Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Manfaat dan Efek Samping Hydrocortisone

Myles Bannister

Hydrocortisone adalah obat kortikosteroid yang mengatasi peradangan dan alergi. Obat ini dapat dioleskan pada kulit untuk mengobati gigitan serangga, infeksi kulit akibat getah tanaman, eksim, dermatitis, psoriasis, infeksi kulit akibat alergi, gatal-gatal di area kewanitaan, dan gatal-gatal di anus. Hydrocortisone tidak dapat mengatasi infeksi kulit oleh jamur, bakteri, atau virus.

Salep hydrocortisone mengandung hidrokortison asetat 1% atau 2.5% dalam tube 5 mg. Penggunaan obat ini harus sesuai dengan dosis yang disarankan yaitu dioleskan 3-4 kali sehari. Langkah-langkah penggunaan obat ini adalah sebagai berikut: bersihkan dan keringkan kulit yang terinfeksi, oleskan tipis-tipis pada seluruh bagian kulit yang terinfeksi, jangan tutup dengan kasa perban, cuci tangan setelah penggunaan, hindari kontak dengan area sensitif seperti mata, hidung, dan mulut.

Hydrocortisone dapat menimbulkan efek samping seperti rasa perih, sensasi terbakar, iritasi kulit ringan, kulit kering, kulit kemerahan, timbul jerawat, folikulitis, pertumbuhan rambut berlebihan, penipisan kulit, perubahan warna kulit, stretch mark, dan reaksi alergi seperti ruam merah gatal, pembengkakan, dan sulit bernapas. Jika mengalami efek samping tersebut, hentikan penggunaan obat dan hubungi dokter.

Penggunaan hydrocortisone bersamaan dengan obat lain dapat menimbulkan interaksi yang mungkin menurunkan kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping. Beberapa obat yang tidak boleh digunakan bersamaan dengan hydrocortisone adalah NSAIDs, Ciclosporin, Salisilat dan Antimuskarinik, Phenytoin, Barbiturat, Pirimidone, Carbamazepine, dan Rifampicin. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini jika sedang menggunakan obat lain.

Hydrocortisone merupakan obat keras yang hanya boleh digunakan dengan resep dokter. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah tidak menggunakan obat ini jika alergi terhadap hydrocortisone atau obat kortikosteroid lain, tidak menggunakan obat pada infeksi jamur, virus, atau bakteri, penggunaan pada wanita hamil atau menyusui harus dibawah pengawasan dokter, tidak menggunakan pada kulit wajah atau ketiak, menjaga jarak dengan penderita infeksi atau orang yang sakit, dan hati-hati penggunaan pada infeksi yang luas atau jangka panjang.

About The Author

Perkembangan Janin di Usia Kehamilan 30 Minggu

Manfaat Susu UHT bagi Kesehatan Tubuh