Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Kleptomania: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Myles Bannister

Kleptomania adalah tindakan yang dianggap mirip dengan mencuri bagi sebagian orang. Namun keduanya memiliki sedikit perbedaan. Kelainan ini umumnya adalah hasrat ingin mencuri tanpa memandang harga barang. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Apa itu Kleptomania?

Kleptomania adalah kondisi di mana seseorang mengalami dorongan yang impulsif untuk mencuri barang-barang yang tidak diperlukan atau tanpa memperhatikan harga barang. Biasanya, barang yang dicuri memiliki nilai yang kecil bagi pengidapnya, bahkan sering diberikan atau dibuang setelah diambil.

Penderita gangguan ini biasanya tidak merencanakan pencurian, namun tindakan mencuri dilakukan jika ada kesempatan. Meski begitu, pelaku biasanya merasa tertekan atau bersalah setelah mencuri.

Gejala Kleptomania

Pengidap kelainan ini memiliki dorongan berulang untuk mencuri yang tidak dapat ditolak dan mungkin mencoba mengembalikan barang yang dicuri.

Gejala lain yang muncul dari seorang kleptomania termasuk:

  • Ketidakmampuan melawan keinginan untuk mencuri barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
  • Dorongan, tekanan, dan kecemasan yang mendorong untuk mencuri.
  • Rasa lega, senang, dan puas setelah mencuri.
  • Rasa bersalah, malu, atau takut ketika tertangkap sebagai pencuri.
  • Mengulangi hal-hal yang telah disebutkan di atas.

Karakteristik Pengidap Kleptomania

Orang yang memiliki kelainan ini biasanya menunjukkan sifat atau karakteristik berikut:

  • Keinginan pribadi. Berbeda dengan pencuri, pengidap kleptomania tidak secara kompulsif mencuri untuk kepentingan pribadi. Alasan mencuri hanya karena dorongan yang kuat sehingga tidak bisa menolaknya.
  • Tidak direncanakan. Perilaku kleptomania biasanya terjadi spontan, umumnya tanpa direncanakan dan tanpa bantuan atau kerjasama dengan orang lain.
  • Mencuri di tempat umum. Kebanyakan pengidapnya mencuri di tempat umum, seperti toko dan supermarket. Beberapa pengidapnya mungkin mencuri dari teman atau kenalan.
  • Tidak menilai harga barang. Barang yang dicuri tidak memiliki nilai bagi pengidapnya, bahkan ia mampu membelinya.
  • Hasil curian disimpan. Barang yang dicuri disembunyikan dan tidak pernah digunakan, diberikan kepada keluarga atau teman-teman, atau bahkan diam-diam dikembalikan ke tempat asal barang itu dicuri.
  • Hasrat mencuri. Desakan untuk mencuri bisa datang dan pergi atau mungkin terjadi dengan intensitas yang berbeda.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera cari pertolongan medis jika Anda tidak bisa berhenti mencuri. Kebanyakan orang yang menderita kleptomania tidak ingin mencari bantuan karena takut dianggap sebagai pencuri, ditangkap, atau dipenjara. Namun, biasanya psikolog tidak melaporkan perbuatan tersebut ke otoritas.

Orang yang mencari bantuan medis biasanya karena takut ketahuan atau mendapatkan hukuman. Sementara bagi yang sudah ketahuan dan ditangkap, secara hukum penderita harus mendapatkan perawatan.

Penyebab Kleptomania

Penyebab pasti kelainan ini belum diketahui. Namun, terdapat beberapa teori yang menunjukkan bahwa perubahan di otak dapat menjadi awal dari kelainan ini. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami penyebabnya.

Meski penyebabnya belum jelas, kleptomania dapat disebabkan oleh:

1. Masalah Neurotransmitter di Otak (Serotonin)

Serotonin berfungsi untuk membantu mengatur mood dan emosi seseorang. Kadar serotonin yang rendah biasanya menyebabkan perilaku yang impulsif.

2. Terkait dengan Gangguan Adiktif

Mencuri dapat menyebabkan pelepasan dopamin (neurotransmitter lain). Dopamin memicu perasaan nyaman dan beberapa orang menginginkan sensasi nyaman ini dengan mencuri.

3. Terkait dengan Sistem Opioid Otak

Dorongan atau motivasi juga diatur oleh sistem opioid otak. Ketidakseimbangan sistem ini dapat menyebabkan kesulitan dalam menahan dorongan atau keinginan.

Faktor Risiko

Pada banyak kasus, kondisi ini mungkin tidak pernah didiagnosis. Perilaku ini umumnya dimulai selama masa remaja, tetapi dalam kasus yang jarang terjadi, dimulai pada usia dewasa.

Selain faktor tersebut, berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang memiliki perilaku ini:

  • Riwayat keluarga. Memiliki saudara tingkat pertama, seperti orang tua atau saudara kandung yang memiliki kelainan ini, gangguan obsesif-kompulsif, atau masalah penggunaan zat atau alkohol dapat meningkatkan risiko kleptomania.
  • Wanita. Sekitar dua pertiga orang yang mengalami kelainan ini adalah wanita.
  • Memiliki penyakit mental lain. Pengidap kleptomania biasanya juga memiliki penyakit mental lain, seperti gangguan kecemasan, gangguan bipolar, gangguan makan, gangguan penggunaan zat, atau gangguan kepribadian.
  • Trauma di kepala atau cedera otak. Orang yang memiliki riwayat trauma kepala dapat mengalami kelainan ini.

Diagnosis Kleptomania

Gangguan mental ini dapat didiagnosis berdasarkan tanda dan gejala. Dikarenakan kelainan ini jenis gangguan kontrol impulsif, dokter mungkin dapat membantu menentukan diagnosis dengan cara berikut:

  • Mengajukan pertanyaan tentang dorongan Anda dan perasaan yang Anda rasakan.
  • Meninjau situasi-situasi yang memicu kleptomania.
  • Mengisi kuesioner psikologis atau penilaian diri.
  • Menggunakan kriteria dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association.

Cara Mengatasi Kleptomania

Kleptomania sulit diatasi dan akan menjadi kondisi jangka panjang yang memerlukan penanganan. Perawatan dapat melibatkan penggunaan obat-obatan, psikoterapi, atau kombinasi keduanya, berikut penjelasannya:

1. Obat-obatan

Cara mengatasi kleptomania pertama adalah dengan menggunakan obat-obatan tertentu, tergantung pada kondisi spesifik dan apakah penderita memiliki gangguan kesehatan mental lain, seperti depresi atau penyalahgunaan zat terlarang.

Dokter dapat meresepkan obat-obatan berikut:

  • Naltrexone: obat kecanduan yang merupakan antagonis opioid, yang dapat mengurangi dorongan dan kegembiraan yang terkait dengan mencuri.
  • Antidepresan: terutama selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI).

Jika obat-obatan ini diresepkan, konsultasikan dengan dokter, apoteker, atau psikolog mengenai efek samping dan kemungkinan interaksi dengan obat lain.

2. Psikoterapi

Terapi perilaku kognitif dapat melibatkan teknik mengidentifikasi keyakinan dan perilaku negatif yang tidak sehat dan menggantinya dengan yang sehat. Terapi ini membantu penderita mengendalikan dorongan kleptomania tersebut.

Berikut beberapa cara mengatasi kleptomania dalam psikoterapi:

  • Sensitisasi terselubung: pengidap menggambarkan dirinya mencuri dan menghadapi risiko, seperti tertangkap.
  • Terapi aversi: pengidap merasakan ketidaknyamanan, seperti menahan napas hingga merasa tidak nyaman, terutama ketika merasa ingin mencuri.
  • Desensitisasi sistematis: pengidap dilatih dalam teknik relaksasi dan membayangkan diri mereka mengendalikan dorongan untuk mencuri.

3. Menghindari Kambuh

Cara mengatasi kleptomania adalah dengan menghindari kambuh, yaitu dengan memastikan tetap pada rencana perawatan.

Jika rasa ingin mencuri muncul, segera hubungi profesional kesehatan mental, psikolog, atau orang terdekat untuk membantu mencegah perbuatan tersebut.

Komplikasi Kleptomania

Jika tidak diobati, kelainan ini dapat menyebabkan masalah emosional, keluarga, hukum, pekerjaan, serta keuangan.

Beberapa komplikasi yang dapat timbul atau terkait dengan kleptomania meliputi:

  • Ditangkap karena mencuri.
  • Perjudian atau belanja kompulsif.
  • Hukuman penjara.
  • Penyalahgunaan alkohol dan zat terlarang.
  • Kegelisahan.
  • Depresi.
  • Gangguan makan.

Pencegahan Kleptomania

Dikarenakan penyebab pasti kelainan ini belum diketahui, belum ada cara yang jelas untuk mencegahnya. Namun, mendapatkan pengobatan secepat mungkin setelah perilaku mencuri yang impulsif dimulai dapat membantu mencegah kelainan ini menjadi lebih buruk dan mencegah beberapa dampak negatifnya.

Apa yang harus dilakukan jika orang terdekat mengidap kleptomania?

Jika Anda menduga teman dekat atau anggota keluarga memiliki kebiasaan ini, tunjukkan perhatian dengan lembut. Ingatlah bahwa kleptomania adalah kondisi kesehatan mental, bukan kekurangan karakter, dan dekati orang tersebut tanpa menyalahkan atau menuduh.

Hal-hal berikut mungkin membantu dalam menyampaikan kepedulian Anda kepada pengidap kleptomania:

  • Anda khawatir karena Anda peduli dengan kesehatan dan keselamatan orang yang Anda cintai.
  • Anda khawatir tentang risiko dari perilaku mencuri yang tidak terkontrol, seperti ditangkap oleh pihak berwenang, kehilangan pekerjaan, atau merusak hubungan dengan orang lain.
  • Anda memahami pengidapnya, bahwa dorongan untuk mencuri mungkin terlalu kuat dan sulit untuk ditolak.
  • Pengobatan yang efektif tersedia untuk mengurangi dorongan untuk mencuri dan membantu pengidap kleptomania mengatasi masalahnya tanpa kecanduan atau malu.

Jika Anda membutuhkan bantuan dalam berbicara dengan orang yang Anda sayangi, diskusikanlah dengan dokter. Dokter dapat merujuk Anda ke penyedia layanan kesehatan mental yang dapat membantu merencanakan cara untuk membantu orang terdekat Anda tanpa membuatnya defensif atau terancam.

Referensi

  1. Anonim. 2014. Diseases And Conditions – Kleptomania. https://www.nchmd.org/education/mayo-health-library/details/CON-20033010. (Diakses pada 12 Mei 2020)
  2. Anonim. 2019. Kleptomania. https://www.psychologytoday.com/intl/conditions/kleptomania. (Diakses pada 12 Mei 2020)
  3. Anonim. 2018. Kleptomania. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9878-kleptomania. (Diakses pada 12 Mei 2020)
  4. Anonim. 2017. Kleptomania. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/kleptomania/symptoms-causes/syc-20364732. (Diakses pada 12 Mei 2020)

About The Author

Manfaat Teh Kombucha untuk Kesehatan

10 Cara Membersihkan Usus Kotor, dari yang Alami hingga Medis