Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Mengenal Pemeriksaan Glaukoma, Kapan Harus Dilakukan?

Myles Bannister

Pemeriksaan glaukoma sebaiknya dilakukan sejak dini guna mencegah komplikasi mata. Jika tidak, kerusakan saraf mata akibat glaukoma dapat bersifat permanen. Kenali seputar tes glaukoma mata melalui ulasan berikut!

Mengenal Pemeriksaan Glaukoma

Glaukoma adalah kerusakan pada saraf mata yang dapat mengakibatkan kebutaan. Kondisi ini umumnya terjadi akibat tekanan berlebih pada mata. Seiring waktu, kondisi bisa memburuk dan menyebabkan kebutaan.

Glaukoma lebih berisiko terjadi pada orang dengan riwayat keluarga glaukoma sebelumnya. Risiko juga meningkat pada orang dengan kondisi berikut:

  • Orang kulit hitam.
  • Nenek moyang Asia Timur.
  • Riwayat rabun jauh.
  • Pernah mengalami cedera mata atau operasi mata yang rumit.
  • Diabetes.
  • Hipertensi (tekanan darah tinggi).
  • Pernah mengonsumsi kortikosteroid.
  • Berusia di atas 40 tahun.

Glaukoma bersifat permanen, oleh karena itu sebaiknya dicegah sejak dini. Salah satu caranya adalah dengan melakukan skrining pemeriksaan penunjang glaukoma.

Pemeriksaan melibatkan satu atau beberapa tes. Prosedurnya cepat, tidak menyakitkan, dan non-invasif.

Jenis-jenis Pemeriksaan Glaukoma

Jika Anda berisiko terhadap glaukoma, berikut ini adalah sejumlah pemeriksaan yang akan dilakukan:

1. Tonometri

Tonometri adalah tes untuk mengukur tekanan di dalam mata yang dinamakan tekanan intraokular. Tekanan intraokular (TIO) yang tinggi dapat meningkatkan risiko terkena glaukoma.

Prosedur dimulai dengan pemberian obat tetes mata. Efek yang akan Anda rasakan adalah mati rasa pada mata. Selanjutnya, tonometer digunakan untuk mengukur tekanan di dalam mata.

Tekanan normal berkisar antara 10-21 mmHg, sedangkan tekanan mata yang menunjukkan glaukoma bisa melebihi 21 mmHg.

Jika hasil tes abnormal, dokter akan merekomendasikan tes penunjang lain untuk diagnosis.

2. Perimetri

Pemeriksaan glaukoma berikutnya adalah perimetri. Tes ini bertujuan untuk mengetahui jangkauan penglihatan atau lapang pandang mata Anda.

Jika memiliki gangguan mata ini, kemungkinan lapang pandang Anda terganggu. Lapang pandang sendiri adalah area visual yang dapat dilihat oleh mata saat melihat lurus ke depan.

Pada saat tes, dokter akan meminta Anda untuk melihat ke depan, ke arah titik cahaya.

Titik cahaya kemudian dipindahkan ke berbagai posisi. Namun, Anda diminta untuk tetap melihat ke depan. Selanjutnya, dokter akan bertanya mengenai letak titik cahaya tersebut.

Dalam pengujian visual, dokter juga dapat menggunakan metode lain seperti melihat pola garis. Anda diminta untuk menjelaskan apakah ada area yang terlihat buram atau kosong.

3. Pakimetri

Pemeriksaan tonometri dapat dipengaruhi oleh ketebalan kornea mata. Oleh karena itu, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang glaukoma, yaitu pakimetri, untuk diagnosis yang tepat.

Pakimetri adalah tes untuk mengetahui ketebalan kornea mata. Dengan begitu, dokter dapat menentukan risiko glaukoma.

Pemeriksaan berlangsung sebentar, sekitar satu menit. Waktu ini cukup untuk mengukur ketebalan kornea di dua mata.

4. Gonioskopi

Gonioskopi bertujuan untuk memeriksa bagian depan mata, khususnya sudut antara iris dan kornea.

Iris adalah jaringan berwarna di bagian depan mata yang berisi pupil. Iris dapat berkontraksi dan mengembang menyesuaikan dengan cahaya.

Kornea mata merupakan bagian mata yang transparan. Keberadaannya menutupi iris dan pupil dan memungkinkan cahaya untuk masuk ke dalam mata.

Gonioskopi membantu menentukan apakah sudut antara iris dan kornea terbuka atau tertutup.

Jika sudut terbuka, maka Anda menderita glaukoma kronis. Jenis ini berkembang perlahan. Jika sudut tertutup, kemungkinan Anda mengalami glaukoma akut. Jenis ini terjadi mendadak.

5. Oftalmoskopi

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui warna dan bentuk saraf optik, sehingga dapat mendeteksi glaukoma.

Dokter akan memberikan obat tetes mata untuk melebarkan pupil. Selanjutnya, alat akan digunakan untuk memperbesar saraf optik. Alat ini dilengkapi lampu pada bagian ujungnya.

Jika warna dan bentuk saraf optik tidak normal, dan tes tonometri menunjukkan tekanan bola mata yang tidak normal, kemungkinan Anda mengalami glaukoma.

Kapan Waktu yang Baik untuk Melakukan Pemeriksaan Glaukoma?

American Academy of Ophthalmology (AAO) menyarankan orang dengan risiko glaukoma untuk menjalani pemeriksaan berikut:

  • Usia 40-54: satu hingga tiga tahun sekali.
  • Usia 55-64: satu hingga dua tahun sekali.
  • Usia 65 ke atas: enam hingga 12 bulan sekali.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) merekomendasikan pemeriksaan glaukoma secara berkala sebagai berikut:

  • Usia sebelum 40 tahun: setiap 2-4 tahun.
  • Usia setelah 40 tahun: setiap 2 tahun.
  • Memiliki riwayat keluarga dengan glaukoma: setiap 1 tahun.

Pemeriksaan glaukoma umumnya aman dan tidak berisiko. Anda mungkin akan mengalami penglihatan buram atau mata yang lebih sensitif setelah tes. Gejala ini akan membaik seiring waktu.

Pemeriksaan glaukoma umumnya aman dan tidak berisiko. Anda mungkin akan mengalami penglihatan buram atau mata yang lebih sensitif setelah tes. Gejala ini akan membaik seiring waktu.

About The Author

Penyakit Chorea: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll

Flutamol – Manfaat, Dosis, dan Efek Samping