Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Nokturia: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati

Myles Bannister

Apa Itu Nokturia?

Nokturia adalah kondisi di mana seseorang memiliki frekuensi berkemih atau buang air kecil (BAK) yang tidak wajar saat malam hari. Tubuh menghasilkan urin yang lebih sedikit dan kental di malam hari, sehingga kita bisa tidur tanpa terganggu oleh keinginan untuk buang air kecil.

Tetapi, sebagian orang mengalami nokturia. Penderita nokturia justru terbangun di tengah malam untuk berkemih, hal ini terjadi berkali-kali sepanjang malam. Nokturia bisa menjadi indikator dari adanya suatu gangguan kesehatan pada tubuh.

Penyebab Nokturia

Nokturia bisa disebabkan oleh gangguan kesehatan atau gaya hidup yang salah.

Berikut ini adalah penyebab nokturia yang penting untuk Anda ketahui.

1. Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih merupakan penyebab nokturia yang paling umum. Akibat kondisi ini, penderita akan mengalami sensasi ingin buang air kecil yang terus-menerus terjadi sepanjang hari.

Infeksi saluran kemih, infeksi ginjal, dan infeksi prostat dapat menyebabkan nokturia.

2. Sleep Apnea

Penyebab nokturia selanjutnya adalah sleep apnea atau apnea tidur. Penyakit gangguan tidur ini ditandai oleh menyempitnya saluran pernapasan akibat dinding tenggorokan yang mengendur, salah satunya gejalanya berupa nokturia.

Jika Anda mengalami nokturia akibat sleep apnea, maka menyembuhkan sleep apnea adalah cara untuk menyembuhkan nokturia tersebut.

3. Hamil

Wanita yang tengah hamil juga mungkin mengalami nokturia. Nokturia kerap menjadi pertanda awal kehamilan, meskipun kondisi ini dialami ketika posisi Rahim sudah sampai menekan kandung kemih.

4. Gaya Hidup

Pola hidup yang salah juga dapat menjadi penyebab nokturia.

Misalnya, terlalu banyak minum minuman beralkohol atau mengandung kafein. Kedua jenis minuman tersebut memiliki sifat diuretik, yang berdampak pada produksi urin berlebih apabila dikonsumsi melebihi batas kewajaran.

Jadi, jika sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil, coba ingat-ingat, apakah hari itu mengonsumsi alkohol atau minuman berkafein dalam jumlah banyak?

5. Obat-Obatan

Pemakaian obat-obatan juga dapat menyebabkan nokturia.

Terutama jika Anda mengonsumsi jenis obat-obatan seperti water pills yang umum digunakan oleh penderita tekanan darah tinggi. Water pills memiliki sifat diuretik sehingga tak heran pasca mengonsumsinya, Anda akan mengalami nokturia.

Segera konsultasikan kondisi ini kepada dokter yang menangani Anda jika dirasa nokturia sudah sangat mengganggu kualitas tidur.

Selain penyebab di atas, penyebab nokturia lainnya mencakup:

  • Tumor kandung kemih, pelvis, dan prostat
  • Sindrom kandung kemih
  • Kandung kemih turun
  • Multiple sclerosis
  • Kompresi saraf tulang belakang
  • Parkinson
  • Pembengkakan kaki bawah (edema)
  • Diabetes
  • Gagal jantung kongestif
  • Cemas

Faktor usia juga turut memicu seseorang mengalami nokturia. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh National Sleep Foundation pada tahun 2003, ditemukan fakta bahwa orang-orang dengan rentang usia 55-84 tahun mengalami gejala nokturia beberapa kali setiap minggunya.

Ciri dan Gejala Nokturia

Idealnya, Anda tidak harus terbangun di malam hari hanya untuk buang air kecil. Namun tidak demikian jika mengalami nokturia. Durasi 6-8 jam tidur terganggu karena rasa ingin berkemih yang tak tertahankan. Kondisi ini merusak siklus tidur Anda.

Anda dapat didiagnosis menderita nokturia apabila:

  • Buang air kecil lebih dari sekali, terutama di malam hari
  • Sering buang air kecil, namun urin yang dikeluarkan sedikit

Gejala lainnya juga mungkin ada. Namun jika mengalami gejala-gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter guna dilakukan penanganan medis agar kondisi tidak semakin mengganggu.

Diagnosis Nokturia

Guna memastikan kondisi nokturia beserta penyebabnya, dokter akan melakukan serangkaian prosedur pemeriksaan, yang umumnya terdiri dari:

1. Anamnesis

Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien sehubungan dengan keluhan yang dirasakan.

  • Sudah berapa lama kondisi ini berlangsung?
  • Seberapa sering buang air kecil dalam sehari?
  • Berapa kali bolak-balik ke toilet untuk buang air kecil saat malam hari?
  • Apakah kondisi ini sampai menyebabkan mengompol?
  • Adakah gejala lain yang dirasakan?
  • Apakah ada riwayat penyakit lain, baik diri sendiri maupun keluarga?
  • Apakah sering mengonsumsi minuman beralkohol atau berkafein?
  • Obat apa saja yang dikonsumsi selama ini?
  • Apakah ada alergi terhadap obat tertentu?

Alangkah baiknya jika Anda juga memiliki catatan pribadi mengenai kondisi nokturia yang saat ini dialami, mulai dari frekuensi buang air kecil per harinya hingga gejala-gejala lain yang dirasakan. Hal tersebut agar dokter lebih mudah menganalisis nokturia yang diderita.

2. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti tekanan darah, suhu tubuh, berat badan, dan denyut jantung.

3. Pemeriksaan Penunjang

Penderita nokturia akan menjalani sejumlah prosedur pemeriksaan penunjang guna memastikan penyebab nokturia. Pemeriksaan ini meliputi tes kultur urin, tes gula darah, tes urea darah, tes osmolalitas darah, dan tes kadar cairan tubuh. Dokter mungkin juga akan melakukan pencitraan dengan menggunakan ultrasonik.

Pengobatan Nokturia

Pengobatan nokturia harus disesuaikan dengan penyebabnya. Jika nokturia disebabkan oleh penyakit diabetes, maka pengobatan nokturia akan berfokus pada penyakit diabetes itu sendiri.

Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat meredakan gejala nokturia yang Anda alami. Obat-obatan antikoligernik dapat membantu merelaksasi otot kandung kemih yang kejang, sehingga bisa meminimalisir gejala nokturia. Namun, obat antikoligernik memiliki efek samping seperti kepala pusing, pandangan kabur, dan mulut kering.

Jika Anda mengonsumsi obat-obatan diuretik, dokter akan menyarankan untuk mengonsumsinya saat siang hari, bukan di malam hari. Hal ini untuk mencegah gangguan tidur akibat sering buang air kecil.

Penerapan pola hidup yang benar juga dapat membantu mengobati nokturia, seperti membatasi konsumsi cairan di malam hari, mengurangi konsumsi alkohol atau minuman berkafein, mengenakan stocking kompresi saat tidur, dan melakukan senam kegel untuk menguatkan otot pelvis sehingga kandung kemih lebih bisa terkendali.

Pencegahan Nokturia

Nokturia dapat dicegah dengan cara-cara berikut:

  • Tidak minum air putih dalam jumlah yang berlebihan
  • Tidak mengonsumsi alkohol atau kafein dalam jumlah yang berlebihan
  • Menghindari makanan yang bersifat diuretik seperti cokelat, pemanis buatan, dan makanan pedas

Perlu diingat, Anda disarankan untuk minum air putih dalam jumlah yang cukup, bukan sedikit. Kekurangan minum air juga tidak baik bagi kesehatan tubuh karena bisa menyebabkan dehidrasi.

Itulah informasi mengenai nokturia atau frekuensi BAK berlebih pada malam hari. Semoga bermanfaat!

Sumber:

  1. Excessive Urination at Night. Healthline. [online] Available at: https://www.healthline.com/health/urination-excessive-at-night#Overview1 [Accessed 14 August 2019]
  2. Why Do I Pee So Much at Night? WebMD. [online] Available at: http://www.webmd.com/urinary-incontinence-oab/nocturia-pee-night [Accessed 14 August 2019]

About The Author

Mengapa Alkohol Membuat Rasa Hangat dan Muka Merah?