Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Kista Epididimis: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Komplikasi

Myles Bannister

Kista epididimis adalah benjolan kecil berisi cairan yang terbentuk di epididimis testis pria. Simak informasi selengkapnya tentang gejala, penyebab, pengobatan, dan komplikasi di bawah ini!

Apa Itu Kista Epididimis?

Kista epididimis adalah benjolan kecil atau kantung berisi cairan yang ditemukan di epididimis, saluran melingkar di bagian belakang testis yang berfungsi untuk menyimpan dan mengangkut sperma.

Benjolan ini bersifat jinak dan sering terjadi seiring bertambahnya usia pada pria. Benjolan kadang-kadang disebut spermatokel, tetapi ini adalah jenis kista berbeda yang menampung cairan termasuk sperma di dalam kista.

Kista epididimis berbeda dengan epididimitis, yaitu peradangan pada saluran epididimis yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

Tanda dan Gejala Kista Epididimis

Kista epididimis biasanya tidak menimbulkan gejala sebelum terbentuk benjolan di epididimis. Ketika sudah terbentuk, mungkin tampak benjolan seukuran kacang polong di salah satu testis tempat sperma diproduksi. Sedangkan untuk spermatokel, kista biasanya muncul di bagian atas testis.

Gejala lain kista epididimis meliputi:

  • Nyeri tumpul di skrotum (kantong yang membungkus testis).
  • Terasa berat di skrotum.
  • Kemerahan di bagian skrotum.
  • Peningkatan tekanan di bagian bawah penis.
  • Epididimis terasa lunak atau bengkak.
  • Testis terasa lunak, bengkak, atau mengeras.
  • Nyeri di selangkangan atau punggung bawah dan perut.

Benjolan kecil di epididimis biasanya tidak menyebabkan nyeri tajam dan intens dan sering kali tidak menimbulkan rasa sakit sama sekali.

Penyebab Kista Epididimis

Penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Terkadang kista yang didiagnosis sebagai spermatokel, hal ini mungkin disebabkan oleh penyumbatan pada epididimis.

Pria yang memiliki kondisi ini biasanya cukup sehat. Namun, benjolan kecil di epididimis terkadang dapat dipicu oleh beberapa kondisi berikut:

  • Fibrosis kistik. Penyakit bawaan di mana terdapat kista di paru-paru, pankreas, dan organ tubuh lainnya.
  • Penyakit ginjal polikistik. Ini adalah kondisi bawaan di mana kista berkembang di ginjal dan organ tubuh lainnya.
  • Penyakit Von Hippel-Lindau. Penyakit bawaan di mana tumbuhnya tumor di mata, ginjal, dan sistem saraf.
  • Obat pengganti hormon diethylstilbestrol. Kista epididimis terkadang dapat terjadi pada anak yang ibunya ketika hamil pernah terpapar bahan kimia tersebut.

Faktor Risiko Kista Epididimis

Pria berisiko mengembangkan kista seiring bertambahnya usia, biasanya sekitar usia 40 tahun. Anak-anak jarang mengalaminya sebelum beranjak menjadi remaja.

Jumlah penderita sulit diketahui karena kebanyakan orang yang mengidap kondisi ini bahkan tidak mengetahuinya. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa sekitar 1 dari 6 pria mengalami kista epididimis.

Diagnosis Kista Epididimis

Meski kista jenis ini sering kali ditemukan pada pria dan tidak berbahaya, tetapi sebaiknya periksakan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat. Benjolan pada epididimis biasanya dapat ditemukan dengan memeriksa testis secara mandiri di rumah. Namun, agar diagnosis lebih akurat, tes dapat dilakukan oleh dokter.

Ada beberapa cara untuk mendiagnosis kista epididimis:

1. Pemeriksaan Fisik

Jika menemukan adanya benjolan setelah memeriksa testis secara mandiri, dokter dapat memastikan kondisi sebenarnya dan mengesampingkan penyebab yang lebih serius seperti tumor atau hernia.

2. Pemeriksaan Transiluminasi

Selain pemeriksaan fisik, dokter mungkin akan menggunakan cahaya untuk menguji transparansi benjolan di skrotum. Hal ini dapat memastikan apakah benjolan adalah kista epididimis atau spermatokel.

3. USG

Dokter mungkin juga menyarankan ultrasonografi (USG) untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentang kista epididimis dan memastikan apakah benjolan tersebut adalah kista atau sesuatu yang lebih serius.

Setelah menentukan jenis massa, dokter kemungkinan akan merujuk Anda ke ahli urologi untuk memantau pertumbuhan benjolan kecil di epididimis dan gejala yang terkait.

Pengobatan Kista Epididimis

Kondisi ini biasanya hanya diobati jika menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan. Jika tidak, penderita hanya perlu memantau dengan pemeriksaan rutin dan perawatan mandiri.

Biasanya, kista epididimis dan spermatokel akan mengecil seiring waktu karena tubuh menyerap kembali cairan dari kista atau ukurannya stabil. Namun, dalam beberapa kasus kista ini terus membesar atau menyebabkan gejala yang mengganggu. Jika mengalami kondisi ini, sebaiknya segera mendapatkan pengobatan yang tepat.

Ada beberapa cara mengobati kista epididimis:

1. Operasi

Operasi merupakan pengobatan yang paling sering dilakukan jika pasien dan ahli urologi memutuskan bahwa kista ini perlu diangkat. Dalam prosedur ini, kista dipisahkan dari epididimis dan testis melalui sayatan di skrotum. Kemudian skrotum ditutup dengan jahitan yang dapat larut. Efek samping dari operasi ini termasuk pembengkakan dan memar selama beberapa hari. Risiko kista tumbuh kembali setelah operasi lebih kecil dibandingkan dengan perawatan lain.

Dalam beberapa kasus, pengangkatan kista epididimis dapat memengaruhi kesuburan pria. Oleh karena itu, penting untuk mendiskusikan efek samping operasi ini dengan ahli urologi sebelum memutuskan pengobatan terbaik.

2. Aspirasi

Metode ini melibatkan pengurasan cairan dari kista menggunakan jarum. Namun, pengobatan ini jarang dilakukan karena cairan dapat kembali terkumpul dengan cepat.

3. Skleroterapi Perkutan

Prosedur ini melibatkan penggunaan USG untuk memasang kateter ke dalam kista agar pewarna kontras dapat dimasukkan ke dalamnya. Pewarna ini memudahkan pemantauan dan untuk memastikan tidak ada kebocoran atau komplikasi pada organ lain. Selanjutnya, cairan yang membunuh sel dalam kista dimasukkan melalui kateter dan setelah beberapa waktu dihisap keluar. Pemeriksaan lanjutan dilakukan beberapa bulan setelah prosedur.

Komplikasi Kista Epididimis

Kondisi ini jarang menyebabkan komplikasi, namun terkadang kista dapat terpelintir pada tangkainya (torsio). Ini menyebabkan nyeri mendadak dan bengkak pada sebagian skrotum. Jika mengalami kondisi ini, sangat penting untuk mendapatkan pertolongan medis dengan cepat karena diperlukan operasi yang mendesak.

Referensi

  1. Colleen Travers. 2020. An Overview of an Epididymal Cyst. https://www.verywellhealth.com/epididymal-cyst-overview-4687689. (Diakses pada 11 Agustus 2020)
  2. Knott, Laurence. 2014. Epididymal Cyst. http://www.rotherhamccg.nhs.uk/Downloads/Top%20Tips%20and%20Therapeutic%20Guidelines/Therapeutic%20guidelines/epididymal%20cyst%20-%20PIL.pdf. (Diakses pada 11 Agustus 2020)
  3. Starr, Oliver. 2017. Epididymal Cyst. https://patient.info/mens-health/scrotal-lumps-pain-and-swelling/epididymal-cyst. (Diakses pada 11 Agustus 2020)

About The Author

Susu Bisa Menurunkan Berat Badan?

Peran Doula dan Keuntungan Menggunakan Jasa Doula