Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Mengenali Anak Korban Sodomi

Myles Bannister

Sodomi diartikan sebagai hubungan seksual oral atau anal antarmanusia, khususnya antarpria. Menurut psikolog forensik dari Universitas Bina Nusantara, Reza Indragiri Amriel, pemeriksaan dubur tidak memerlukan prosedur khusus. Pemeriksaan anus dapat dilakukan hanya dengan mata telanjang.

Anak atau siapa pun yang menjadi objek penyemburitan atau sodomi akan memiliki anus berbentuk corong. Anus berbentuk corong dapat langsung dilihat dengan pemeriksaan mata telanjang. Korban sodomi akan mengalami masalah dengan organ pencernaannya, terutama saat buang air besar karena bentuk duburnya yang rusak.

Reza menekankan pentingnya pemeriksaan dengan hati-hati dan mempertimbangkan dampak psikologis anak-anak. Pendekatan dan sosialisasi yang tepat perlu dilakukan sebelum pemeriksaan kepada anak dan keluarganya.

Trauma Masa Lalu dan Pengaruh di Masa Depan

Penyimpangan sosial dapat disebabkan oleh depresi yang menyebabkan rusaknya pola pikir pelaku pelecehan terhadap anak-anak. Kasus perceraian juga menjadi faktor penyebab perkosaan di dalam keluarga.

Anak-anak cenderung menelan mentah-mentah doktrin orang tua. Pelaku pelecehan bisa mengalami frustrasi dan mencari pelampiasan dengan melakukan pelecehan seksual terhadap anggota keluarga. Fitriani F Syahrul, pengamat psikologi Universitas Indonesia, menekankan bahwa pelecehan fisik meninggalkan trauma yang lebih besar daripada pelecehan verbal.

Frekuensi dan durasi pelecehan juga berpengaruh terhadap dampak yang ditimbulkan pada korban ketika mereka tumbuh dewasa. Semakin sering dan lama pelecehan terjadi, semakin besar trauma yang ditimbulkan dan semakin lama waktu pemulihan yang diperlukan.

Dampak psikologis dari kekerasan seksual dapat berupa gangguan paranoid, trauma berkepanjangan, dan kesulitan membangun hubungan dengan lawan jenis. Jika tidak mendapatkan penanganan yang baik dan kurang nilai religiusitas, anak korban dapat mempraktikkan tindakan pelecehan seksual di masa depan.

Penanganan yang serius diperlukan untuk mengatasi trauma pada anak korban pelecehan seksual. Peran keluarga yang mendukung dan menciptakan lingkungan yang aman sangat penting.

Cara Menjaga Anak Agar Terhindar dari Kekerasan Seksual

Berikut ini adalah beberapa cara menghindari kekerasan seksual pada anak:

Tidak menyimpan rahasia

Ajarkan anak untuk terbuka menyampaikan perasaannya.

Jangan kenakan aksesoris nama

Hindari aksesoris yang mencantumkan nama anak.

Ajarkan menjaga organ tubuh

Informasikan bahwa organ intim mereka tidak boleh dipegang oleh sembarang orang.

Ajarkan jangan mudah percaya orang asing

Peringatkan anak untuk berhati-hati dengan orang yang tidak dikenal dan tidak menerima apapun dari mereka.

Mencari perlindungan

Kenalkan orang-orang yang bisa dipercaya dan diminta bantuan, seperti guru dan polisi.

About The Author

Sakit Pinggang: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Cara Mengobati

7 Manfaat Liburan bagi Kesehatan