Kabar kehamilan membuat banyak orang bingung tentang perubahan pola makan yang perlu dilakukan selama hamil. Apakah makanan pedas berbahaya bagi kehamilan? Simak jawabannya pada artikel ini.
Bolehkah Ibu Hamil Makan Makanan Pedas?
Makanan pedas banyak disukai oleh wanita, bahkan ada yang tidak bisa menikmati makanan tanpa rasa pedas. Namun, konsumsi makanan pedas dapat memicu mulas dan sakit perut. Beberapa orang beranggapan bahwa ini bisa memicu kontraksi saat usia kehamilan sudah mendekati waktu persalinan. Namun, penelitian medis tidak mendukung anggapan tersebut.
Makanan pedas boleh dan aman untuk dikonsumsi selama kehamilan. Namun, makanan ini bisa mengganggu sistem pencernaan, terutama saat hamil. Jika muncul masalah pencernaan setelah makan makanan pedas, sebaiknya dihindari.
Benarkah Makanan Pedas dapat Memicu Persalinan?
Tidak benar bahwa makanan pedas dapat memicu kontraksi persalinan. Meskipun makanan yang pedas bisa membuat perut mulas, tapi belum ada bukti bahwa makan makanan pedas dapat menimbulkan kontraksi hingga memicu persalinan.
Bahkan beberapa orang mengalami kram perut setelah makan makanan pedas, padahal itu disebabkan oleh tumpukan gas dan tidak berhubungan dengan kontraksi melahirkan.
Makanan pedas hanya memberikan efek pada sistem pencernaan, sementara kontraksi melibatkan otot rahim. Keduanya berbeda dan tidak ada hubungan antara keduanya.
Jika Anda ingin persalinan terjadi lebih cepat, lebih baik menggunakan induksi medis yang dilakukan di rumah sakit dengan obat-obatan.
Cara Mempercepat Persalinan dengan Induksi Alami
Jika Anda sudah melewati hari perkiraan lahir, langkah yang dapat diambil adalah mempercepat persalinan. Risiko masalah pada bayi semakin tinggi jika janin tetap berada di dalam kandungan lebih lama.
Anda bisa mencoba induksi alami sebelum meminta induksi medis di rumah sakit. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:
1. Olahraga
Anda bisa melakukan olahraga seperti jalan kaki atau yoga yang bisa meningkatkan detak jantung. Meskipun bisa tidak memicu kontraksi, tapi olahraga dapat meredakan stres dan meningkatkan stamina tubuh.
2. Berhubungan Seksual dengan Pasangan
Hubungan intim dengan suami, terutama yang mengalami orgasme, bisa memicu kontraksi alami. Aktivitas seksual juga bisa mempercepat pematangan mulut rahim.
Tapi pastikan memeriksa apakah air ketuban belum pecah sebelum melakukan hubungan intim.
3. Stimulasi Puting Payudara
Stimulasi pada puting payudara bisa menyebabkan kontraksi rahim. Hormon oksitosin yang dihasilkan saat stimulasi puting payudara dapat membantu memicu persalinan alami.
Stimulasi puting payudara juga dapat membantu rahim menyusut pada ukuran semula setelah persalinan. Ini bisa dilakukan secara manual atau dengan bantuan pompa ASI.
4. Akupunktur
Akupunktur adalah metode pengobatan tradisional China yang dapat menstimulasi perubahan hormon atau sistem saraf. Meskipun belum jelas mekanismenya, akupunktur bisa digunakan sebagai alternatif induksi persalinan.
Pastikan untuk melakukan akupunktur dengan ahli yang berlisensi.
5. Akupresur
Akupresur dapat membantu induksi persalinan tanpa obat-obatan. Tapi pastikan mendapatkan pelatihan dari profesional yang terlatih sebelum mencobanya.
Selain mempercepat kontraksi, akupresur juga dapat meredakan rasa sakit selama persalinan.
Induksi alami memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan induksi medis. Wanita yang tidak menerima induksi medis umumnya pulih lebih cepat. Namun, jika sudah mencapai 42 minggu dan belum ada kontraksi, dianjurkan untuk pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Referensi
- Bellefonds, Colleen de. 2021. Spicy food During Pregnancy. https://www.babycenter.com/pregnancy/diet-and-fitness/is-it-safe-to-eat-spicy-foods-during-pregnancy_1246919 . (Diakses pada 3 Juli 2023).
- Cinelli, Elisa. 2021. Can I Eat Spicy Foods While Pregnant? https://www.verywellfamily.com/can-i-eat-spicy-foods-while-pregnant-5195400 . (Diakses pada 3 Juli 2023).
- Marcin, Ashley. 2020. Natural Ways to Induce Labor. https://www.healthline.com/health/pregnancy/natural-ways-to-induce-labor . (Diakses pada 3 Juli 2023).
About The Author
