Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Ketoasidosis Diabetik: Definisi, Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Myles Bannister

Ketoasidosis diabetik terjadi ketika tubuh menghasilkan jumlah keton yang sangat tinggi sebagai komplikasi dari diabetes. Berikut adalah informasi lengkap mengenai definisi, gejala, penyebab, dan pengobatan ketoasidosis diabetik.

Apa itu Ketoasidosis Diabetik?

Ketoasidosis diabetik terjadi ketika tubuh menghasilkan jumlah asam darah (keton) yang sangat tinggi sebagai komplikasi dari diabetes.

Ketoasidosis berbeda dengan ketosis yang mungkin dialami pada diet ketogenik atau saat puasa. Ketosis terjadi karena kekurangan karbohidrat, sedangkan ketoasidosis hanya terjadi jika tubuh tidak memiliki cukup insulin untuk memproses kadar glukosa tinggi dalam darah.

Ketoasidosis biasanya lebih umum pada penderita diabetes tipe 1, karena mereka tidak dapat memproduksi insulin sendiri. Penderita diabetes tipe 2 jarang mengalami ketoasidosis karena kadar insulin biasanya tidak terlalu rendah.

Gejala Ketoasidosis Diabetik

Gejala ketoasidosis diabetik biasanya muncul dengan cepat atau dalam waktu 24 jam. Bagi beberapa orang, gejala tersebut dapat menjadi pertanda pertama adanya diabetes.

Berikut adalah beberapa gejala ketoasidosis diabetik:

  • Rasa haus yang berlebihan.
  • Mual dan muntah.
  • Sakit perut.
  • Sering buang air kecil.
  • Tubuh lemas atau kelelahan.
  • Sesak napas.
  • Bau napas seperti buah.
  • Kebingungan atau kebingungan mental.

Ketoasidosis diabetik juga dapat didiagnosis melalui tes darah dan urine, termasuk tes gula darah tinggi (hiperglikemia) dan kadar keton tinggi dalam urine.

Waktu yang Tepat untuk Menghubungi Dokter

Jika Anda merasa sakit, stres, baru saja menderita penyakit atau cedera, sebaiknya Anda secara rutin memeriksa kadar gula darah Anda ke dokter atau menggunakan alat tes keton urine yang dijual bebas.

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami kondisi berikut:

  • Muntah dan tidak dapat makan atau minum.
  • Kadar gula darah tinggi yang tidak merespons perawatan di rumah.
  • Kadar keton urine sedang atau tinggi.

Cari perawatan darurat jika Anda mengalami:

  • Kadar gula darah secara konsisten lebih tinggi dari 300 mg/dL atau 16,7 mmol/L.
  • Keton dalam urine.
  • Beberapa gejala ketoasidosis diabetik, termasuk rasa haus yang berlebihan, sering buang air kecil, mual dan muntah, sakit perut, sesak napas, bau napas seperti buah, dan kebingungan.

Penyebab Ketoasidosis Diabetik

Ketoasidosis diabetik terjadi ketika kadar gula darah sangat tinggi dan kadar insulin rendah. Tubuh membutuhkan insulin untuk menggunakan glukosa yang ada dalam darah. Namun, dalam ketoasidosis diabetik, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga menumpuk dan menyebabkan kadar gula darah tinggi.

Tubuh merespons dengan memecah lemak menjadi bahan bakar alternatif yang tidak membutuhkan insulin, yang disebut keton. Jika tubuh menghasilkan keton terlalu banyak, darah menjadi asam, yang dikenal sebagai ketoasidosis diabetik.

Penyebab ketoasidosis diabetik yang paling umum adalah:

  • Penyakit atau infeksi. Beberapa penyakit atau infeksi dapat meningkatkan produksi hormon tertentu seperti hormon adrenalin atau kortisol, yang dapat memicu peningkatan keton dalam tubuh. Penyakit-penyakit yang paling umum terkait dengan ketoasidosis diabetik adalah pneumonia dan infeksi saluran kemih (ISK).
  • Masalah dalam terapi insulin. Jika perawatan insulin terlewat atau tidak adekuat, misalnya karena penyumbatan pada pompa insulin, dapat menyebabkan kekurangan insulin dalam tubuh.

Faktor Risiko

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami ketoasidosis diabetik, antara lain:

  • Menderita diabetes tipe 1.
  • Berusia di bawah 19 tahun.
  • Mempunyai riwayat trauma fisik atau emosional.
  • Mempunyai riwayat serangan jantung atau stroke.
  • Sering melewatkan dosis insulin.
  • Mengalami stres.
  • Mengalami demam tinggi.
  • Mengidap kecanduan obat-obatan atau alkohol.

Diagnosis Ketoasidosis Diabetik

Jika seorang pasien dicurigai mengalami ketoasidosis diabetik, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah. Dalam beberapa kasus, tes tambahan mungkin diperlukan untuk membantu menentukan penyebab ketoasidosis diabetik.

1. Tes Darah

Prosedur tes darah yang dilakukan dokter untuk mendiagnosis ketoasidosis diabetik adalah pengukuran kadar gula darah, keton, dan asam darah:

  • Kadar gula darah. Jika tubuh tidak memiliki insulin yang cukup untuk memungkinkan glukosa masuk ke dalam sel, kadar gula darah akan meningkat (hiperglikemia). Ketika tubuh memecah lemak dan protein untuk energi, kadar gula darah akan terus meningkat.
  • Tingkat keton. Ketika tubuh memecah lemak dan protein untuk energi, keton memasuki aliran darah.
  • Keasaman darah. Jika terdapat keton berlebih dalam darah, darah akan menjadi asam (asidosis). Kondisi ini dapat mengganggu fungsi normal organ dalam tubuh.

2. Tes Tambahan Lainnya

Dokter mungkin akan melakukan tes tambahan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang mendasari, yang mungkin memicu produksi keton yang berlebihan dan untuk memeriksa kemungkinan komplikasi. Tes tambahan ini dapat mencakup tes elektrolit darah, urinalisis, rontgen dada, dan elektrokardiogram (EKG).

Pengobatan Ketoasidosis Diabetik

Perawatan ketoasidosis diabetik umumnya fokus pada normalisasi kadar gula darah dan insulin. Jika seseorang didiagnosis dengan ketoasidosis diabetik namun belum didiagnosis dengan diabetes, dokter mungkin akan merekomendasikan perawatan diabetes untuk mencegah terjadinya ketoasidosis di masa depan. Jika ketoasidosis diakibatkan oleh penyakit atau infeksi, dokter akan memberikan antibiotik.

Berikut adalah beberapa cara pengobatan ketoasidosis diabetik:

1. Penggantian Cairan

Saat dirawat di rumah sakit, pasien biasanya akan diberikan cairan. Jika memungkinkan, cairan tersebut dapat diberikan secara oral, namun dalam beberapa kasus mungkin diperlukan pemberian cairan melalui infus. Penggantian cairan ini membantu mengatasi dehidrasi yang menyebabkan peningkatan kadar gula darah.

2. Terapi Insulin

Insulin mungkin akan diberikan kepada pasien melalui infus sampai kadar gula darah turun di bawah 240 mg/dL. Setelah kadar gula darah mencapai rentang yang dapat diterima, dokter dan pasien akan bekerja sama untuk mencegah kekambuhan ketoasidosis di masa depan.

3. Penggantian Elektrolit

Jika kadar insulin terlalu rendah, kadar elektrolit dalam tubuh juga dapat menjadi terlalu rendah. Elektrolit adalah mineral bermuatan listrik yang membantu fungsi normal tubuh, termasuk fungsi jantung dan saraf. Penggantian elektrolit biasanya dilakukan melalui infus.

Komplikasi Ketoasidosis Diabetik

Jika tidak diobati, ketoasidosis diabetik dapat menyebabkan hilangnya kesadaran dan bahkan berakibat fatal. Namun, komplikasi yang paling umum terkait dengan pengobatan ketoasidosis diabetik, seperti pemberian cairan, elektrolit (misalnya natrium, kalium, dan klorida), dan insulin.

Berikut adalah beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat pengobatan ketoasidosis diabetik:

  • Gula darah rendah (hipoglikemia). Insulin memungkinkan glukosa masuk ke dalam sel, yang dapat menurunkan kadar gula darah. Penurunan kadar gula darah yang terlalu cepat bisa menyebabkan hipoglikemia.
  • Kalium rendah (hipokalemia). Cairan dan insulin yang digunakan untuk mengobati kelebihan keton dapat menyebabkan kadar kalium menurun terlalu rendah. Kadar kalium yang rendah dapat mengganggu fungsi otot, saraf, dan jantung.
  • Pembengkakan otak (edema serebral). Menurunkan kadar gula darah terlalu cepat dapat menyebabkan pembengkakan otak. Komplikasi ini lebih umum terjadi pada anak-anak, terutama yang baru didiagnosis dengan diabetes.

Pencegahan Ketoasidosis Diabetik

Ada banyak langkah yang dapat diambil untuk mencegah ketoasidosis diabetik, di antaranya adalah:

  • Minum obat diabetes seperti yang diarahkan oleh dokter.
  • Makan makanan yang sehat dan tetap terhidrasi dengan cairan.
  • Mengukur kadar gula darah secara teratur. Ini membantu mengontrol kadar gula darah, dan jika ada masalah, segera berkonsultasi dengan dokter.

Meskipun tidak selalu dapat mencegah penyakit atau infeksi, beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mengingat penggunaan insulin dan mencegah serta mengelola kondisi darurat termasuk:

  • Mengatur alarm untuk mengingat waktu penggunaan insulin setiap hari.
  • Mengisi suntikan insulin di pagi hari. Hal ini membuat lebih mudah melihat jika ada dosis yang terlewat atau terlewatkan.
  • Berkonsultasi dengan dokter mengenai penyesuaian dosis insulin berdasarkan tingkat aktivitas, penyakit, atau faktor lain seperti pola makan.
  • Menguji urine untuk melacak kadar keton selama stres atau penyakit. Hal ini membantu mengetahui tingkat keton yang tidak terlalu tinggi sebelum menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
  • Mencari perawatan medis jika kadar gula darah lebih tinggi dari biasanya atau jika terdeteksi keton. Deteksi dini sangat penting untuk mencegah kondisi yang lebih serius.

Referensi

  1. Anonim. 2018. What You Should Know About Diabetic Ketoacidosis. https://www.webmd.com/diabetes/ketoacidosis. (Diakses pada 18 Agustus 2020)
  2. Anonim. 2019. Diabetic ketoacidosis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetic-ketoacidosis/symptoms-causes/syc-20371551. (Diakses pada 18 Agustus 2020)
  3. Wint, Carmella dan Marijane L. 2020. What You Should Know About Diabetic Ketoacidosis. https://www.healthline.com/health/type-2-diabetes/ketoacidosis. (Diakses pada 18 Agustus 2020)

About The Author

Efektifkah Cataflam untuk Mengatasi Gusi Bengkak?

Koma: Gejala, Penyebab, Mengobati, Pencegahan, dll