Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Keratitis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Keratitis adalah peradangan pada kornea yang disebabkan oleh cedera atau infeksi. Peradangan pada kornea dapat terjadi pada semua orang, tidak tergantung usia, jenis kelamin, atau ras.

Kornea adalah lapisan pelindung yang cekung di depan mata yang menutupi pupil dan iris. Gangguan pada kornea dapat menyebabkan penurunan penglihatan hingga kebutaan jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Kornea juga berfungsi sebagai jalur masuk sinar ke retina dan sangat penting dalam proses penglihatan.

Gejala Keratitis

Keratitis ditandai dengan mata yang memerah dan sakit. Beberapa gejala yang mungkin muncul adalah:

  • Keluar air mata.
  • Kesulitan membuka kelopak mata karena sakit atau iritasi.
  • Penglihatan kabur.
  • Sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia).
  • Sensasi terbakar atau gatal di mata.
  • Pembengkakan di sekitar mata.
  • Perasaan ada sesuatu di mata.
  • Pada kasus peradangan yang luas, kornea dapat terlihat abu-abu atau memiliki daerah putih hingga abu-abu.

Penyebab Keratitis

Keratitis dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Infeksi

Keratitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus, atau protozoa seperti Acanthamoeba sp.

Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terkena keratitis jamur adalah pekerjaan di bidang pertanian atau perkebunan, karena jamur banyak terdapat di tanah dan tumbuh-tumbuhan.

2. Cedera

Cedera pada kornea dapat menyebabkan peradangan yang tidak menular. Cedera juga bisa memungkinkan mikroorganisme masuk ke kornea yang rusak dan menyebabkan keratitis infeksi.

3. Lensa kontak yang terkontaminasi

Penggunaan lensa kontak yang terkontaminasi bakteri, jamur, atau parasit seperti Acanthamoeba sp. dapat menyebabkan keratitis infeksi. Penggunaan lensa kontak yang sering juga dapat menyebabkan peradangan kornea yang dapat berubah menjadi infeksi.

3. Penggunaan obat yang sembarangan

Penggunaan obat-obatan seperti kortikosteroid dan obat pereda nyeri tanpa resep dokter dapat menyebabkan keratitis. Pasien dengan penyakit sistemik yang melemahkan sistem kekebalan tubuh memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena peradangan kornea.

4. Air yang terkontaminasi

Air yang terkontaminasi bakteri, jamur, dan parasit dapat masuk ke mata saat berenang dan menyebabkan peradangan kornea. Namun, kornea yang sehat tidak akan terinfeksi kecuali ada kerusakan permukaan kornea sebelumnya, misalnya akibat penggunaan lensa kontak yang terlalu lama.

Jenis Keratitis

Keratitis dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu keratitis menular dan keratitis tidak menular.

1. Keratitis menular

Keratitis menular disebabkan oleh bakteri, jamur, parasit, atau virus. Beberapa jenis keratitis menular antara lain:

  • Bakteri: Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus adalah bakteri yang paling sering menyebabkan penyakit ini, terutama pada pengguna lensa kontak.
  • Jamur: Keratitis jamur umumnya disebabkan oleh Aspergillus, Candida, atau Fusarium. Jamur ini dapat menyerang pengguna lensa kontak maupun orang yang berada di luar ruangan.
  • Parasit: Parasit Acanthamoeba umumnya terjadi pada pengguna lensa kontak yang berenang di danau atau berada di lingkungan terbuka.
  • Virus: Keratitis virus disebabkan oleh virus herpes simpleks, yang berkembang dari konjungtivitis menjadi peradangan kornea.

2. Keratitis tidak menular

Keratitis tidak menular dapat disebabkan oleh cedera mata, penggunaan lensa kontak yang tidak tepat, penggunaan lensa kontak saat tidur, paparan sinar matahari berlebih, sistem kekebalan tubuh yang melemah, atau iklim yang hangat.

Diagnosis Keratitis

Untuk mendiagnosis peradangan pada kornea, dokter dapat melakukan beberapa tes berikut:

1. Tes ketajaman visual

Dokter akan memeriksa gerakan mata dan meminta pasien membaca grafik mata untuk mengukur seberapa baik pasien melihat pada jarak yang berbeda.

2. Slit lamp exam

Selama pemeriksaan ini, dokter akan menyinari mata pasien untuk memeriksa peradangan, dan mungkin menggunakan obat tetes mata untuk melebarkan pupil agar dapat melihat lebih jelas ke dalam mata.

3. Tonometri

Tonometri digunakan untuk mengukur tekanan mata. Dokter akan memberikan tetes mata yang membuat mata terasa mati rasa, kemudian akan menyentuh mata dengan alat dan mengukur tekanan dengan cahaya.

4. Biopsi

Pada kasus yang lebih kompleks, dokter mungkin perlu melakukan biopsi untuk mengambil sampel kornea pasien dan mengirimkannya ke laboratorium untuk pengujian lebih lanjut.

Pengobatan Keratitis

Pengobatan peradangan pada kornea tergantung pada penyebabnya. Jika terjadi infeksi, pasien mungkin membutuhkan obat resep berupa obat tetes mata atau obat oral. Beberapa jenis obat yang mungkin diresepkan adalah:

  • Biocides untuk infeksi parasit.
  • Antibiotik untuk infeksi bakteri.
  • Antijamur untuk infeksi jamur.
  • Antivirus untuk infeksi virus.
  • Transplantasi kornea jika pengobatan tidak efektif atau kondisi kornea sangat buruk. Transplantasi kornea melibatkan penggantian kornea yang rusak dengan kornea donor.

Namun, tidak semua bentuk infeksi keratitis merespons pengobatan dengan cara yang sama. Misalnya, Acanthamoeba keratitis seringkali sulit untuk diobati dengan antibiotik, sehingga pasien perlu menjalani perawatan jangka panjang.

Obat antivirus mungkin tidak dapat menghilangkan sepenuhnya virus yang menyebabkan peradangan kornea. Pasien harus waspada terhadap kemungkinan kekambuhan infeksi.

Keratitis yang tidak menular tidak membutuhkan pengobatan khusus. Pasien hanya perlu menjaga kebersihan mata dan menghindari faktor risiko yang dapat memperburuk kondisi kornea. Petugas medis dapat memberikan saran dan pengobatan yang tepat sesuai dengan kondisi pasien.

Komplikasi Keratitis

Jika penanganan keratitis terlambat atau tidak memadai, dapat menyebabkan komplikasi serius seperti peradangan dan jaringan parut kornea, infeksi virus kronis atau berulang pada kornea, luka terbuka pada kornea, pengurangan penglihatan sementara atau permanen, hingga kebutaan.

Pencegahan Keratitis

Untuk mencegah keratitis, terutama bagi pengguna lensa kontak, beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  • Melepaskan lensa kontak sebelum berenang.
  • Tidak menggunakan lensa kontak saat tidur.
  • Membersihkan lensa kontak dengan tangan yang bersih.
  • Menggunakan cairan pembersih mata yang direkomendasikan.
  • Mengganti lensa kontak sesuai anjuran dokter.

Menghindari infeksi virus juga dapat membantu mengurangi risiko keratitis, dengan mencuci tangan sebelum menyentuh mata.

Referensi

  1. Anonim. 2022. Keratitis. Drugs.com. (Diakses pada 22 Agustus 2022)
  2. Anonim. Keratitis. Mayo Clinic. (Diakses pada 12 Juni 2019)
  3. Cherney, Kristeen . 2017. What Is Keratitis. Healthline. (Diakses pada 12 Juni 2019)
  4. Sissons, Claire. 2022. What is keratitis? Medical News Today. (Diakses pada 22 Agustus 2022)

About The Author

Perkembangan Bayi 2 Bulan: Apa yang Harus Diketahui?

Pantangan Makanan untuk Penderita Diabetes yang Harus Diperhatikan