Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Mengenali Amniosentesis: Persiapan dan Risiko

Myles Bannister

Selama kehamilan, penting untuk memantau perkembangan janin. Biasanya, dokter akan melakukan USG. Namun, dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan amniosentesis sebagai alternatif. Inilah yang perlu Anda ketahui tentang prosedur ini!

Apa Itu Amniosentesis?

Amniosentesis adalah pengambilan sampel cairan ketuban. Prosedur ini melibatkan penyuntikan jarum khusus ke perut bumil hingga mencapai rahim untuk mengambil sejumlah kecil cairan amnion.

Cairan ketuban mengandung enzim, protein, hormon, dan sel-sel yang dilepaskan oleh janin. Informasi genetik dalam sel-sel tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan genetik. Selain itu, cairan ketuban juga memberikan informasi tentang kondisi metabolisme dan perkembangan organ tubuh janin.

Kapan Perlu Melakukan Amniosentesis?

Prosedur amniosentesis biasanya dilakukan antara usia kehamilan 15 hingga 20 minggu. Tidak semua ibu hamil perlu menjalani pemeriksaan ini.

Beberapa kondisi yang memerlukan amniosentesis antara lain:

  • Riwayat keluarga dengan kelainan genetik atau masalah metabolisme
  • Pernah melahirkan anak dengan kelainan kromosom
  • Risiko mengandung anak dengan cacat tabung saraf
  • Usia di atas 40 tahun
  • Hasil tes darah tidak normal
  • Hasil USG tidak normal

Tujuan pemeriksaan amniosentesis antara lain:

  • Mendeteksi kelainan kromosom seperti sindrom Down atau sindrom Edward
  • Mendeteksi masalah perkembangan organ tubuh janin
  • Mendeteksi infeksi pada kantung ketuban atau lapisan pembentuk ari-ari
  • Mengurangi tekanan dalam rahim dengan mengeluarkan air ketuban yang berlebih
  • Mendeteksi ketidakcocokan rhesus antara ibu dan janin

Bagaimana Persiapan Sebelum Amniosentesis?

Tidak ada persiapan khusus yang harus dilakukan sebelum amniosentesis. Tidak perlu berpuasa sebelum tindakan dilakukan.

Kadang-kadang, dokter mungkin meminta Anda untuk menahan buang air kecil sebelum amniosentesis agar prosedur berjalan lebih mudah. Ini karena saluran kemih yang penuh dapat membantu pelaksanaan amniosentesis.

Anda juga harus mengetahui risiko yang mungkin timbul selama prosedur, seperti bercak darah, infeksi, atau pecah ketuban.

Prosedur Amniosentesis

Proses amniosentesis melibatkan langkah-langkah berikut:

  1. Pasien diminta berbaring di ranjang pemeriksaan
  2. Pasien ditempatkan dalam posisi litotomi
  3. Dokter menggunakan ultrasonografi untuk memeriksa detak jantung janin, kondisi janin, dan lokasi plasenta dan air ketuban
  4. Perut dibersihkan dengan antiseptik
  5. Anestesi lokal disuntikkan untuk mengurangi rasa sakit
  6. Jarum dimasukkan melalui perut hingga mencapai kantung ketuban. Jumlah air ketuban yang diambil sekitar 30 ml
  7. Jarum ditarik perlahan dan luka ditutup dengan perban

Setelah amniosentesis selesai, dokter akan memeriksa kembali detak jantung janin untuk memastikan kondisinya stabil. Jika tidak ada masalah, pasien dapat pulang dan disarankan istirahat.

Pasien disarankan untuk menghindari aktivitas fisik yang berlebihan dan hubungan seksual selama 1 hingga 2 hari setelah amniosentesis.

Perhatikan Tanda-tanda Pasca Amniosentesis

Meskipun amniosentesis umumnya aman, tetap perhatikan tanda-tanda berikut:

  • Demam atau meriang
  • Pendarahan atau kebocoran cairan ketuban dari vagina
  • Bercak kemerahan pada bekas tusukan
  • Rasa kram hebat atau perubahan dalam gerakan janin

Komplikasi Amniosentesis

Meskipun jarang terjadi, amniosentesis dapat menimbulkan beberapa komplikasi:

1. Keguguran

Amniosentesis dapat meningkatkan risiko keguguran, terutama jika dilakukan sebelum usia kehamilan 15 minggu.

2. Kebocoran Air Ketuban

Amniosentesis dapat menyebabkan kebocoran air ketuban, yang dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur.

3. Penularan Infeksi

Jarum amniosentesis dapat menularkan infeksi dari ibu ke janin, terutama jika ibu hamil menderita penyakit infeksi seperti hepatitis atau HIV.

4. Cedera pada Janin

Amniosentesis dapat meningkatkan risiko cedera pada janin, seperti dislokasi pinggul, gangguan paru-paru, atau kaki bengkok.

Amniosentesis adalah prosedur pemeriksaan kehamilan yang berguna untuk mengetahui kondisi janin. Meskipun aman, perhatikan tanda-tanda komplikasi dan beritahu dokter jika mengalami gejala yang mencurigakan.

Referensi

  1. Anonim. 2017. Amniocentesis. https://www.marchofdimes.org/find-support/topics/planning-baby/amniocentesis . (Diakses pada 22 Mei 2023).
  2. John Hopkins Medicine. Amniocentesis . https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/amniocentesis . (Diakses pada 22 Mei 2023).
  3. Mayo Clinic Staff. 2022. Amniocentesis. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/amniocentesis/about/pac-20392914 . (Diakses pada 22 Mei 2023).
  4. NHS UK. 2022. Risk Amniocentesis . https://www.nhs.uk/conditions/amniocentesis/risks/ . (Diakses pada 22 Mei 2023).

About The Author

Pengenalan Deja Vu dan Penyebabnya

12 Tanda Awal Gula Darah Tinggi yang Penting Diketahui