Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Mengenal Guilt Trip, Tindakan Manipulatif yang Bikin Orang Lain Merasa Bersalah

Myles Bannister

Guilt trip adalah tindakan manipulatif yang membuat orang lain merasa bersalah dalam rangka mengubah perilaku, pola pikir, dan perasaan mereka. Simak penjelasan selengkapnya mengenai definisi, ciri-ciri, dan cara menghadapinya di bawah ini!

Apa itu Guilt Trip?

Guilt trip adalah bentuk komunikasi verbal atau nonverbal di mana seseorang berusaha menimbulkan perasaan bersalah dan bertanggung jawab pada targetnya guna mengendalikan perilaku dan tindakan mereka. Dengan demikian, perasaan bersalah merupakan bentuk manipulasi dan paksaan secara psikologis.

Rasa bersalah dapat menjadi dorongan yang kuat dalam perilaku manusia, sehingga seseorang dapat menggunakannya sebagai alat untuk mengubah cara orang lain berpikir, merasa, dan berperilaku. Singkatnya, ini adalah cara menyalahkan seseorang agar mereka melakukan sesuatu atau memenuhi permintaan.

Ciri-Ciri Guilt Trip

Guilt trip dapat dilakukan dengan sengaja atau tanpa disadari. Perilaku ini terkadang mudah dikenali, tetapi juga bisa menjadi lebih halus dan sulit terdeteksi.

Ciri-ciri utama dari membuat orang lain merasa bersalah antara lain:

  • Melontarkan komentar yang menunjukkan bahwa Anda belum melakukan tugas sebanyak yang mereka lakukan.
  • Mengungkit kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu.
  • Mengingatkan tentang bantuan yang telah mereka berikan di masa lalu.
  • Bertingkah seolah-olah marah tetapi kemudian menyangkal bahwa ada masalah.
  • Menolak berbicara dengan Anda atau memberikan perlakuan diam.
  • Menunjukkan sesuatu melalui bahasa tubuh, nada suara, dan ekspresi wajah yang menunjukkan ketidaksetujuan terhadap apa yang dilakukan orang lain.
  • Menunjukkan perilaku pasif-agresif.
  • Membuat orang lain merasa berhutang.
  • Memberikan komentar sarkastik tentang upaya atau kemajuan Anda.

Jenis komunikasi tidak langsung ini dapat terjadi dalam hubungan interpersonal. Namun, hal ini lebih mungkin terjadi dalam hubungan yang ditandai dengan hubungan emosional yang erat.

Jenis Guilt Trip

Guilt trip memiliki berbagai jenis yang bisa digunakan oleh pelaku tergantung pada tujuan atau tujuan dari perilaku tersebut.

Beberapa tujuan yang berbeda dari tindakan ini termasuk:

  • Manipulasi. Terkadang, tujuan utama seseorang dalam melakukan guilt trip adalah untuk memanipulasi seseorang agar melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak ingin mereka lakukan.
  • Menghindari konflik. Dalam kasus lain, pelaku mungkin menggunakan tindakan ini untuk menghindari pembicaraan langsung mengenai suatu masalah. Hal ini memungkinkan pelaku untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa harus terlibat dalam konflik secara langsung.
  • Pendidikan moral. Guilt trip juga dapat menjadi cara untuk membuat orang lain terlibat dalam perilaku yang menurut pelaku lebih bermoral atau benar.
  • Menimbulkan simpati. Walaupun jarang, tindakan ini memungkinkan pelaku mendapatkan simpati orang lain dengan menyuarakan sebagai seseorang yang telah dirugikan oleh tindakan yang seharusnya membuat orang lain merasa bersalah.

Namun, rasa bersalah tidak selalu negatif. Meskipun seringkali membuat tidak nyaman, namun rasa bersalah dapat berperan penting dalam membentuk perilaku moral.

Ketika seseorang merasa bersalah, mereka dapat memperbaiki kesalahan mereka dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut di masa mendatang.

Dampak Buruk Guilt Trip

Membuat seseorang merasa bersalah untuk mengubah perilaku mereka dapat memiliki dampak buruk yang beragam. Baik itu dilakukan dengan sengaja atau tidak, tindakan ini menghambat komunikasi dan hubungan yang sehat dengan orang lain.

Beberapa dampak langsung dari guilt trip antara lain:

1. Merusak hubungan

Penelitian telah menunjukkan bahwa membuat orang lain merasa bersalah dapat merusak hubungan yang dekat. Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang merasa terluka oleh komentar atau kritik dari pasangan mereka cenderung menggunakan rasa terluka tersebut untuk membuat pasangan merasa bersalah.

Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa pasangan yang merasa bersalah karena memberikan jaminan lebih mungkin merasa lebih buruk tentang hubungan mereka.

2. Menimbulkan kebencian

Salah satu alasan mengapa guilt trip bisa merusak hubungan adalah karena tindakan ini bisa menciptakan perasaan dendam yang berkelanjutan.

Saat seseorang menggunakan tindakan ini untuk mengubah perilaku Anda yang sebenarnya tidak berdampak serius pada hubungan, bertindak seperti itu secara terus-menerus dapat membuat Anda merasa tidak nyaman.

Jika Anda merasa bahwa pasangan Anda selalu membuat Anda merasa bersalah atas hal-hal yang tidak ingin Anda lakukan, hal ini akan mengurangi keintiman, mengurangi ikatan emosional, dan pada akhirnya membuat Anda membenci pasangan Anda.

3. Mengganggu kesehatan mental

Rasa bersalah yang berlebihan terkait dengan beberapa kondisi kesehatan mental, termasuk kecemasan, depresi, dan gangguan obsesif-kompulsif. Orang yang menjadi target guilt trip dapat memicu perkembangan atau memperburuk kondisi tersebut.

Merasakan rasa bersalah juga dapat menyebabkan banyak emosi dan gejala langsung yang tidak menyenangkan, seperti kecemasan, kesedihan, penyesalan, kekhawatiran, ketegangan otot, dan gangguan tidur.

4. Akibatnya terbalik kepada pelaku

Membuat seseorang merasa bersalah dapat menjadi bumerang dan membuat pelaku bertindak sebaliknya terhadap keinginan orang lain.

Misalnya, seseorang yang membuat Anda merasa bersalah karena tidak menelepon mereka dengan cukup sering sebenarnya bisa mengakibatkan jarangnya interaksi dengan mereka.

Cara Menghadapi Guilt Trip

Ada beberapa cara yang dapat membantu menghadapi seseorang yang menggunakan taktik merasa bersalah untuk memanipulasi orang lain.

Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan:

1. Terima permintaannya

Izinkan pelaku guilt trip mengetahui bahwa Anda memahami pentingnya bagi mereka. Merespons dengan empati dan menunjukkan bahwa Anda melihat kebutuhan mereka dapat membantu mereka merasa bahwa mereka tidak diabaikan. Memvalidasi emosi mereka dapat membantu mengurangi tingkat intensitas perasaan bersalah tersebut.

2. Bagikan perasaan Anda

Tunjukkan bahwa Anda juga memahami bagaimana pelaku mencoba membuat Anda merasa bersalah agar Anda melakukan apa yang mereka inginkan. Kemudian jelaskan bagaimana cara manipulatif tersebut membuat Anda merasa. Sarankan bahwa berkomunikasi dengan cara yang lebih langsung akan lebih efektif daripada menggunakan taktik tersebut.

3. Tetapkan batasan

Menetapkan batasan dapat membantu menentukan apa yang akan Anda terima dan tidak terima. Bahkan jika Anda akhirnya membantu pelaku dengan permintaannya, pastikan Anda dengan jelas menyebutkan batasan dan menjelaskan konsekuensi yang akan terjadi jika batasan tersebut dilanggar.

Itulah penjelasan mengenai guilt trip yang mungkin Anda tidak menyadari pernah menjadi korban atau melakukannya. Semoga informasi ini bermanfaat, Teman Sehat!

Referensi

  1. Cherry, Kendra. 2021. What Is a Guilt Trip?. (Diakses pada 10 Desember 2021)
  2. Gordon, Sherri. 2021. Why Using Guilt Trips Is an Ineffective Parenting Strategy. (Diakses pada 10 Desember 2021)
  3. Raypole, Crystal. 2020. Think Guilt-Tripping Isn’t a Big Deal? Think Again. (Diakses pada 10 Desember 2021)
  4. Winch, Guy. 2013. 7 Ways to Get Out of Guilt Trips. (Diakses pada 10 Desember 2021)

About The Author

Tanda Ketidakseimbangan Hormon yang Sering Diabaikan Wanita

Fungsi Protein Bagi Tubuh: Lebih Dari Sekedar Sumber Energi