Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Limfadenopati: Gejala, Penyebab, Mengobati, Pencegahan, dll

Myles Bannister

Pembengkakan kelenjar getah bening atau limfadenopati adalah kondisi yang bisa menunjukkan masalah kesehatan atau bahkan memiliki kanker tertentu. Kenali informasi lengkap tentang definisi kelenjar getah bening yang membengkak, gejala, pengobatan, dan pencegahan di bawah ini!

Apa Itu Limfadenopati?

Limfadenopati adalah pembengkakan kelenjar getah bening (kelenjar limfe) yang tidak terasa nyeri saat ditekan yang bisa disebabkan oleh infeksi atau tumor ganas. Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang membawa cairan, nutrisi, dan limbah antar jaringan tubuh dan aliran darah, serta tempat peradangan terlokalisir.

Tubuh bisa mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di bawah ketiak, lipatan paha, leher, dada, perut, dan selangkangan.

Kelenjar getah bening memiliki sistem penyaringan untuk melindungi tubuh dari bakteri, virus, dan zat asing lainnya agar terhindar dari berbagai penyakit. Selain itu, sel darah putih yang disebut limfosit juga membantu membersihkan limbah di dalam kelenjar getah bening.

Ciri dan Gejala Limfadenopati

Sistem limfatik adalah jaringan organ, pembuluh, dan kelenjar getah bening yang ada di seluruh tubuh. Kelenjar getah bening di area kepala, leher, ketiak, dan selangkangan sering mengalami pembengkakan, yang dapat menandakan adanya masalah kesehatan.

Gejala limfadenopati awal ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah bening yang lembut, bisa berukuran seperti kacang polong atau lebih besar.

Terkadang, penyakit ini tidak menimbulkan gejala. Gejala yang mungkin muncul tergantung pada penyebabnya, antara lain:

  • Demam
  • Berkeringat di malam hari
  • Penurunan berat badan
  • Kehilangan nafsu makan
  • Infeksi

Kapan Harus ke Dokter?

Limfadenopati biasanya akan kembali normal ketika kondisi mendasar membaik, seperti infeksi ringan. Namun, segera kunjungi dokter jika Anda khawatir atau mengalami pembengkakan kelenjar getah bening yang ditandai dengan kondisi berikut:

  • Pembesaran kelenjar getah bening tanpa alasan jelas
  • Kelenjar getah bening terasa keras, kenyal, atau tidak bergerak saat digoyangkan
  • Kelenjar getah bening semakin membesar atau bertahan selama dua hingga empat minggu

Penyebab Limfadenopati

Penyebab limfadenopati bisa bermacam-macam (terutama kelenjar di kepala dan leher), termasuk kelainan autoimun, jenis kanker tertentu, dan infeksi umum seperti flu. Beberapa obat juga bisa menyebabkan limfadenopati, seperti obat antimalaria dan antikejang.

Kelebihan pembengkakan kelenjar getah bening biasanya terjadi pada satu bagian tubuh. Namun, jika pembengkakan terjadi di lebih dari satu bagian tubuh, hal ini disebut limfadenopati menyeluruh dan bisa menunjukkan penyakit sistemik yang memerlukan perawatan medis.

Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab limfadenopati yang lebih lengkap:

1. Infeksi

Infeksi yang bisa menyebabkan limfadenitis (pembesaran dan nyeri kelenjar getah bening) antara lain:

  • Flu biasa
  • Pilek
  • Infeksi sinus
  • Infeksi gigi atau gusi
  • Infeksi Staph (disebabkan oleh bakteri)
  • Infeksi kulit
  • Infeksi jamur
  • Infeksi berulang
  • Infeksi menular seksual (IMS), seperti sifilis dan gonore
  • Mononukleosis (demam kelenjar)
  • Tonsilitis
  • Radang tenggorokan

Infeksi yang dapat menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening tanpa nyeri (limfadenopati) antara lain:

  • Cacar air
  • Campak
  • TBC (tuberkulosis)
  • Rubella
  • Herpes
  • Penyakit Lyme
  • Toksoplasmosis
  • HIV

2. Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh

Gangguan kekebalan tubuh seperti lupus, rheumatoid arthritis (RA), atau sindrom Sjogren’s juga bisa menyebabkan limfadenopati.

3. Kanker

Meskipun jarang, limfadenopati juga bisa menandakan adanya kanker, seperti leukemia, limfoma, kanker lain yang sudah menyebar ke kelenjar getah bening (metastasis), atau sarkoma Kaposi.

Faktor Risiko Limfadenopati

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit kelenjar getah bening yang ganas, misalnya limfoma. Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko limfadenopati meliputi:

  • Usia di atas 40 tahun
  • Laki-laki
  • Kulit putih

Diagnosis Limfadenopati

Untuk mendiagnosis penyebab limfadenopati, dokter bisa melakukan satu atau beberapa tes berikut:

  • Riwayat kesehatan pasien: mengetahui kapan dan bagaimana pembengkakan kelenjar getah bening berkembang, serta mengevaluasi adanya tanda atau gejala lainnya.
  • Pemeriksaan fisik: memeriksa kelenjar getah bening untuk menentukan ukuran, keberadaan nyeri tekan, kehangatan, dan tekstur. Lokasi kelenjar yang terkena atau tanda dan gejala lainnya dapat memberikan petunjuk mengenai penyebabnya.
  • Tes darah: melakukan tes rutin untuk mendeteksi infeksi atau tumor marker jika dicurigai adanya keganasan.
  • Pencitraan: melakukan USG pada kelenjar getah bening yang membesar, rontgen thorax jika dicurigai adanya TB paru, atau CT scan dengan kontras pada organ yang dicurigai ada tumor (misalnya, kepala, dada, atau perut).
  • Biopsi kelenjar getah bening: mengambil sampel dari kelenjar getah bening atau seluruh kelenjar getah bening untuk diperiksa di bawah mikroskop dan memastikan penyebab limfadenopati.

Cara Mengobati Limfadenopati

Pembengkakan kelenjar getah bening yang lembut atau nyeri dapat diobati sendiri di rumah atau dengan pengobatan yang sesuai dengan penyebabnya.

1. Pengobatan di Rumah

Beberapa cara mengobati limfadenopati secara mandiri, antara lain:

  • Istirahat yang cukup: memberikan waktu istirahat yang cukup dapat membantu gejala dan kondisi mendasar pulih.
  • Kompres hangat: mengompres bagian yang bengkak dengan handuk yang dicelupkan ke dalam air hangat dan diperas.
  • Obat pereda nyeri: menggunakan obat seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, atau acetaminophen. Namun, sebaiknya berhati-hati dalam memberikan aspirin kepada anak-anak atau remaja dan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

2. Pengobatan Berdasarkan Penyebabnya

Limfadenopati yang disebabkan oleh virus biasanya akan pulih dengan sendirinya setelah infeksi sembuh. Penggunaan antibiotik umumnya tidak efektif untuk mengobati infeksi virus. Pengobatan tergantung pada penyebabnya:

  • Infeksi: terapi antibiotik biasanya digunakan untuk mengobati pembengkakan kelenjar getah bening yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun, limfadenopati yang disebabkan oleh infeksi HIV memerlukan perawatan khusus.
  • Gangguan sistem kekebalan tubuh: pengobatan disesuaikan dengan kondisi mendasar, seperti lupus atau rheumatoid arthritis.
  • Kanker: pengobatan khusus untuk kanker yang menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening, seperti operasi, radiasi, atau kemoterapi.

Komplikasi Limfadenopati

Jika pembengkakan kelenjar getah bening yang disebabkan infeksi tidak segera ditangani dengan pengobatan yang tepat, bisa menyebabkan pembentukan abses. Abses adalah kumpulan nanah yang terjadi akibat infeksi. Nanah biasanya terdiri dari cairan, sel darah putih, jaringan mati, dan bakteri.

Abses mungkin perlu diobati dengan pembedahan untuk mengeluarkan nanah dan dengan antibiotik.

Cara Mencegah Limfadenopati

Saat ini belum ada cara pasti untuk mencegah pembengkakan kelenjar getah bening karena beberapa penyebabnya. Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko limfadenopati, seperti:

  • Tetap di rumah saat sakit untuk mencegah infeksi seperti flu biasa.
  • Mendapatkan vaksinasi untuk hepatitis dan flu.
  • Menggunakan metode aman dalam berhubungan seks untuk mencegah infeksi menular seksual (IMS).

Itulah penjelasan lengkap tentang limfadenopati, mulai dari definisi hingga cara mencegahnya. Jika Anda mengalami gejala yang sudah dijelaskan di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Mengobati sejak awal gejala akan memudahkan proses penyembuhan.

Selain itu, penting untuk menerapkan gaya hidup sehat dengan pola makan yang seimbang dan rajin berolahraga guna membantu pemulihan Anda, Teman Sehat!

Referensi

  1. Anonim. 2019. Swollen Lymph Nodes. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15219-swollen-lymph-nodes. Diakses pada 16 Juni 2020.
  2. D’Souza, Gillian. 2019. Why are my lymph nodes swollen?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/324105#when-to-see-a-doctor. Diakses pada 16 Juni 2020.
  3. Kahn, April. 2019. What’s Causing My Swollen Lymph Nodes?. https://www.healthline.com/health/swollen-lymph-nodes. Diakses pada 16 Juni 2020.
  4. Medlife Blogger. 2019. Swollen Lymph Nodes: Causes, Symptoms, Diagnosis, Treatment, and Prevention. https://www.medlife.com/blog/swollen-lymph-nodes-causes-symptoms-treatment-prevention/. Diakses pada 16 Juni 2020.
  5. Mayo Clinic Staff. 2019. Swollen lymph nodes. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/swollen-lymph-nodes/symptoms-causes/syc-20353902. Diakses pada 16 Juni 2020.

About The Author

Sindrom Ekstrapiramidal: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

9 Bahaya Kekenyangan yang Harus Diwaspadai!