Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Migrain saat Hamil: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Myles Bannister

Migrain saat hamil adalah gejala yang umum terjadi, terutama saat usia kehamilan baru memasuki trimester pertama. Apa penyebab migrain pada ibu hamil? Bagaimana cara mengatasi dan mencegahnya? Simak penjelasan berikut!

Gejala Migrain saat Hamil

Migrain adalah kondisi saat kepala mengalami nyeri intens dengan kualitas cukup parah dan terjadi selama beberapa saat. Migrain umumnya hanya terasa di salah satu sisi kepala.

Gejala diawali dengan nyeri yang tumpul, lalu nyeri berubah menjadi berdenyut dan konstan. Anda bisa merasakan nyeri di area pelipis, kepala, dan pangkal kepala.

Secara umum, beberapa gejala yang bisa dirasakan ketika ibu hamil mengalami migrain, antara lain:

  • Rasa sakit pada salah satu sisi kepala (atau keduanya).
  • Sensasi berdenyut pada kepala dan bisa sampai area pelipis.
  • Mual dan muntah.
  • Penglihatan kabur.

Selain gejala yang telah disebutkan di atas, mungkin masih ada ciri migrain pada ibu hamil lainnya yang belum disebutkan.

Segera periksakan diri ke dokter apabila kondisi ini mulai mengganggu Anda dalam beraktivitas.

Penyebab Migrain saat Hamil

Mual dan muntah adalah dua gejala atau ciri-ciri hamil yang paling umum disadari banyak orang. Namun faktanya, kehamilan juga bisa ditandai dengan migrain.

Migrain saat hamil bisa disebabkan oleh adanya perubahan hormon, seperti hormon estrogen. Selain itu, perubahan volume darah juga turut menjadi penyebab migrain pada Bumil.

Beberapa faktor risiko lainnya yang diduga memicu terjadinya kondisi ini meliputi:

  • Makan tidak teratur.
  • Kurang istirahat.
  • Tekanan darah tinggi saat hamil (preeklamsia).
  • Kejang otot.
  • Stres.

Kendati merupakan kondisi umum dan terbilang normal, migrain di tengah kehamilan bukan berarti bisa Anda anggap sepele. Segera periksakan diri ke dokter begitu Anda merasakan gejala sakit kepala sebelah ini agar bisa ditangani lebih lanjut oleh dokter.

Apakah Migrain saat Hamil Berbahaya?

Apabila Anda memang memiliki riwayat sakit kepala ringan sebelum kehamilan, migrain saat hamil biasanya merupakan kondisi kesehatan yang tidak perlu dikhawatirkan.

Namun, Anda harus tetap mewaspadai risiko komplikasi pada kehamilan, seperti preeklamsia, kelahiran prematur, dan bayi berat lahir rendah.

Periksakan kondisi migrain Anda ke dokter jika keluhan baru dirasakan saat hamil. Selain itu, segera temui dokter jika Anda mengalami gejala seperti:

  • Migrain berlangsung dalam beberapa jam atau muncul sangat sering.
  • Migrain disertai dengan demam.
  • Penglihatan menjadi kabur dalam waktu yang cukup lama.

Bisa saja migrain yang dialami merupakan tanda kondisi medis serius, seperti meningitis, tekanan darah tinggi, perdarahan di otak, atau tumor.

Cara Mengatasi Migrain saat Hamil

Cara mengatasi migrain ketika hamil yang bisa Anda lakukan, di antaranya:

1. Periksa ke Dokter

Langkah pertama, kunjungi dokter kandungan yang menangani Anda. Hal ini penting, mengingat migrain bisa dipicu oleh berbagai faktor.

Pemeriksaan menyeluruh oleh dokter akan membantu menentukan diagnosis sehingga penanganan yang diberikan akan sesuai.

Dokter akan melakukan serangkaian prosedur pemeriksaan untuk mengetahui penyebab migrain pada ibu hamil, mulai dari anamnesis, tes fisik, hingga tes penunjang seperti pengambilan sampel darah, dan sebagainya.

Guna mempermudah diagnosis, Anda bisa memberitahukan pada dokter tentang sejumlah hal seperti:

  • Gejala apa saja yang dirasakan.
  • Seberapa sering migrain terjadi.
  • Kapan saja migrain biasanya muncul.
  • Makanan dan minuman yang dikonsumsi (terutama dalam 24 jam terakhir).
  • Apa saja yang sudah dilakukan untuk meminimalisir gejala migrain.

Setelah mengetahui penyebab pasti migrain saat hamil muda yang Anda alami, dokter dapat menentukan metode pengobatan apa yang paling tepat untuk menyembuhkannya.

2. Obat-Obatan

Dokter mungkin akan memberikan beberapa resep obat untuk mengatasi gejala migrain yang Anda alami. Umumnya, obat tersebut bersifat pereda nyeri, di antaranya:

  • Acetaminophen.
  • Aspirin.
  • Ibuprofen.
  • Naproxen.

Dari semua obat pereda nyeri tersebut, Acetaminophen

About The Author

Manfaat dan Risiko Obat Kumur

Penyakit ITP: Penyebab, Gejala, Diagnosis, & Pengobatan