-19. Bahkan Indonesia juga berencana untuk mengimpor obat ini dalam upaya menekan penyebaran COVID-19.

Cara Kerja Obat Molnupiravir

Obat antivirus ini bekerja dengan mengubah materi genetik virus dan mengganggu replikasi virus dalam inangnya. Di dalam sel inang, obat ini diubah menjadi molnupiravir trifosfat.

Saat virus melakukan replikasi, obat ini dimasukkan ke dalam RNA virus yang menghasilkan mutasi. Hal ini menghentikan replikasi virus, sehingga jumlah virus dalam tubuh tetap rendah dan mengurangi keparahan penyakit.

Manfaat Molnupiravir

Dalam uji klinis oleh Merck, obat ini efektif terhadap semua varian COVID-19, termasuk Delta, Gamma, dan Mu. Terbukti bahwa varian Delta memiliki risiko masuk unit perawatan intensif 235% lebih tinggi daripada varian aslinya.

Hasil penelitian ini berlaku untuk orang yang mendapatkan molnupiravir segera setelah munculnya gejala ringan hingga sedang. Namun, uji coba sebelumnya tidak menunjukkan manfaat penggunaan obat ini bagi pasien yang sudah dirawat di rumah sakit akibat COVID-19.

Obat ini telah diberikan terutama kepada orang yang berusia di atas 60 tahun atau memiliki kondisi lain yang berisiko tinggi COVID-19, seperti diabetes, penyakit jantung, atau obesitas.

Food and Drug Administration (FDA) juga akan memutuskan apakah obat ini diberikan kepada orang yang sudah divaksinasi, karena uji coba hanya melibatkan individu yang belum divaksinasi.

Penelitian Obat Molnupiravir

Pada uji coba fase III yang dipimpin oleh Merck, molnupiravir atau plasebo diberikan kepada 775 orang secara acak. Semua peserta terinfeksi SARS-CoV-2 dan mengalami gejala COVID-19 ringan hingga sedang selama 5 hari sebelumnya.

Setiap peserta memiliki satu faktor risiko COVID-19 yang parah, tetapi belum pernah dirawat di rumah sakit. Faktor risiko tersebut meliputi usia di atas 60 tahun, obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.

Peserta kemudian dibagi menjadi dua kelompok secara acak, yaitu kelompok yang menerima molnupiravir dan kelompok plasebo. Peserta diberi kapsul obat dua kali sehari selama 5 hari.

Dari 385 peserta yang menggunakan obat ini, 28 pasien menjalani rawat inap, sedangkan dari kelompok plasebo sebanyak 53 pasien. Delapan peserta kelompok plasebo meninggal, sementara semua peserta obat masih hidup pada akhir penelitian 29 hari.

Hasil yang sangat positif ini membuat perekrutan untuk penelitian dihentikan. Merck telah mengajukan permohonan otorisasi penggunaan darurat dari Food and Drug Administration (FDA).

Dosis Obat Molnupiravir

Untuk melawan virus corona, termasuk varian baru, dosis molnupiravir yang aman dan efektif adalah 800 mg. Obat ini diberikan dua kali sehari selama 5 hari.

Kemungkinan Efek Samping Molnupiravir

Meskipun obat ini aman dan efektif berdasarkan hasil penelitian, beberapa ahli mengkhawatirkan efek samping yang dihasilkan dari mutasi yang disebabkan oleh obat ini.

Penggunaan obat ini dapat menyebabkan mutasi pada sel inang, sehingga dikhawatirkan dapat menyebabkan kanker atau kelainan kelahiran. Penelitian pada kultur sel hewan menemukan mutasi pada sel yang diobati dengan molnupiravir.

Maka dari itu, penting untuk mengevaluasi potensi efek samping genotoksik, yaitu kemampuan bahan kimia untuk merusak informasi genetik dalam sel dan menyebabkan mutasi sel, dengan fokus pada sel yang membelah dengan cepat melalui penelitian in vivo.

Harga Obat Molnupiravir

Menurut perhitungan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, harga molnupiravir sekitar US$40-US$50 atau setara Rp568.000-Rp710.000 dengan asumsi kurs Rp14.200/US$.

Pemerintah Indonesia telah sepakat untuk membeli 600 ribu hingga 1 juta obat molnupiravir. Obat ini direncanakan akan diimpor pada Desember 2021.

Berita Terbaru tentang Obat Alternatif COVID-19 Molnupiravir

Pada Senin (10/1/2022) di Jakarta, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengumumkan bahwa obat molnupiravir telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) sebagai obat alternatif COVID-19.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga menyatakan bahwa sudah tersedia sekitar 400 ribu tablet molnupiravir yang siap digunakan.

Berdasarkan penelitian terkini, molnupiravir adalah obat antivirus yang memberikan proteksi sekitar 30-40% terhadap virus Corona. Penggunaan obat ini harus dengan resep dan pengawasan dokter.

Referensi

About The Author

8 Bahaya Memencet Jerawat yang Perlu Diketahui

Serangan Jantung, Aktor Senior Robby Sugara Meninggal Dunia