Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Leishmaniasis: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Myles Bannister

Leishmaniasis adalah penyakit akibat infeksi parasit. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan lalat sandfly betina yang terinfeksi. Terdapat 3 jenis penyakit leishmaniasis dengan tingkat keparahan yang berbeda dan menyerang bagian tubuh yang berbeda. Ketahui selengkapnya tentang leishmaniasis mulai dari penyebab, jenis, gejala, pengobatan, hingga pencegahannya.

Apa Itu Leishmaniasis?

Leishmaniasis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit leishmania. Parasit ini hidup di beberapa spesies lalat sandfly yang terinfeksi. Lalat sandfly yang membawa parasit ini umumnya ditemui di wilayah tropis dan subtropis.

Daerah endemis leishmaniasis seringkali merupakan daerah terpencil dengan sumber daya terbatas. Menurut Healthline, leishmaniasis adalah jenis penyakit infeksi parasit kedua yang paling mematikan setelah malaria.

Penyebab Leishmaniasis

Penyebab leishmaniasis adalah parasit leishmania. Parasit ini berkembang biak di lalat sandfly dan manusia dapat terinfeksi melalui gigitan lalat tersebut. Manusia juga dapat menularkan penyakit ini jika mendonorkan darahnya kepada orang lain.

Faktor risiko

Beberapa faktor risiko leishmaniasis meliputi:

  • Parasit leishmania banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis seperti Afrika, Amerika, Timur Tengah, dan Mediterania. Orang yang bepergian ke negara-negara tersebut berisiko tertular penyakit ini.
  • Kondisi sosial ekonomi yang rendah dapat meningkatkan risiko leishmaniasis. Kemiskinan termasuk kondisi pemukiman yang buruk dan sanitasi yang mempermudah akses lalat sandfly ke manusia.
  • Kekurangan protein, zat besi, vitamin A, dan zinc dapat meningkatkan risiko infeksi leishmaniasis.
  • Kekebalan tubuh yang rendah, seperti pada penderita HIV, juga meningkatkan risiko terinfeksi leishmaniasis.

Jenis Leishmaniasis

Leishmaniasis dapat menimbulkan 3 jenis penyakit yang berbeda:

  • Cutaneous leishmaniasis: jenis leishmaniasis yang menyerang kulit. Jenis ini paling umum dan paling ringan.
  • Mucocutaneous leishmaniasis: jenis leishmaniasis yang menyerang kulit dan mukosa.
  • Visceral leishmaniasis (kala-azar): jenis leishmaniasis yang menyerang organ dalam tubuh dan merupakan yang paling serius dan berpotensi fatal.

Gejala Leishmaniasis

Gejala leishmaniasis bervariasi tergantung jenisnya:

1. Gejala cutaneous leishmaniasis

Gejala khas cutaneous leishmaniasis meliputi:

  • Ulkus atau luka bergaung yang timbul beberapa minggu setelah digigit lalat sandfly.
  • Bintik kemerahan yang semakin lama dapat berkembang menjadi benjolan seperti bisul dan menyebabkan luka bergaung.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.

2. Gejala mucocutaneous leishmaniasis

Mucocutaneous leishmaniasis lebih jarang tapi lebih berbahaya. Gejala klinis meliputi:

  • Hidung tersumbat
  • Keluarnya cairan dari hidung
  • Mimisan
  • Kesulitan bernapas

3. Gejala visceral leishmaniasis (Kala Azar)

Visceral leishmaniasis menyerang organ dalam seperti hati dan limpa. Gejala meliputi:

  • Demam
  • Perasaan lemah dan lesu
  • Penurunan berat badan drastis
  • Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.

Diagnosis Leishmaniasis

Dokter akan melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik pada kulit, mulut, hidung, dan organ dalam. Dokter juga dapat meminta pemeriksaan biopsi kulit atau sumsum tulang belakang, serta pemeriksaan darah untuk mengonfirmasi diagnosis.

Pengobatan Leishmaniasis

Pengobatan leishmaniasis tergantung pada jenisnya. Cutaneous leishmaniasis dapat sembuh tanpa pengobatan, tapi dokter biasanya akan menganjurkan pengobatan untuk mempercepat penyembuhan. Mucocutaneous dan visceral leishmaniasis harus segera diobati karena berpotensi fatal. Pengobatan dapat dilakukan dengan obat anti parasitik seperti Amphoterisin B dan Paramomycin.

Pencegahan Leishmaniasis

Vaksin untuk mencegah leishmaniasis belum tersedia. Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari gigitan lalat sandfly. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan di daerah endemis leishmaniasis antara lain:

  • Menggunakan pakaian tertutup
  • Menggunakan obat anti nyamuk pada area yang tidak tertutup pakaian
  • Menyemprotkan insektisida pada ruangan
  • Tidur di tempat yang lebih tinggi
  • Menggunakan pendingin ruangan atau kipas angin
  • Menghindari keluar rumah pada waktu senja dan fajar
  • Menggunakan kelambu yang rapat

Referensi

  1. Anonim. 2019. Leishmaniasis. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/leishmaniasis. (Diakses 13 Juni 2019).
  2. Cafasso, Jacquelyn. 2012. Leishmaniasis. https://www.healthline.com/health/leishmaniasis. (Diakses 13 Juni 2019).

About The Author

Penyebab dan Cara Mengatasi Berubahnya Nafsu Makan pada Lansia

Xenophobia: Jenis, Ciri-Ciri, Dampak, dll