Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Mengenal Tahapan Perkembangan Emosi Anak Usia Dini (6-9 Tahun)

Myles Bannister

Perkembangan emosi anak adalah bagaimana anak memahami dirinya sendiri dan berinteraksi dengan orang lain. Berikut penjelasan mengenai perkembangan emosi anak usia 6-9 tahun.

Apa itu Perkembangan Emosi Anak?

Perkembangan emosi anak terjadi saat anak mulai memasuki usia sekolah. Dalam rentang usia 5-11 tahun, anak mulai menyadari pentingnya perasaan orang lain.

Anak usia sekolah dasar menjadi lebih baik dalam mengendalikan emosinya sendiri. Mereka dapat berbicara tentang perasaan mereka dan menerima masukan untuk tumbuh dan berkembang. Saat ini, anak mulai memilih teman sendiri.

Perlu diingat bahwa anak membutuhkan waktu untuk belajar berinteraksi satu sama lain, dan ini bisa membuat persahabatan menjadi rumit.

Sebagai orang tua, Anda dapat membantu anak memahami perasaannya sendiri dan teman-temannya. Mempunyai teman yang baik dan menjadi teman yang baik adalah keterampilan penting untuk dipelajari.

Tahapan Perkembangan Emosi Anak Usia 6-9 Tahun

Anak adalah pembelajar yang antusias dan senang berinteraksi dengan orang tua. Seiring dengan usianya, anak memiliki memori dan konsentrasi yang semakin baik. Anak dapat berpikir dengan cepat dan mengingat banyak hal sekaligus.

Berikut adalah tahapan perkembangan emosi anak usia 6-9 tahun yang perlu Anda ketahui:

Usia 6 Tahun

Anak-anak biasanya mengalami perkembangan yang dapat diprediksi dari satu tahap ke tahap berikutnya. Namun, setiap anak tumbuh dan mengembangkan keterampilannya dengan kecepatan yang berbeda-beda.

Beberapa anak mungkin lebih unggul dalam satu bidang, seperti bahasa, tetapi mungkin tertinggal dalam bidang lain, seperti keterampilan motorik.

Perkembangan emosi pada usia 6 tahun meliputi perilaku berikut:

  • Mempunyai ketakutan yang umum pada masa prasekolah, seperti takut pada monster, penculik, dan hewan besar.
  • Meskipun orang tua masih menjadi sumber kasih sayangnya, anak mulai senang bermain dengan teman dan orang lain yang mereka kagumi.
  • Bermain dengan imajinasi dan fantasi.
  • Sering merasa seperti orang dewasa dan merawat anak yang lebih kecil.
  • Lebih suka bermain dengan teman yang sejenis.
  • Mulai memahami perasaan orang lain berkat pengaruh orang di sekitarnya. Namun, anak pada usia ini masih banyak fokus pada dirinya sendiri.
  • Membangun rasa humor. Pada tahap ini, anak mungkin menyukai humor sederhana.

Usia 7 Tahun

Sebagian besar perkembangan emosi pada anak usia 7 tahun melibatkan interaksi sosial, yang meliputi:

  • Menjadi lebih sadar dan peka terhadap perasaan orang lain (empati).
  • Merasa khawatir jika mereka tidak disukai oleh orang tua atau orang dewasa lainnya. Anak usia ini sering khawatir tentang pendapat orang lain.
  • Mengembangkan persahabatan, biasanya dengan teman sejenis.
  • Kadang-kadang bermain dengan kelompok yang lebih besar, tetapi juga membutuhkan waktu sendiri.

Usia 8 Tahun

Perkembangan emosi pada anak usia 8 tahun meliputi hal berikut:

  • Menyukai kehadiran teman-temannya. Pendapat teman menjadi semakin penting dan tekanan dari teman sebaya bisa menjadi masalah.
  • Merasa aman saat terlibat dalam kegiatan kelompok yang teratur.
  • Cenderung mengikuti aturan yang dibuat bersama teman-temannya.
  • Emosinya seringkali berubah-ubah. Kemarahan menjadi hal yang biasa-biasa saja, dan banyak anak menjadi kritis terhadap orang lain, terutama orang tua mereka. Anak mungkin tampak dramatis dan terkadang kasar.
  • Merasa tidak sabar karena mereka menyukai kepuasan yang instant dan merasa sulit menunggu keinginan mereka.
  • Menaruh minat pada uang. Misalnya, beberapa anak mungkin terobsesi dengan menabung dan merencanakan cara menggunakan uang mereka.

Usia 9 Tahun

Perkembangan emosi pada anak usia 9 tahun meliputi hal berikut:

  • Menyadari norma-norma sosial dasar dan perilaku yang sesuai.
  • Mampu mengendalikan kemarahan sepanjang waktu.
  • Membina persahabatan yang solid.
  • Memiliki empati yang kuat, yaitu dapat memahami dan peka terhadap perasaan orang lain.
  • Emosinya lebih stabil dibandingkan sebelumnya. Meskipun suasana hatinya bisa berubah-ubah, hal ini tidak terjadi secepat sebelumnya.
  • Mampu mengatasi sebagian besar ketakutan yang dialami pada masa kanak-kanak sebelumnya.
  • Mulai sering mengalami kecemasan karena situasi stres yang umum, seperti tekanan dalam prestasi di sekolah.
  • Tertarik dengan hubungan antara anak laki-laki dan perempuan.

Contoh Perkembangan Emosi pada Anak

Berikut adalah beberapa contoh perkembangan emosi pada anak usia dini yang dapat dikenali oleh orang tua:

  • Menunjukkan kasih sayang kepada orang lain.
  • Mengekspresikan kesadaran akan perasaan sendiri dan perasaan orang lain.
  • Mempunyai kendali diri dan mengelola emosi.
  • Mengamati orang lain.
  • Membangun persahabatan yang sehat.
  • Mengungkapkan perasaan melalui kata-kata.
  • Menunjukkan rasa bangga atas pencapaian.
  • Minta bantuan ketika diperlukan, tetapi menunjukkan kemandirian jika mampu.
  • Mempunyai citra diri yang positif.
  • Mempelajari dari kesalahan sebelumnya.
  • Membangun hubungan yang sehat dengan orang dewasa.

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Anak

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi perkembangan emosi anak, seperti:

  • Faktor keturunan.
  • Kematangan.
  • Pengalaman.
  • Kesehatan anak.
  • Kecerdasan.
  • Hubungan dengan keluarga.
  • Lingkungan sosial.
  • Pengendalian emosi.

Mengapa Mengajarkan Perkembangan Emosi Anak itu Penting?

Apakah Anda masih ingat ketika pertama kali meminjamkan mainan kesayangan kepada seorang teman? Anda melakukannya dengan sukarela karena memperhatikan apa yang teman Anda butuhkan pada saat itu. Aksi tersebut merupakan langkah besar dalam perkembangan emosi, dan pertumbuhan ini sangat dipengaruhi oleh orang dewasa dalam kehidupan Anda.

Menurut National Center for Safe and Supportive Learning Environments, perkembangan emosi yang kuat meliputi lima keterampilan utama, yaitu:

  • Kesadaran diri.
  • Kesadaran sosial.
  • Regulasi emosi.
  • Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
  • Membangun hubungan.

Keterampilan ini pada akhirnya akan memengaruhi prestasi anak di sekolah, di rumah, dan di masyarakat.

Di sisi lain, anak-anak yang tidak mendapatkan bimbingan emosional cenderung mengalami kesulitan emosional, akademik, fisik, dan perilaku. Jika anak tidak dapat memperhatikan, mengekspresikan, atau mengontrol emosinya, akan sangat sulit baginya untuk fokus di sekolah, membangun pertemanan, atau bekerja dalam kelompok.

Tips Membantu Perkembangan Emosi Anak

Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu perkembangan emosional anak:

  • Jadilah contoh yang baik dalam emosi dan perilaku Anda di hadapan anak. Orang tua adalah guru pertama bagi anak dan anak akan melihat Anda sebagai panutan.
  • Menyambut emosi dan perilaku anak dengan responsif. Menanggapi emosi anak akan membantu membangun kepercayaan antara orang tua dan anak.
  • Berikan pertanyaan terbuka kepada anak, misalnya “Apa yang akan kamu lakukan?”. Pertanyaan ini membantu mengembangkan keterampilan pemecahan masalah.
  • Gunakan cerita untuk membicarakan situasi sosial yang berbeda dan bagaimana perasaan setiap orang dalam cerita tersebut.
  • Mendorong anak untuk mencoba hal-hal baru dan belajar sebanyak yang mereka bisa.
  • Ikuti perlombaan yang melibatkan konsep menang, kalah, berbagi, dan berunding.
  • Berikan pertanyaan ketika anak sedang marah. Pertanyaan tersebut bisa tentang alasan kemarahannya atau menawarkan alternatif untuk memahami kekesalannya. Misalnya, “Apakah kamu ingin mencuci gigi atau mandi dulu?”
  • Berteman dengan anak saat menonton televisi atau menggunakan perangkat elektronik (tidak disarankan sebelum usia 18 bulan) dan jadikan itu sebagai aktivitas sosial. Misalnya, ajukan pertanyaan atau mainkan permainan bergiliran.

Referensi

  1. Anonim. What Is Social and Emotional Development. https://helpmegrowmn.org/HMG/HelpfulRes/Articles/WhatSocialDev/index.html. Diakses pada 23 Maret 2022.
  2. Anonim. 2022. Social-Emotional. https://pathways.org/topics-of-development/social-emotional/. Diakses pada 23 Maret 2022.
  3. Anonim. 2020. Milestones for 6-Year-Olds. https://www.mottchildren.org/health-library/ue5723#ue5723-sec. Diakses pada 23 Maret 2022.
  4. Anonim. 2020. Milestones for 7-Year-Olds. https://www.mottchildren.org/health-library/ue5719. Diakses pada 23 Maret 2022.
  5. Anonim. 2020. Milestones for 8-Year-Olds. https://www.mottchildren.org/health-library/ue5720#ue5720-sec. Diakses pada 23 Maret 2022.
  6. Anonim. 2020. Milestones for 9-Year-Olds. https://www.mottchildren.org/health-library/ue5721. Diakses pada 23 Maret 2022.
  7. Dutta, Jatin. Tanpa Tahun. What are the Factors that Affect Emotional Development in Children?. https://www.preservearticles.com/psychology/what-are-the-factors-that-affect-emotional-development-in-children/13090. Diakses pada 23 Maret 2022.
  8. Mcilroy, Tanja. 2022. The Stages of Emotional Development in Early Childhood. https://empoweredparents.co/emotional-development-stages/. Diakses pada 23 Maret 2022.

About The Author

Rehabilitasi Medik: Panduan, Jenis, dan Manfaat

Penderita Diabetes Rentan Mengalami Patah Tulang Belakang