Dada sakit setelah makan dan nyeri yang intens tidak menandakan adanya penyakit jantung. Sebenarnya, nyeri dada setelah makan dapat menjadi indikasi masalah pada saluran pencernaan.
Berikut adalah beberapa tanda nyeri dada yang umumnya tidak terkait dengan masalah jantung:
- Sulit menelan.
- Dada terasa sakit saat ditekan.
- Dada terasa nyeri saat batuk atau mengambil napas panjang.
- Nyeri yang bertambah parah atau membaik saat mengubah posisi tubuh.
- Nyeri di ulu hati atau sensasi makanan naik kembali ke kerongkongan.
Meskipun demikian, dada sakit setelah makan juga dapat disebabkan oleh gangguan pada jantung, seperti angina dan serangan jantung. Angina terjadi ketika arteri yang memasok darah ke otot jantung menyempit, mengurangi aliran darah ke jantung. Hal ini menyebabkan ketidakcukupan oksigen di jantung dan nyeri dada.
Jika nyeri dada muncul selama aktivitas fisik dan hilang setelah istirahat, maka kemungkinan besar itu adalah angina. Namun, jika nyeri berlangsung lebih dari 15 menit, terdapat kemungkinan serangan jantung. Serangan jantung akan menyebabkan sensasi dada serasa diperas atau ditekan oleh suatu benda berat.
Di samping itu, perlu diingat bahwa konsumsi makanan yang tidak sehat dapat menyebabkan naiknya asam lambung ke kerongkongan, yang mengakibatkan nyeri dan sensasi terbakar di daerah dada. Banyak orang mengaitkan masalah ini dengan masalah perut, termasuk kembung dan maag.
Namun, nyeri ini sebenarnya adalah gejala dari penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD) atau asam lambung. Dalam beberapa kasus, asam lambung bahkan bisa mencapai mulut, menyebabkan ketidaknyamanan di tubuh secara keseluruhan.
Selain masalah asam lambung, nyeri dada setelah makan juga bisa menjadi tanda masalah ulkus. Ulkus adalah luka terbuka yang terbentuk di saluran pencernaan. Infeksi bakteri menyebabkan luka ini berkembang dan menyebabkan nyeri.
Makanan yang melewati saluran pencernaan akan memperburuk luka ini dan menyebabkan nyeri atau sakit dada setelah makan.
Berikut beberapa kemungkinan penyebab nyeri dada lainnya:
- Batu empedu.
- Kanker esofagus.
- Spasme esofagus.
- Sindrom iritasi usus.
- Radang atau penyempitan esofagus.
- Hernia hiatal (bagian lambung menonjol ke esofagus).
Pemeriksaan tambahan seperti rontgen atau endoskopi saluran pencernaan mungkin diperlukan jika ada indikasi. Penanganan terbaik akan disesuaikan dengan penyebab yang teridentifikasi.
Langkah Pertolongan Pertama dan Perawatan untuk Nyeri Dada Setelah Makan
Jika mengalami nyeri dada setelah makan, langkah pertama yang perlu diperhatikan adalah mengenali makanan yang telah dikonsumsi. Apakah Anda sering mengonsumsi makanan pedas, panas, atau berlemak yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan?
Selain itu, mengonsumsi alkohol atau kopi juga dapat menyebabkan nyeri dada setelah makan. Hindarilah makanan dan minuman ini sampai kondisi perut membaik. Jangan lupa untuk minum cukup air agar saluran pencernaan menjadi lebih nyaman.
Untuk memberikan waktu istirahat pada saluran pencernaan dan memperbaiki kerusakannya, sebaiknya tidak makan setidaknya dua jam sebelum tidur.