Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Magic Mushroom: Efek Samping dan Fakta Medis

Myles Bannister

Magic mushroom atau jamur ajaib adalah jamur yang mengandung senyawa psilocybin, diklasifikasikan sebagai indole-alkylamine (tryptamine), senyawa yang memiliki struktur mirip dengan lysergic acid diethylamide (LSD). Jamur ini sering disalahgunakan. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Magic Mushroom?

Pada dasarnya, magic mushroom adalah istilah untuk menggambarkan jamur yang mengandung 4-phosphoryloxy-N,N-dimethyltryptamine atau psilocybin.

Psilocybin adalah zat halusinogen yang bekerja dengan mengaktifkan reseptor serotonin (terutama di korteks prefrontal) yang memengaruhi suasana hati, kognisi, dan persepsi.

Jamur ini juga dikenal dengan nama seperti shrooms, mushies, blue meanies, golden tops, liberty caps, philosopher’s stone, amani, dan agaric. Di Indonesia, jamur ini populer dengan nama jamur tahi sapi.

Efek Samping Magic Mushroom

Semua zat halusinogen membawa risiko karena dapat memicu masalah mental dan emosional. Jumlah psilocybin yang terkandung di dalam jamur ajaib bervariasi dan efek samping yang dirasakan juga sulit ditentukan.

Efek samping jamur ajaib dapat mencakup efek fisik dan mental seperti:

  • Ukuran pupil membesar
  • Menyebabkan kantuk
  • Sakit kepala
  • Peningkatan detak jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh
  • Menurunnya koordinasi
  • Kelemahan otot
  • Mual
  • Tidak mengenali waktu, tempat, dan kenyataan
  • Perasaan gembira yang berlebihan
  • Halusinasi (visual atau auditori)
  • Memiliki pengalaman spiritual
  • Serangan panik
  • Paranoia
  • Psikosis
  • Gugup

Harap diingat bahwa jamur ajaib memiliki penampilan yang mirip dengan jamur beracun dan keracunan adalah risiko potensial. Keracunan jamur dapat menyebabkan penyakit parah, kerusakan organ, hingga kematian.

Cara Kerja Magic Mushroom

Zat halusinogen yang terdapat di jamur ajaib memengaruhi bagian otak yang mengatur respons gairah dan panik. Psilocybin tidak selalu menyebabkan halusinasi visual atau pendengaran, melainkan mendistorsi pandangan seseorang terhadap objek dan kondisi lingkungan sekitar. Efek psilocybin dipengaruhi oleh kuantitas jamur, pengalaman sebelumnya, dan harapan penggunanya.

Setelah psilocybin dicerna dan diserap oleh usus, tubuh akan mengubahnya menjadi psilocyn. Efek halusinogen biasanya muncul sekitar 30 menit setelah dikonsumsi dan berlangsung selama 4 hingga 6 jam. Beberapa individu mungkin mengalami perubahan persepsi sensorik dan pola pikir selama beberapa hari.

Pengaruh jamur ajaib pada tubuh tergantung pada faktor-faktor seperti spesies, asal, kondisi pertumbuhan, periode panen, dan apakah jamur tersebut dikonsumsi dalam keadaan segar atau kering. Kandungan bahan aktif dalam jamur kering dapat 10 kali lebih tinggi dibandingkan jamur segar.

Potensi Penyalahgunaan

Psilocybin tidak menyebabkan kecanduan secara kimiawi dan tidak menyebabkan gejala fisik ketika penggunaan dihentikan. Namun, penggunaan yang sering dapat menyebabkan toleransi terhadap efek psilocybin. Toleransi silang juga dapat terjadi dengan zat lain seperti LSD dan mescaline (zat psikedelik alami yang ditemukan pada kaktus peyote).

Setelah beberapa hari penggunaan psilocybin, seseorang mungkin mengalami penarikan psikologis dan kesulitan beradaptasi dengan kenyataan.

Penggunaan Medis dan Studi Klinis untuk Psilocybin

Meskipun psilocybin telah digunakan dalam ritual selama berabad-abad, baru-baru ini dilakukan studi klinis tentang pengobatan dengan senyawa tersebut. Sebuah laporan dalam Journal of Psychopharmacology mengungkapkan bahwa dua studi kecil menunjukkan bahwa psilocybin dalam jamur ajaib dapat mengurangi rasa “distress eksistensial” yang dialami pasien kanker setelah mendapatkan perawatan.

Tekanan Psikologis Terkait Kanker

Pada beberapa kasus, pasien kanker dengan gangguan kejiwaan merasa bahwa hidup tidak memiliki makna. Penggunaan psilocybin sintetik dalam dosis tunggal telah terbukti mengurangi stres yang dirasakan oleh pasien kanker dan efeknya dapat berlangsung dalam jangka panjang. Beberapa pasien dengan kanker stadium lanjut melaporkan bahwa zat ini membuat masalah yang mereka hadapi dalam hidup hilang.

Major Depressive Disorder

Studi klinis PSIL201 yang sedang berlangsung di Usona Institute menganalisis penggunaan psilocybin sebagai pengobatan untuk major depressive disorder (MDD). Studi ini melibatkan 80 pasien MDD berusia 21 hingga 65 tahun dan menggunakan desain studi acak, tersamar ganda, dan plasebo terkontrol untuk mengevaluasi efek antidepresan dari psilocybin dalam dosis tunggal. Hasilnya menunjukkan bahwa psilocybin memiliki potensi sebagai pengobatan antidepresan dengan dampak jangka panjang.

Berhenti Merokok dan Kondisi Lainnya

Sebuah studi kecil dari Johns Hopkins University menemukan bahwa terapi psilocybin dapat signifikan meningkatkan tingkat berhenti merokok selama periode tindak lanjut 12 bulan. Selain itu, psilocybin juga berpotensi digunakan untuk mengobati gangguan penyalahgunaan zat lain seperti kecanduan alkohol dan kokain. Terapi psilocybin yang diawasi dengan baik dapat membantu individu menghentikan kebiasaan negatif dan membangun kembali kekuatan mental untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Studi mendatang juga sedang dalam tahap pengujian penggunaan psilocybin untuk terapi kecanduan opioid, Alzheimer, PTSD, sindrom penyakit Lyme pascaperawatan, dan anoreksia nervosa menurut Center for Psychedelic and Consciousness Research.

Penting untuk dicatat bahwa di Indonesia, magic mushroom termasuk dalam narkotika golongan I yang diatur oleh Undang-Undang Narkotika Nomor 35 Tahun 2009. Oleh karena itu, penyalahgunaan jamur ini dapat dipidana baik bagi penjual maupun pengguna.

Referensi

  1. Anonim. Psilocybin (Magic Mushrooms). https://www.drugs.com/illicit/psilocybin.html. (Diakses pada 27 Agustus 2020).
  2. Davis, Kathleen. 2019. What are magic mushrooms and psilocybin?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/308850. (Diakses pada 27 Agustus 2020).
  3. Hartney, Elizabeth. 2020. What to Know About Magic Mushroom Use. https://www.verywellmind.com/what-are-magic-mushrooms-22085. (Diakses pada 27 Agustus 2020).
  4. Mammoser, Gigen. 2019. Mushrooms as Medicine? Psychedelics May Be Next Breakthrough Treatment. https://www.healthline.com/health-news/benefits-of-medical-mushrooms. (Diakses pada 27 Agustus 2020).

About The Author

Norepinephrine: Manfaat, Dosis, Efek Samping

Waspada, Ini 10 Tanda Ibu Hamil Kurang Gizi