Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Melahirkan Normal Setelah Caesar: Bisakah?

Myles Bannister

Pada beberapa keadaan, tindakan caesar direkomendasikan oleh dokter daripada persalinan normal. Namun, bisa kah wanita yang telah menjalani caesar melahirkan secara normal dalam kehamilan berikutnya? Temukan jawabannya di penjelasan berikut.

Kondisi yang Memerlukan Caesar

Persalinan normal atau vaginal birth menjadi keinginan hampir setiap wanita hamil. Namun, dalam beberapa kondisi darurat dan berisiko, tindakan caesar akan lebih direkomendasikan.

Beberapa kondisi yang memerlukan tindakan caesar termasuk:

1. Persalinan Lama

Salah satu alasan dilakukannya caesar adalah persalinan yang berlangsung lama. Prolonged labor terjadi ketika persalinan memakan waktu lebih dari 20 jam.

Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan persalinan lama termasuk kelelahan, ketosis, dan dehidrasi. Selain itu, bayi yang terlalu besar juga dapat menjadi penyebabnya.

2. Kondisi Janin

Kondisi janin dalam kandungan juga mempengaruhi apakah persalinan normal setelah caesar dapat dilakukan atau tidak.

Beberapa kondisi janin yang memerlukan tindakan caesar antara lain:

  • Posisi kepala janin yang tidak normal: Posisi kepala janin harus berdekatan dengan jalan lahir untuk persalinan normal. Jika tidak, caesar diperlukan.
  • Cacat lahir: Jika bayi dalam kandungan didiagnosis dengan cacat lahir, dokter akan merekomendasikan tindakan untuk mencegah komplikasi persalinan.
  • Gawat janin: Caesar diperlukan jika bayi tidak mendapatkan oksigen yang cukup dalam kandungan.
  • Masalah pada plasenta: Caesar diperlukan jika plasenta menutupi sebagian atau seluruh leher rahim (plasenta previa), atau plasenta terlepas dari lapisan rahim sehingga bayi kekurangan oksigen (solusio plasenta).
  • Prolaps tali pusat: Tali pusat yang lepas dari leher rahim sebelum bayi lahir dapat mengurangi aliran darah pada bayi. Kondisi ini membahayakan bayi sehingga caesar darurat diperlukan.

3. Masalah pada Ibu

Cephalopelvic disproportion (CPD) adalah kondisi ketika panggul ibu terlalu kecil untuk melahirkan bayi melalui vagina atau saat kepala bayi terlalu besar untuk melewati jalan lahir.

Kedua kondisi tersebut menyebabkan persalinan normal tidak mungkin dilakukan dan caesar diperlukan.

Wanita dengan kondisi kesehatan tertentu seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, atau diabetes gestasional juga berisiko tinggi untuk menjalani caesar. Demikian pula bagi wanita dengan herpes genital, HIV, atau infeksi lainnya.

4. Hamil Bayi Kembar

Wanita yang hamil bayi kembar lebih cenderung menjalani caesar daripada persalinan normal. Hal ini dikarenakan proses persalinan kembar biasanya lebih lambat.

Selain itu, bayi dalam kandungan juga bisa berada dalam posisi yang tidak ideal, seperti sungsang atau melintang. Oleh karena itu, caesar menjadi pilihan yang lebih aman.

Peluang Persalinan Normal Setelah Caesar

Anda mungkin ingin tahu apakah mungkin melahirkan normal setelah caesar. Jawabannya adalah ya, tentu saja.

Setelah menjalani caesar sebelumnya, ada dua pilihan metode persalinan bagi wanita hamil berikutnya, yaitu caesar atau persalinan normal.

Persalinan normal setelah caesar (VBAC) dapat dilakukan oleh sebagian besar wanita, menurut American Pregnancy Association. Sekitar 90 persen wanita yang pernah menjalani caesar dapat melahirkan secara normal pada kehamilan berikutnya.

Namun, VBAC tidak selalu aman untuk setiap wanita. Ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko komplikasi persalinan setelah caesar.

Karenanya, penting untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai kondisi kehamilan dan risiko yang mungkin timbul sebelum memutuskan untuk melahirkan normal pasca caesar.

VBAC dapat dipertimbangkan karena memiliki risiko komplikasi yang lebih rendah dibandingkan caesar. Selain itu, melahirkan normal setelah caesar juga memiliki beberapa keuntungan seperti pemulihan yang lebih cepat, waktu rawat inap yang lebih singkat, penurunan risiko kehilangan darah, penurunan risiko infeksi yang ditularkan lewat darah, penurunan risiko cedera pada kandung kemih dan usus, serta penurunan risiko masalah persalinan di masa depan.

Risiko Melahirkan Normal Pasca Caesar

Meskipun risiko komplikasi persalinan lebih rendah pada VBAC daripada caesar berulang, terdapat beberapa risiko yang perlu diperhatikan.

Faktanya, melahirkan normal setelah caesar dapat meningkatkan risiko infeksi.

Karenanya, jika memilih VBAC, disarankan untuk melahirkan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang memadai. Pastikan faskes yang dipilih memiliki peralatan yang lengkap untuk melakukan caesar jika diperlukan.

Pada beberapa kasus, VBAC juga berisiko pecahnya rahim akibat bekas operasi caesar sebelumnya.

Meski jarang terjadi, kondisi ini sangat serius dan berbahaya bagi ibu dan janin.

Syarat Melahirkan Normal Pasca Caesar

Meskipun persalinan normal setelah caesar mungkin dilakukan, terdapat beberapa syarat yang harus diperhatikan oleh ibu.

Berikut adalah beberapa syarat melahirkan normal setelah caesar:

  • Mempunyai sayatan horizontal rendah (pfannenstiel). Sayatan vertikal tinggi dapat meningkatkan risiko pecahnya rahim pada VBAC.
  • Tidak pernah menjalani operasi rahim sebelumnya, seperti pengangkatan fibroid.
  • Pernah melahirkan normal sebelumnya, sehingga peluang melahirkan normal kembali lebih besar.
  • Tidak pernah menjalani caesar lebih dari dua kali.
  • Jarak antara persalinan sebelumnya dan VBAC minimal 18 bulan. Disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan dan kebidanan saat memasuki bulan ke enam untuk memeriksa kekuatan bekas sayatan pada lapisan bawah rahim.
  • Tidak memiliki masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi persalinan normal.

Kini Anda mengetahui bahwa persalinan normal setelah caesar dapat dilakukan, namun dengan memperhatikan syarat yang ada. Jika Anda berencana melahirkan normal pasca caesar, jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter guna mengetahui keamanan tindakan ini. Semoga bermanfaat!

About The Author

Penyakit Umum pada Sistem Ekskresi

Keringat Dingin: Penyebab, Ciri-Ciri, Cara Mengatasi