Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Mengenal Eritropoietin, Hormon yang Mengatur Produksi Sel Darah Merah

Myles Bannister

Eritropoietin adalah hormon yang berperan penting dalam memproduksi sel darah merah. Ginjal dan hati memproduksi hormon ini ketika kadar oksigen dalam sel rendah. Hormon eritropoietin kemudian merangsang sumsum tulang, yang pada gilirannya memproduksi lebih banyak sel darah merah.

Apa itu Eritropoietin?

Hormon eritropoietin atau erythropoietin (EPO) adalah hormon yang membantu memproduksi sel darah merah. Kadar eritropoietin yang normal dalam darah membantu mengisi kembali cadangan darah alami tubuh.

Kadar hormon eritropoietin yang lebih tinggi dalam darah dapat menunjukkan bahwa tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen. Ini bisa terjadi karena anemia atau kondisi lainnya.

Sebaliknya, kadar eritropoietin yang rendah pada seseorang dengan anemia mungkin menandakan masalah kesehatan lain.

Fungsi Hormon Eritropoietin

Eritropoietin membantu menjaga keseimbangan darah dengan merangsang sumsum tulang untuk membuat sel darah merah. Hormon ini sangat penting karena semua sel dalam tubuh membutuhkan pasokan darah dan oksigen segar untuk tetap sehat.

Tanpa sel darah merah yang cukup, organ dan jaringan dalam tubuh bisa mengalami hipoksia (kekurangan oksigen). Hal ini dapat menyebabkan perubahan perilaku sel dan pada akhirnya menyebabkan penyakit atau kematian sel dalam daerah yang terkena.

Eritropoietin juga membantu melindungi sel darah merah setelah diproduksi oleh tubuh. Kadar hormon ini dapat bervariasi dalam keadaan normal seperti saat berada di tempat yang tinggi.

Beberapa kondisi dapat mengganggu produksi alami erythropoietin dalam tubuh. Misalnya, anemia dapat menghambat pemeliharaan sel darah merah yang sehat dalam tubuh.

Orang dengan anemia mungkin memiliki kadar hormon erythropoietin yang sangat tinggi dalam darah mereka karena tubuh terus mencoba merangsang sumsum tulang untuk membuat lebih banyak sel darah merah.

Apa yang Terjadi Jika Kadar Hormon Eritropoietin Berlebihan?

Bagi kebanyakan orang, eritropoietin berlebihan tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun, ada beberapa gejala umum dan non-spesifik termasuk:

  • Kelemahan.
  • Kelelahan.
  • Sakit kepala.
  • Gatal-gatal.
  • Nyeri sendi.
  • Pusing.

Apa yang Terjadi Jika Kadar Hormon Eritropoietin Kurang?

Jika Anda memiliki kadar eritropoietin yang terlalu sedikit — biasanya disebabkan oleh penyakit ginjal kronis — maka Anda akan mengalami kekurangan sel darah merah dan anemia.

Saat ini, erythropoietin telah dibuat secara sintetis untuk mengobati anemia akibat penyakit ginjal kronis. Metode ini juga digunakan untuk pasien dengan jenis kanker yang langka.

Beberapa atlet profesional telah menggunakan erythropoietin (juga dikenal sebagai doping darah) untuk meningkatkan kinerja mereka, terutama dalam meningkatkan daya tahan. Namun, praktik doping ini dilarang oleh sebagian besar komite olahraga profesional.

Penambahan kadar erythropoietin secara artifisial akan meningkatkan produksi hemoglobin dan sel darah merah, sehingga meningkatkan pasokan oksigen ke jaringan tubuh, terutama otot.

Tes Kadar Hormon Eritropoietin

Kadar hormon eritropoietin dapat diukur dalam darah dengan mengambil sampel dari pembuluh darah di lengan. Pengambilan sampel ini disarankan dilakukan di pagi hari.

Anda tidak perlu persiapan khusus sebelum tes darah, tetapi sebaiknya beri tahu dokter atau petugas medis apabila Anda sedang mengonsumsi obat-obatan, suplemen, atau herbal tertentu.

Hasil Tes Kadar Hormon Eritropoietin

Hasil tes dapat bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan, dan metode pengujian yang digunakan. Dokter atau tenaga medis akan membahas hasil tes dengan Anda.

Kadar erythropoietin yang terlalu sedikit dapat terjadi karena anemia (kurangnya sel darah merah), terutama anemia yang disebabkan oleh penyakit ginjal. Penambahan kadar hormon ini mungkin disebabkan oleh suatu kondisi yang disebut polisitemia (terlalu banyak sel darah merah), atau dapat mengindikasikan adanya tumor ginjal.

Kisaran kadar hormon eritropoietin yang normal adalah antara 2,6 hingga 18,5 miliunit per mililiter (mU/mL).

Ini hanya contoh nilai umum untuk hasil tes ini. Rentang nilai normal mungkin sedikit berbeda antara laboratorium yang satu dengan lainnya. Beberapa laboratorium menggunakan metode pengukuran atau pengujian sampel yang sedikit berbeda. Konsultasikan dengan tenaga medis mengenai arti hasil tes spesifik Anda.

Referensi

  1. Anonim. 2018. Erythropoietin-Stimulating Agents. [Online] Tersedia di: https://my.clevelandclinic.org/health/drugs/14573-erythropoietin-stimulating-agents. (Diakses pada 12 Mei 2022)
  2. Anonim. 2021. Erythropoietin. [Online] Tersedia di: https://www.yourhormones.info/hormones/erythropoietin/. (Diakses pada 12 Mei 2022)
  3. Gersten, Todd. 2021. Erythropoietin test. [Online] Tersedia di: https://medlineplus.gov/ency/article/003683.htm. (Diakses pada 12 Mei 2022)
  4. Johnson, Jon. 2020. Erythropoietin: Everything you need to know. [Online] Tersedia di: https://www.medicalnewstoday.com/articles/erythropoietin. (Diakses pada 12 Mei 2022)

About The Author

Anatomi Jantung: Struktur, Fungsi, Cara Kerja, Penyakit

Konjungtivitis (Mata Merah): Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll