Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Leptospirosis: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Myles Bannister

Leptospirosis adalah infeksi bakteri yang menjangkiti manusia dan hewan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang dibawa oleh beberapa hewan dan berakhir di air atau tanah melalui urine. Simak penjelasan mengenai gejala, penyebab, hingga pengobatan dan pencegahan di bawah ini.

Apa itu Leptospirosis?

Leptospirosis adalah penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal, meningitis, gagal hati, gangguan pernapasan, hingga kematian. World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa penyakit ini menjangkiti 10 atau lebih dari 100.000 orang setiap tahun.

Hewan utama yang menyebarkan penyakit ini adalah anjing, tikus, dan hewan ternak. Saat bersentuhan dengan tanah atau air yang tercemar urine hewan yang terinfeksi, bakteri dapat masuk tubuh melalui kulit yang terluka, hidung, mulut, dan alat kelamin.

Meskipun bisa menular melalui hubungan seks atau menyusui, bakteri jarang menular dari manusia ke manusia. Namun, penyakit ini dapat menular saat melakukan kontak dengan binatang.

Gejala Leptospirosis

Gejala biasanya muncul secara tiba-tiba, sekitar 5 hingga 14 hari setelah terinfeksi bakteri Leptospira interrogans. Masa inkubasi berkisar antara 2 hingga 30 hari.

Berikut ini beberapa gejala yang dapat muncul:

1. Leptospirosis Ringan

Tanda dan gejala leptospirosis ringan antara lain:

  • Demam.
  • Batuk.
  • Muntah.
  • Diare.
  • Sakit kepala.
  • Mata merah dan iritasi.
  • Ruam.
  • Penyakit kuning.
  • Nyeri otot, terutama punggung bagian bawah dan betis.

Sebagian besar gejala tersebut akan pulih sekitar seminggu tanpa pengobatan, namun sekitar 10 persen penderita dapat mengalami kondisi yang parah.

2. Leptospirosis Berat

Gejala leptospirosis berat tergantung pada organ vital yang terkena. Gejala yang mungkin muncul antara lain gagal ginjal atau hati, gangguan pernapasan, dan meningitis.

Jantung, Hati, dan Ginjal

Jika leptospirosis menyerang jantung, hati, dan ginjal, penderitanya akan mengalami gejala seperti:

  • Kelelahan.
  • Mual.
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur.
  • Nyeri otot.
  • Mimisan.
  • Sakit dada.
  • Tidak nafsu makan.
  • Pembengkakan pada tangan, kaki, atau pergelangan kaki.
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
  • Penyakit kuning, tampak menguning pada bagian putih mata, lidah, dan kulit.

Jika tidak diobati, penyakit ini dapat menyebabkan gagal ginjal yang mengancam jiwa.

Otak

Jika ditujukkan kepada otak atau sumsum tulang belakang, penyakit ini dapat menyebabkan meningitis, ensefalitis, atau keduanya. Meningitis adalah infeksi pada membran yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan ensefalitis mengacu pada infeksi jaringan otak. Kedua kondisi tersebut memiliki gejala yang serupa.

Gejala yang mungkin muncul antara lain:

  • Kebingungan atau disorientasi.
  • Kantuk berlebihan.
  • Kejang.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Demam tinggi.
  • Leher kaku.
  • Kesulitan berbicara.
  • Masalah dengan gerakan fisik.
  • Perilaku agresif.
  • Fotofobia, atau kepekaan terhadap cahaya.

Meningitis atau ensefalitis yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan otak, bahkan mungkin mengancam jiwa.

Paru-Paru

Jika bakteri Leptospira interrogans menyerang paru-paru, penderitanya dapat mengalami demam tinggi, napas terengah-engah, dan batuk darah.

Penyebab Leptospirosis

Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans. Bakteri ini biasanya hidup pada ginjal hewan pembawa. Bakteri akan keluar melalui urine dan mengendap di tanah. Salah satu hewan yang biasa terjangkit penyakit ini adalah tikus.

Kuman ini dapat menyerang tubuh manusia melalui celah kulit, seperti luka goresan, luka terbuka, atau luka yang kering, jika berada di sekitar air atau tanah tempat minum hewan yang terinfeksi urine.

Faktor Risiko

Risiko tertular meningkat jika sering berada di lingkungan binatang atau di luar ruangan yang sering dilintasi binatang. Beberapa pekerjaan yang kemungkinan berisiko tertular leptospirosis adalah petani, dokter hewan, pekerja bawah tanah (saluran pembuangan atau tambang), pekerja rumah jagal, dan personel militer.

Penularan juga bisa terjadi melalui olahraga seperti arung jeram, berenang, atau melakukan kegiatan di dekat danau dan sungai yang tercemar bakteri Leptospira interrogans.

Diagnosis Leptospirosis

Leptospirosis ringan sulit didiagnosis karena gejalanya menyerupai flu dan infeksi lainnya. Untuk kasus yang parah, tes diagnostik khusus dapat dilakukan. Dokter mungkin juga akan bertanya tentang aktivitas yang pasien lakukan sebelumnya untuk membantu diagnosis.

Beberapa pertanyaan yang bisa diajukan dokter antara lain:

  • Apakah baru-baru ini Anda berenang di danau, kolam, kanal, atau sungai?
  • Apakah akhir-akhir ini Anda melakukan kontak dengan hewan, terutama terpapar urine atau darah hewan?

Jika aktivitas-aktivitas tersebut pernah dilakukan, tes darah dan urine dapat memastikan atau menyingkirkan diagnosis leptospirosis.

Jenis Leptospirosis

Leptospirosis terbagi menjadi dua jenis utama:

  • Leptospirosis ringan: Jenis ini sering terjadi, sekitar 90% kasus. Gejala meliputi nyeri otot, kedinginan, dan sakit kepala.
  • Leptospirosis berat: Jenis ini jarang terjadi, berkisar antara 5% hingga 15% kasus. Jika bakteri menginfeksi hati, ginjal, dan organ vital lainnya, dapat menyebabkan kegagalan organ, pendarahan internal, hingga kematian.

Pengobatan Leptospirosis

Penyakit ini dapat diobati dengan antibiotik seperti doksisiklin atau penisilin. Pengobatan harus dimulai pada tahap awal penyakit.

Pasien yang memiliki gejala parah mungkin membutuhkan antibiotik intravena. Penderita dengan gejala mencurigakan juga harus mendapatkan penanganan dari dokter.

Pada saat hamil, penyakit ini dapat berdampak pada janin. Wanita yang terinfeksi selama kehamilan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Pencegahan Leptospirosis

Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena leptospirosis antara lain:

1. Berenang atau Bermain Air

Bagi yang sering beraktivitas di air, tindakan pencegahan penting dilakukan. Pastikan luka yang ada dilindungi dengan perban anti air. Mandi setelah bermain di air tawar juga dianjurkan.

2. Pencemaran di Tempat Kerja

Bagi yang bekerja dengan hewan pembawa penyakit ini dan dalam kontak dengan air atau tanah yang tercemar bakteri, penggunaan pakaian pelindung seperti sarung tangan, masker, sepatu bot, dan kacamata penting dilakukan.

3. Saat Liburan

Jika bepergian ke tempat yang berpotensi terdapat leptospirosis, langkah-langkah pencegahan berikut harus dilakukan:

  • Menghindari berenang di air tawar.
  • Minum air yang direbus atau air kemasan yang tersegel.
  • Membersihkan dan melindungi luka di tubuh dengan perban anti air.

4. Penanggulangan Bencana

Personel militer atau pekerja yang terlibat dalam bencana perlu menggunakan antibiotik sebagai tindakan pencegahan leptospirosis.

Referensi

  1. Anonim. 2019. What Is Leptospirosis?. (Diakses 27 Maret 2020).
  2. Anonim. 2019. Leptospirosis. (Diakses 27 Maret 2020).
  3. Anonim. Leptospirosis. (Diakses 27 Maret 2020).
  4. Brazier, Yvette. 2018. Leptospirosis: What you need to know. (Diakses 27 Maret 2020).

About The Author

Bronkopneumonia: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Bodrexin: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping